Mohon tunggu...
Muhammad Fikry Haikal
Muhammad Fikry Haikal Mohon Tunggu... Lainnya - Analis Perkara Peradilan - Mahkamah Agung RI

Membaca, menganalisa dan berbahagia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resensi Modul Agenda 1 Latsar CPNS 2024

26 Juni 2024   08:39 Diperbarui: 26 Juni 2024   08:39 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan benar dan salah

  • Modal Kesehatan Fisik atau Jasmani

Badan atau raga adalah wadah untuk mendukung manifestasi semua modal insani yang dibahas sebelumnya, Badan yang tidak sehat akan membuat semua modal di atas tidak muncul dengan maksimal. Oleh karena itu kesehatan adalah bagian dari modal manusia agar dia bisa bekerja dan berpikir secara produktif. Tolok ukur kesehatan adalah bebas dari penyakit, dan tolok ukur kekuatan fisik adalah; tenaga (power), daya tahan (endurance), kekuatan (muscle strength), kecepatan (speed), ketepatan (accuracy), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), dan keseimbangan (balance).

  • Isu-Isu Strategis Kontemporer

Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai perubahan lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran pengertian tentang nasionalisme yang berorientasi kepada pasar atau ekonomi global. Dengan menggunakana logika sederhana, "pada tahun 2020, diperkirakan jumlah penduduk dunia akan mencapai 10 milyar dan akan terus bertambah, sementara sumber daya alam dan tempat tinggal tetap, maka manusia di dunia akan semakin keras berebut untuk hidup, agar mereka dapat terus melanjutkan hidup". Pada perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi dengan pasar bebasnya sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan bangsa. Isu lainnya yang juga menyita ruang publik adalah terkait terorisme dan radikalisasi yang terjadi dalam sekelompok masyarakat, baik karena pengaruh ideologi laten tertentu, kesejahteraan, pendidikan yang buruk atau globalisasi secara umum. Bahaya narkoba merupakan salah satu isu lainnya yang mengancam kehidupan bangsa. Bentuk kejahatan lain adalah kejahatan siber (cyber crime) dan tindak pencucian uang (money laundring). Bentuk kejahatan saat ini melibatkan peran teknologi yang memberi peluang kepada pelaku kejahatan untuk beraksi di dunia maya tanpa teridentifikasi identitasnya dan penyebarannya bersifat masif.

Berdasarkan penjelasan di atas, perlu disadari bahwa kita semua dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap warga negara mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.

  • Permasalahan dalam Penerapan Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara

Penerapan nilai-nilai wawasan kebangsaan dan bela negara menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, terutama dalam konteks globalisasi dan perubahan sosial yang cepat. Beberapa permasalahan yang sering muncul meliputi:

  • Erosi Nilai-Nilai Kebangsaan: Banyak generasi muda yang mengalami erosi nilai-nilai kebangsaan akibat pengaruh budaya asing yang masuk melalui media sosial dan internet. Hal ini dapat mengurangi rasa cinta tanah air dan komitmen untuk membela negara.
  • Kurangnya Pendidikan Karakter: Kurikulum pendidikan formal sering kali kurang menekankan pada pendidikan karakter dan nilai-nilai kebangsaan. Akibatnya, banyak siswa yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya bela negara.
  • Ketidakadilan Sosial: Ketimpangan ekonomi dan sosial dapat menimbulkan rasa ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Hal ini dapat mengurangi rasa kebersamaan dan solidaritas nasional yang esensial dalam bela negara.
  • Tantangan dalam Penerapan Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara

Dalam penerapan nilai wawasan kebangsaan dan bela negara memiliki beberapa tantangan antara lain :

  • Globalisasi dan Teknologi: Era digital membawa tantangan baru, di mana informasi dapat dengan mudah diakses dan dipengaruhi oleh ideologi asing yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.
  • Radikalisasi dan Terorisme: Ancaman radikalisasi dan terorisme menjadi tantangan serius dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara. Ini memerlukan upaya khusus dalam pendidikan dan pengawasan.
  • Pluralitas Budaya: Indonesia adalah negara dengan beragam budaya, agama, dan etnis. Menjaga kesatuan dalam keragaman ini merupakan tantangan tersendiri, terutama jika terdapat konflik horizontal yang bisa memecah belah persatuan nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun