1. Congruence (Keselarasan Diri):
  Keselarasan diri atau congruence mengacu pada kejujuran dan keaslian konselor dalam menunjukkan perasaan dan pikiran mereka. Konselor yang congruent akan tampil otentik dan tidak berpura-pura, sehingga klien merasa lebih mudah untuk membuka diri.
2. Unconditional Positive Regard (Penerimaan Positif Tanpa Syarat):
  Penerimaan positif tanpa syarat berarti konselor menerima dan menghargai klien tanpa syarat apapun. Konselor menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap klien, terlepas dari apa yang klien katakan atau lakukan. Ini membantu klien merasa diterima dan dihargai sebagai individu.
3. Empati:
  Empati adalah kemampuan konselor untuk memahami dan merasakan apa yang dialami klien dari sudut pandang klien. Konselor yang empatik akan mampu memberikan dukungan yang lebih efektif karena mereka benar-benar memahami perasaan dan kebutuhan klien.
Syarat-Syarat Komunikasi Terapeutik
1. Aktif Mendengarkan:
  Aktif mendengarkan adalah keterampilan penting dalam komunikasi terapeutik. Konselor harus mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak hanya pada kata-kata yang diucapkan klien, tetapi juga pada makna yang tersirat. Respons yang diberikan harus relevan dan mendukung klien dalam mengeksplorasi masalah mereka lebih lanjut.
2. Keterbukaan dan Kejujuran:
  Konselor harus bersikap terbuka dan jujur untuk menciptakan lingkungan yang transparan. Keterbukaan dan kejujuran ini memungkinkan adanya dialog yang jujur dan autentik antara konselor dan klien, sehingga memperkuat hubungan terapeutik.