Mohon tunggu...
mey wahyu nur hidayah
mey wahyu nur hidayah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunikasi Terapeutik: Fondasi untuk Hubungan Konseling yang Sukses

31 Juli 2024   08:43 Diperbarui: 31 Juli 2024   08:44 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Congruence (Keselarasan Diri):

   Keselarasan diri atau congruence mengacu pada kejujuran dan keaslian konselor dalam menunjukkan perasaan dan pikiran mereka. Konselor yang congruent akan tampil otentik dan tidak berpura-pura, sehingga klien merasa lebih mudah untuk membuka diri.

2. Unconditional Positive Regard (Penerimaan Positif Tanpa Syarat):

   Penerimaan positif tanpa syarat berarti konselor menerima dan menghargai klien tanpa syarat apapun. Konselor menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap klien, terlepas dari apa yang klien katakan atau lakukan. Ini membantu klien merasa diterima dan dihargai sebagai individu.

3. Empati:

   Empati adalah kemampuan konselor untuk memahami dan merasakan apa yang dialami klien dari sudut pandang klien. Konselor yang empatik akan mampu memberikan dukungan yang lebih efektif karena mereka benar-benar memahami perasaan dan kebutuhan klien.

Syarat-Syarat Komunikasi Terapeutik

1. Aktif Mendengarkan:

   Aktif mendengarkan adalah keterampilan penting dalam komunikasi terapeutik. Konselor harus mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak hanya pada kata-kata yang diucapkan klien, tetapi juga pada makna yang tersirat. Respons yang diberikan harus relevan dan mendukung klien dalam mengeksplorasi masalah mereka lebih lanjut.

2. Keterbukaan dan Kejujuran:

   Konselor harus bersikap terbuka dan jujur untuk menciptakan lingkungan yang transparan. Keterbukaan dan kejujuran ini memungkinkan adanya dialog yang jujur dan autentik antara konselor dan klien, sehingga memperkuat hubungan terapeutik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun