Entah cuma saya yang merasakan atau teman-teman yang lain juga ikut merasakan, sepertinya kampanye negatif dan kampanye hitam di pilpres 2014 ini jauh lebih banyak dibandingkan pilpres 2009. Apalagi setelah membaca artikel dari Kompas.com.
Saya coba memikirkan sedikit alasan banyaknya kampanye negatif di pilpres 2014 ini dengan sedikit permodelan sederhana. Alasan ini bukan satu2nya penyebab banyaknya kampanye negatif/hitam, tapi setidaknya menurut saya hal ini cukup berpengaruh.
Misalnya ada 2 calon yang (hampir) sama kuatnya, A dan B. Kalau A melakukan kampanye negatif/hitam ke B, dukungan ke B akan menurun, jadi A akan jadi relatif lebih kuat dibandingkan B (lihat gambar 1). Dan kalau A melakukan kampanye positif terhadap dirinya sendiri, A akan jadi relatif lebih kuat juga dibandingkan B (gambar 2). Jadi kalau ada 2 calon yang hampir sama kuatnya, efek kampanye negatif/hitam ke lawan efeknya hampir sama dengan kampanye positif ke kubu sendiri.
[caption id="attachment_314079" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 1: Dampak kalau A melakukan kampanye negatif/hitam ke B"][/caption]
[caption id="attachment_314080" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 2: Dampak kalau A melakukan kampanye positif ke kubu sendiri"]
Sekarang kalau misalnya ada 3 calon yang hampir sama kuatnya, A, B, dan C. Kalau B melakukan kampanye positif terhadap dirinya sendiri, dukungannya akan bertambah dan relatif akan jadi lebih kuat dibandingkan kedua saingannya (lihat gambar 3).
[caption id="attachment_314085" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 3: Dampak jika B melakukan kampanye positif ke diri sendiri"]
Tapi kalau B melakukan kampanye negatif/hitam ke C, dukungan ke C akan menurun, tapi ini kurang efektif karena B hanya unggul terhadap salah satu calon saja (C) sedangkan terhadap A, kekuatannya masih relatif sama (lihat gambar 4).
[caption id="attachment_314082" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 4: Dampak kalau B melakukan kampanye negatif ke C. Hasilnya A dan B akan jadi relatif lebih kuat dibandingkan C."]
Nah, sekarang bagaimana kalau B fokus menyebar kampanye negatif/hitam ke C sedangkan A fokus menyebar kampanye positif ke diri sendiri? Tentunya yang akan menang si A (lihat gambar 5). Yang menyebarkan kampanye negatif/hitam malah akan kehabisan energinya tanpa mendapat dukungan yang signifikan.
[caption id="attachment_314083" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 5: Dampak jika B melakukan kampanye negatif/hitam ke C sedangkan A melakukan kampanye positif ke diri sendiri."]
Jadi kalau ada lebih dari 2 calon yang kekuatannya hampir sama, strategi yang paling efisien adalah menyebar kampanye positif terhadap diri sendiri. Tapi kalau cuma ada 2 calon yang kekuatannya hampir sama, strategi kampanye positif dan kampanye negatif/hitam dampaknya tidak beda signifikan. Karena itu, kampanye negatif/hitam di pilpres 2014 ini (yang cuma ada 2 calon) terasa jauh lebih banyak dibandingkan kampanye negatif/hitam di pilpres 2009 lalu (yang diikuti 3 calon).
Semoga bermanfaat.
--
N.B.(1): pemilihan warna tidak bermaksud dihubung-hubungkan dengan warna partai calon presiden tertentu.
N.B.(2): ini model yang sudah sangat super disimplifikasi (tidak memperhitungkan kompleksitas swing voters, heterogenitas pemilih, kombinasi strategi positif-negatif, dll), ini hanya untuk memberikan gambaran besar mengenai efek kampanye positif dan negatif secara simpel. (kalau memperhitungkan semuanya mungkin bisa jadi thesis sendiri kali ya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H