Hubungan validitas dan reliabilitas bisa dijabarkan sebagai berikut ini:
“Pengukuran yang andal, tak selalu valid”
Artinya, hasil yang didapat dari pengukuran mungkin bisa direproduksi kembali, tetapi hasilnya belum tentu benar.
“Pengukuran yang valid biasanya bisa diandalkan”
Artinya, jika ada uji yang punya hasil akurat, uji tersebut harus bisa direproduksi ulang. Dalam kata lain, saat suatu ukuran memiliki reliabilitas tes ulang yang baik dan konsisten, peneliti harus bisa lebih yakin bahwa nilai tersebut mewakili apa yang seharusnya. Akan tetapi, lebih dari itu, suatu ukuran bisa sangat andal, tetapi sama sekali tak memiliki validitas.
Contoh validitas dan reliabilitas dalam hal ini adalah misal ada orang yang mengukur kepintaran orang lain dengan panjang pendeknya jari telunjuk, lalu ia mengukur jarinya dibandingkan dengan orang lain.
Alat ukur ini memang punya reliabilitas sangat baik, tetapi tak menunjukkan validitas apapun. Hal ini karena panjang telunjuk seseorang tak berkaitan dengan kepintaran orang tersebut.
Lalu, apa saja perbedaan validitas dan reliabilitas?
PERBEDAAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Validitas mengukur sejauh mana hasil bisa mengukur dengan benar apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas mengukur sejauh mana hasil yang sama bisa diulangi jika menggunakan kondisi yang sama.
Validitas juga digunakan untuk memeriksa hasil, seberapa baik dan sesuai dengan teori yang ada dan juga ukuran lain dari konsep serupa. Sedangkan reliabilitas dipakai untuk memeriksa konsistensi hasil sepanjang waktu penelitian, di berbagai tempat dan peneliti, dan di seluruh bagian dari uji itu sendiri.