Mohon tunggu...
Mas W
Mas W Mohon Tunggu... -

Aku seorang manusia yang lucu dan pengen berubah. Hehehe

Selanjutnya

Tutup

Politik

Unik! Strategi Politik Ala Jokowi: 'Parkir Bus'

19 November 2013   22:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:56 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena serangannya ngawur, para penyerang mantan Walikota Solo ini malahan menjadi bulan-bulanan publik.
Publik tak segan-segan mengungkit keburukan Nurhayati cs.
Seakan ungkitan keburukan Nurhayati cs dari publik ini menjadi serangan balik yang taktis dari Jokowi.
Dan Gooooollll.....!
Publik berhasil menjatuhkan Nurhayati cs.

Sebenarnya banyaknya serangan kepada Jokowi juga ada manfaatnya.
Seperti laga Portugal-Yunani, penonton tanpa disadari akan lebih memperhatikan ke area lapangan Yunani ketimbang area lapangan Portugal.
Hal itu disebabkan gencarnya serangan portugal sehingga pertandingan lebih banyak berlangsung di area lapangan Yunani. Area lapangan Portugal sendiri seakan dilupakan penonton.

Begitu juga akibat serangan gencar Nurhayati cs. Publik akan lebih perhatian pada kinerja Jokowi.
Sebaliknya publik malahan lupa pada apa-apa yang sudah dikerjakan Nurhayati cs.
Mana ada yang tahu hasil kerja Ruhut atau Ramadhan Pohan?
Media tak ada yang menulisnya.
Publik tak tertarik membahasnya.

Itulah analisa strategi politik Jokowi.
Meskipun menyangkutkan dengan strategi permainan sepak bola, namun penulis sendiri meyakini Jokowi tidak meniru strategi dari situ.
Penulis lebih meyakini, strategi bertahan total ala Jokowi itu dikarenakan Ia tak mau menyakiti orang lain.
Tak mau menyakiti karena tak terbiasa menyakiti.
Mungkin inilah buah didikan yang kuat dari orang tuanya.

Oh iya...
Dalam sepakbola, biasanya tim yang agresif menyerang adalah tim yang haus kemenangan.
Apakah itu pertanda bahwa politikus yang agresif menyerang berarti orang yang haus jabatan/kekuasaan?
Berarti Jokowi termasuk yang tidak haus jabatan/kekuasaan dong.
He..he..he..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun