Mohon tunggu...
M.Fajar Alfarizi
M.Fajar Alfarizi Mohon Tunggu... Freelancer - M.Fajar Alfarizi

Proud Muslim

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Honest Review, Buku "Spy Si"

6 November 2020   11:33 Diperbarui: 6 November 2020   11:39 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Buku SPY SI (Dokpri)

First impression?

Sebelumnya saya sangat berterima kasih karena langsung mendapat buku ini dari beliau selaku penulis. Hal ini menambah kesan yang luar biasa terhadap buku yang akan saya baca dan terhadap rendah hatinya sosok Bapak AM Hendropriyono. Kesan pertama saya ketika melihat buku ini adalah nuansa militer yang sangat kental dipancarkan oleh cover yang menghiasinya. Judul buku yang dipilih pun menarik perhatian dengan cara penulisan singkatan yang eye catching (SPY SI) sehingga membuat pembaca penasaran. Buku ini memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik minat para pembaca.

Sinopsis buku ini?

Mengawali kecintaannya pada dunia militer sejak beliau masih muda, Abdullah Mahmud Hendropriyono beserta saudara-saudaranya di tahun 1954-1956, sering mengikuti ayah mereka (Raden Mas Wachyani Mangkuprabuwo) yang merupakan pegawai negara sipil di Departemen Keuangan. Kemudian pada Departemen Pertanian dan Agraria, mereka biasa menonton pertunjukan wayang kulit yang diadakan Bung Karno di istana Negara dengan iringan sinden yang membawa ke arah filsafat dalam unsur Jawa yang sangat kental. Bung Karno sering mengadakan pertunjukan wayang tersebut dikarenakan beliau sangat menyukai segala unsur yang ada di dalam pertunjukan wayang. Dari pertunjukkan inilah beliau mengenal Bung Karno dan menjadikan Bung Karno sebagai inspirasi hidupnya.

Berbagai peristiwa dialami oleh Bung Karno pada masa itu. Meskipun sudah memiliki cara kepemimpinan yang baik dengan kebijakan-kebijakan yang dibuatnya, Bung Karno tetap memiliki lawan politik yang bertentangan dengan kekuasaannya pada masa itu. AM Hendropriyono yang pada saat itu dekat dengan Bung Karno bahkan mengenal anak Bung Karno seperti Guntur Soekarnoputera (akrab dipanggil Mas tok) dan Megawati Soekarnoputeri (akrab dipanggil Adis), tentu saja merasa simpatik terhadap apa yang dialami seorang Bung Karno. Dari sini pula rasa kagum beliau terhadap Bung Karno semakin bertambah.

Selain mengidolakan Bung Karno, AM Hendropriyono juga mengidolakan Bung Hatta. Beliau juga mengenal dan melihat secara langsung Bung Hatta, Wakil Presiden pertama Republik Indonesia. Meskipun kehidupan yang bersahaja Bung Hatta tetap memancarkan auranya sebagai Tokoh Nasional Indonesia. Sama seperti Bung karno, Bung Hatta juga banyak mendapatkan perbuatan yang tidak menyenangkan dari musuh-musuh politik. Tindakan ini tidak hanya ditujukan kepada Bung Hatta saja, tetapi juga untuk keluarga dan kerabatnya.

Dari Hal-hal tersebut timbul rasa nasionalisme dan bela negara yang tinggi dalam diri AM Hendropriyono, sehingga memutuskan untuk terjun ke dunia militer dengan mengikuti Taruna Akmil pada tahun 1964 dan menjadi seorang Prajurit ABRI (TNI). AM Hendropriyono juga berperan besar di bidang keprajuritan dan terlibat dalam perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selama berkarier di dunia militer, AM Hendropriyono terlibat sejumlah operasi yang membesarkan namanya. Bagaimana seorang prajurit mengatur strategi dan taktik agar mereka dapat mengalahkan lawan. Hal-hal itulah yang kemudian membuat karier militer seorang AM Hendropriyono terus menanjak hingga akhirnya beliau menjadi seorang Jenderal. Tantangan dan rintangan yang dihadapi beliau, semuanya dikupas di dalam buku ini.

Buku ini juga menceritakan tentang berbagai macam sejarah perkembangan dunia politik dan militer. Bagaimana cara memiliki rasa nasionalisme yang baik, membuat strategi dan geopolitik, membahas anti rasialis, anti PKI dan khususnya  perkembangan intelijen di Indonesia dari perspektif seorang AM Hendropriyono. Tentu saja ini menjadi poin utama dalam buku ini karena tingkat keakuratan informasinya tinggi dan dapat dipercaya  karena bersumber dari tokoh yang terjun langsung pada masa itu.

Di dalam buku ini juga diceritakan tentang bagaimana penahanan terhadap grup Koes Bersaudara (grup band yang terkenal pada masanya,dikenal saat ini dengan nama Koes Plus), karena dituduh telah menyanyikan lagu-lagu rock and roll yang berasal dari Amerika Serikat. Dasar dari penahanan pun tidak jelas dan atas perintah dari siapa pun tidak diketahui, dan banyak lagi hal sejarah yang berharga dan belum pernah terungkap selama ini tersaji secara lengkap didalam buku ini.

Desain buku ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun