Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak-anak usia 6-12 di Desa Semampir, Kraksaan, Probolinggo. Sebagian besar anak yang berusia 6-12 di lingkungan tersebut telah bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) atau sudah ada di jenjang Sekolah Dasar (SD). Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah juga menjadi objek penting yang akan memberikan pengaruh terhadap sampel tersebut. Lingkungan tersebut juga diteliti agar memberikan data bahwa lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan sosial emosional anak.
PEMBAHASAN
 1. Identifikasi Lingkungan Sekitar Anak
 a. Lingkungan RumahÂ
  Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh anak, sehingga orang tua harus mampu menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif bagi anak. Pengalaman pertama kali didapat anak dari lingkungan keluarganya. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa anak-anak dari lingkungan rumah berkualitas rendah (dinilai menggunakan observasi sensitivitas ibu dan lingkungan rumah) dan lingkungan penitipan anak yang berkualitas rendah (dinilai menggunakan observasi pengaturan penitipan anak) memiliki tingkat tertinggi masalah perkembangan dan tingkat perilaku prososial terendah. Temuan ini menunjukkan bahwa anak-anak dapat memiliki berbagai pengalaman di seluruh konteks pembelajaran awal mereka di rumah. Tetapi keutamaan lingkungan rumah yaitu mendikte bagaimana pengalaman mempengaruhi pengembangan anak (Crosnoe dkk, 2010).Â
  Keluarga adalah lingkungan yang sangat dekat dengan anak, keluarga memiliki peranan dan fungsi yang besar dalam mendukung perkembangan anak secara optimal. Hurlock (1987, p. 202) menyatakan bahwa sikap orangtua yang positif akan memberikan dampak yang positif dan baik terhadap perilaku anak. Tetapi sebaliknya jika sikap orangtua yang kurang memberikan sikap acuh pada anak maka anak akan cenderung tidak  bertanggung jawab serta memiliki perilaku yang kurang baik. Seperti dalam penelitian Nokali, Bachman & Drzal (2010, p. 1) bahwa anak dari orangtua yang terlibat lebih tinggi dalam fungsi sosial akan lebih sedikit memiliki masalah perilaku. Kusuman, Sutadji & Tuwoso (2014, p. 2) menyatakan bahwa dukungan orangtua merupakan bentuk peran orangtua dalam meningkatkan pencapaian kompetensi peserta didik.Â
  Keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak sangat dibutuhkan untuk pemenuhan fasilitas kebutuhan lingkungan belajar anak dan keikutsertaan orangtua dalam program pembelajaran anak di sekolah. Keterlibatan orangtua telah muncul sebagai salah satu topik yang paling penting dan sering dibicarakan di kalangan pendidikan. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak di sekolah sangat membantu guru dalam memberikan stimulus yang tepat untuk perkembangan anak. Seperti yang dikemukakan oleh White & Coleman (2000, p. 200) menyatakan bahwa keterlibatan orangtua merupakan aktivitas yang dilakukan orangtua dan guru di sekolah supaya terwujudnya suasana sekolah yang lebih baik serta memperbaiki perilaku dan sikap orangtua dengan guru.Â
b. Lingkungan Sekolah
   Lingkungan memiliki peran sentral dalam perkembangan sosial emosional anak. Termasuk dengan lingkungan sekolah, guru harus mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini bukan hanya guru, melainkan seluruh staf yang ada di sekolah, baik bidang akademik, kebersihan, keamanan dan lain sebagainya. Sehingga anak mampu menangkap setiap informasi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, anak harus merasa aman dan nyaman berada di lingkungan sekolah, agar anak mampu menyerap dan mengimplementasikan nilai-nilai yang telah ia dapatkan di lingkungan sekolah.Â
  Relasi teman sebaya yang masih dalam pembahasan lingkungan sekolah turut mewarnai pembentukan karakter anak. Selain meniru orang dewasa, anak-anak cenderung meniru temn sebaya, mereka akan mengevaluasi prilakumhya apakah sama, lebih baik atau lebih buruk daripada teman-teman seusianya (Santrock, 2011). Sehingga, teman yang baik sangat dibutuhkan dalam perkembangan sosial anak usia dini (Hartup dalam Santrock, 2011). Relasi anak dengan teman sebaya juga dipengaruhi oleh relasi  orang tua dengan anak. Apakah orang tua memberikan waktu yang panjang bagi anak untuk bersama teman sebaya, bagaimana perlakuan orang tua terhadap anak dalam hal berpendapat dan lain sebagainya.Â
  Melihat definisi keterlibatan orangtua yaitu aktivitas yang dilakukan oleh orangtua dengan guru di sekolah dalam pendidikan anak memberikan manfaat bagi anak, orangtua, guru dan lembaga pendidikan. Steven (Epstein:40) menunjukkan bahwa anak yang berhasil memiliki dukungan akademik yang kuat dan keterlibatan dari anggota keluarga. Keterlibatan orangtua di sekolah akan menjadi kepuasan tersendiri untuk orangtua khususnya karena mereka menjadi percaya diri dalam mengasuh anak-anak mereka di rumah dan menambah wawasan serta pengalaman dalam pengasuhan, sehingga mereka bisa menjalankan tugasnya sebagai orangtua.Â