"Waktu itu, banyak lahan hutan mangrove yang dibuka untuk kepentingan pembukaan tambak udang baru yang pada akhirnya fungsi hutan mangrove sebagai kelambu alami bagi berbagai spesies nyamuk termasuk Anopheles menjadi hilang dan kemudian bermigrasi ke permukiman hingga terjadi ledakan kasus penyakit malaria," terang Toni.
Sejak itu pula, Toni Yunizar merasa perlu untuk merehabilitasi kawasan hutan bakau ini untuk mengembalikan fungsi hutan sesungguhnya untuk kelangsungan masyarakat dan lingkungan.
"Ini kampung saya, tempat saya lahir dan besar. Saya tidak ingin saudara-saudara saya terus menderita hanya karena untuk kepentingan keuntungan bagi segelintir orang. Harus ada yang memulainya, jika pun harus saya yang memulainya itu semua karena memang sudah takdir," tegas Toni.
Sejak itu, ia mulai mengidentifikasi tingkat kerusakan hutan mangrove termasuk mencari referensi tentang proses rehabilitasi kembali hutan mangrove dan dampak maupun manfaat ikutan yang mungkin diperoleh dari peremajaan kembali kawasan hutan mangrove itu.
Toni memandang penting, dampak dan manfaat dari keberadaan hutan mangrove selain untuk mengembalikan ekosistem dan fungsi habitasi berbagai spesies nyamuk, harus ada manfaat lain dari keberadaan hutan mangrove ini, terlebih sebagian besar warga di Padangcermin berprofesi sebagai nelayan dengan tingkat perekonomian yang terbilang dibawah standar.
Sehingga proses peremajaan hutan mangrove akan lebih berhasil dan berkelanjutan jika memiliki manfaat bagi masyarakat dari sisi ekonomis. Â Â
"Waktu itu tujuan utamanya memang untuk mengembalikan ekosistem melalui rehabilitasi, sambil melihat peluang secara ekonomi dari keberadaan hutan mangrove ini untuk masyarakat, agar warga juga bisa diberdayakan untuk menjaga dan merawat hutan mangrove ini secara berkelanjutan".
Memulai dari Awal
Hampir setiap hari sejak tahun 2011, Toni Yunizar berkutat di kawasan hutan bakau yang sudah porak-poranda akibat penggundulan, ia telaten menanam berbagai jenis tanaman bakau sambil terus memantau perkembangannya.
Karakter tanaman bakau yang mudah dibudidayakan di kawasan pesisir pantai membuat kawasan hutan bakau mulai mengalami perubahan. Terkadang, Toni bahkan harus rela mencurahkan waktunya seharian untuk menanam berbagai spesies tanaman bakau khususnya jenis Tengar (Ceriops Zippeliana) yang menjadi dasar penamaan kawasan hutan mangrove ini.