Fear of Missing Out, juga dikenal sebagai FOMO, adalah kecenderungan untuk melewatkan peristiwa atau tren terkini yang terjadi di lingkungan terdekat kita. Gejala FOMO biasanya muncul ketika seseorang melihat orang lain di dekatnya terlibat dalam aktivitas populer atau menghadiri acara yang sangat dinantikan dan menjadi khawatir bahwa mereka mungkin kehilangan kesempatan atau manfaat darinya. Karena kita terus-menerus melihat aktivitas media sosial orang lain, FOMO menjadi semakin lazim di era media sosial modern.Â
FOMO dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan mental dan fisik, seperti menimbulkan kecemasan, kekhawatiran berlebih, dan konsumsi kompulsif. Penggunaan media sosial saat ini semakin meluas dan merubah cara kita berinteraksi dengan orang lain, memperoleh informasi, dan menghabiskan waktu luang. Oleh karena itu, penting untuk memahami FOMO dan cara mengatasinya agar kita dapat menggunakan media sosial secara sehat dan aman.
Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang FOMO dalam era media sosial dan dampak negatif yang ditimbulkannya. Selain itu, artikel ini juga akan memberikan cara-cara mengatasi FOMO agar dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya pada kesehatan mental dan perilaku. Dengan memahami FOMO dan cara mengatasinya, diharapkan kita dapat menggunakan media sosial dengan lebih bijak dan memiliki keseimbangan yang lebih baik dalam hidup kita.
Bagaimana media sosial memengaruhi FOMO
Media sosial memengaruhi FOMO dengan memperlihatkan aktivitas orang lain secara visual melalui konten yang mereka bagikan. Dalam media sosial, orang dapat membagikan foto, video, dan cerita tentang kegiatan mereka, yang dapat memicu perasaan FOMO pada orang lain yang melihatnya. Ketika melihat teman atau kenalan melakukan aktivitas yang seru dan populer, kita dapat merasa tertinggal atau khawatir bahwa kita akan kehilangan kesempatan yang sama.
Selain itu, media sosial juga menunjukkan banyak hal yang sedang terjadi di luar sana yang bisa membuat orang merasa tertinggal atau ketinggalan zaman jika tidak mengikuti tren atau berpartisipasi dalam acara yang sedang populer. Hal ini dapat memperkuat perasaan FOMO pada seseorang dan membuatnya merasa tertekan untuk terus mengikuti tren atau aktivitas yang sedang populer.
Media sosial juga memperlihatkan kepada kita bagaimana orang lain hidup dan apa yang mereka miliki, dan ini dapat memicu perasaan iri dan tidak puas dengan kehidupan kita sendiri. Jika seseorang merasa tidak puas dengan hidupnya sendiri dan melihat orang lain melakukan aktivitas yang dianggap lebih menyenangkan, hal ini dapat memicu perasaan FOMO dan menambah tekanan pada kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan membatasi waktu penggunaannya agar tidak memperkuat perasaan FOMO.
Dampak Negatif FOMO pada Kesehatan Mental dan Fisik
Perasaan FOMO dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Berikut adalah beberapa dampak negatif FOMO pada kesehatan:
- Kecemasan dan stres: Orang yang merasa FOMO cenderung merasa khawatir dan cemas tentang kehidupan mereka dan aktivitas orang lain. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan, dan bahkan dapat memicu gangguan kecemasan.
- Kegelisahan dan kekhawatiran yang berlebihan: Orang yang merasa FOMO cenderung merasa waspada dan khawatir terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitar mereka. Hal ini dapat menyebabkan kegelisahan dan kekhawatiran yang berlebihan, dan bahkan dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
- Perasaan rendah diri: Orang yang merasa FOMO cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain yang mereka lihat di media sosial, dan ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan kurang percaya diri.
- Depresi: FOMO dapat menyebabkan perasaan sedih, kehilangan minat, dan penurunan mood yang dapat memicu depresi jika dibiarkan terus berlanjut.
Selain dampak negatif pada kesehatan mental, FOMO juga dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik. Orang yang merasa FOMO cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar dan kurang melakukan aktivitas fisik yang sehat. Hal ini dapat menyebabkan obesitas, masalah postur, dan masalah kesehatan lainnya.
Merubah FoMo menjadi JoMo
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi FOMO dan mengubahnya menjadi JoMo (Joy of Missing Out):
- Prioritaskan kebutuhan dan nilai diri sendiri: Alihkan fokus dari kebutuhan orang lain kebutuhan dan nilai diri sendiri. Ketika kita memahami apa yang penting bagi kita, kita akan lebih mudah menentukan keputusan dan memprioritaskan aktivitas yang benar-benar penting bagi kita.
- Batasi waktu di media sosial: Kurangi waktu yang dihabiskan untuk mengakses media sosial dan coba batasi penggunaan pada waktu-waktu tertentu. Dengan demikian, kita dapat menghindari kecanduan media sosial dan meredakan perasaan FOMO.
- Hargai waktu sendiri: Jadikan waktu sendiri sebagai kesempatan untuk merenung dan mengisi ulang energi. Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan relaksasi seperti membaca buku, meditasi, atau mengambil jalan-jalan santai.
- Jangan membandingkan diri dengan orang lain: Jangan membandingkan diri dengan orang lain yang terlihat sukses atau bahagia di media sosial. Ingatlah bahwa apa yang kita lihat di media sosial mungkin tidak selalu mencerminkan realitas dan setiap orang memiliki kehidupan yang berbeda-beda.
- Tetap berhubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita: Ciptakan waktu untuk bertemu dengan orang-orang yang penting bagi kita secara langsung dan membuat ikatan emosional yang kuat. Hal ini dapat membantu meredakan perasaan FOMO dan meningkatkan kebahagiaan kita.
Mengatasi FOMO tidaklah mudah, tetapi dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat merubahnya menjadi JoMO dan menikmati hidup dengan lebih bahagia dan tenang ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H