Mohon tunggu...
Muhammad Haikal Putra Surya
Muhammad Haikal Putra Surya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga. Tertarik dengan dunia politik, sosial, dan ekonomi. Kerap mengikuti organisasi dan kepanitiaan, spesialisasi divisi acara. Sering juga menjadi Maste of Ceremony dan Moderator diberbagai acara formal maupun informal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tinjauan Aksiologis: Fenomena Penggunaan Chat GPT bagi Pelajar Amerika Serikat

4 Juni 2023   20:03 Diperbarui: 4 Juni 2023   20:20 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa pertanyaan yang muncul karena meragukan korelasi antara aksiologi dengan penggunaan Chat GPT. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang orientasi atau nilai kehidupan (Adib, 2010). Jelas, fenomena kecurangan pelajar di Amerika Serikat yang menggunakan Chat GPT dalam ujian atau lainnya tidak dapat dinilai sebagai orientasi yang baik dalam mendapatkan nilai. Aksiologi membahas sesuatu hal yang sangat fundamental dan mendasar dalam kehidupan manusia, dimana ini membahas tentang cara manusia seharusnya bertindak (Adib, 2010). Dari teori ini lah muncul yang namanya etika dan estetika dari suatu pemikiran dan tindakan.

Aksiologi memperhati suatu fenomena yang akan berdampak ke masyarakat. Teori ini dapat menilai berkualitas atau tidaknya fenomena ini terjadi. Penggunaan Chat GPT oleh siswa Amerika Serikat dapat masuk kedalam kriteria pemahaman aksiologi karena para siswa dianggap telah puas dalam penggunaan platform chatbot tersebut. Dengan bantuan AI, mereka tidak perlu bersusah payah berpikir secara kritis dan koheren.

Pandangan yang berbeda

Dalam kondisi seperti ini, akan terpecah menjadi dua sisi, dimana ada yang menganggap penggunaan Chat GPT memiliki nilai aksiologi yang positif atau negative. Sisi positif pastinya menjadi opini para pelajar, dimana mereka dapat dipermudah dalam membuat tugas bahkan dalam merangkai esai. Para pelajar pastinya menganggap bahwa pemanfaatan AI ini merupakan bagian dari bentuk pemuasan diri melalui konteks kemajuan teknologi. Mereka berorientasi pada mendapatkan nilai yang tinggi dan mampu membuat suatu tugas yang memiliki kualitas tinggi.

Kontra dari sisi tadi ialah sisi dimana menganggap bahwa penggunaan AI merupakan kecacatan dalam bertindak. Sisi ini menjadi opini utama yang dilayangkan oleh pihak terdampak, dalam hal ini adalah sekolah dan Departemen Pendidikan New York. 

Mereka sangat meragukan kecakapan teknologi ini. Bukan hanya itu, kekhawatiran mereka terhadap kualitas berpikir generasi muda akan tumpul. Substansi itu bebas nilai, tergantung pada pemakaiannya (Adib, 2010). Otoritas pendidikan setempat takut dengan maraknya penggunaan Chat GPT akan membawa dampak negatif dalam keberlangsungan pendidikan pelajar tersebut. Semakin dipermudahnya untuk mendapat jawaban, maka akan semakin malasnya remaja untuk melakukan literasi, konvensional maupun digital.

Kesimpulan 

Tujuan utama dan awal aksiologi adalah menentukan mana yang benar dan tepat dari fakta yang ada (Adib, 2010). Maka dari itu, kita harus melihat secara luas persoalan ini. Kita tidak dapat melihat fenomena ini dari satu perspektif saja, karena itu akan menimbulkan kecacatan dalam berpikir, dan juga tidak memenuhi prinsip aksiologi. Kita juga dapat melihat fenomena ini melalui kacamata aksiologi yang dibarengi dengan teori kebenaran korespondensi yang dimana suatu hal akan dianggap benar bila sesuai dengan objek dan fakta yang ada.

Filsafat mampu melihat fenomena ini dengan kacamata aksiologi secara general. Namun bila kita ingin lebih mendalami keadaan ini yang melibatkan kemajuan teknologi, akal berpikir, etika, dan juga cara berpikir, maka kita membutuhkan media dan teori lain yang dapat membantu kita. Salah satunya adalah dengan mengikutsertakan teori-teori kebenaran dalam filsafat ilmu. Sehingga keabsahan cara berpikir dapat tervalidasi oleh ilmu-ilmu yang sudah ada sebelumnya.

 Referensi

Adib, Mohammad, 2010. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistimologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun