dari lorong ke lorong lainnya
Â
gelap terang telah ku jelang
pahit getir sudah ke telan
asam manis tlah habis ku sesap
takdir ku, sang pejalan
Â
belajar menerima yang telah kau katakan
meski sejak awal tak pernah ku meragukan
bahwa nyata tak semua kau kata
lalu Ia membelai karena Ia sayangiku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!