"Bagus,"
Aku masih memandanginya. Tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Dengan ragu, aku melihat gantungan kunci itu dan beralih padanya, "Kamu mau?"
Matanya membulat, berbinar. "Iya!"
Dan aku memberikannya, begitu saja. Anak kecil itu terlihat sangat senang. Dia menerimanya dengan dua tangan kecilnya. Berseru terimakasih dengan nada berantakan lalu berlari menuju orangtuanya. Nyaman, kamu disitu?
Ibunya menjumpaiku. Ibunya memiliki mata yang sama dengan anak itu, dengan raut tidak enak, dia menggenggam gantungan kunci tadi, "Maafkan anak saya ya, Mas. Ini saya kembalikan. Saya jadi tidak enak.."
Anak itu merengek. Tidak mau mainan barunya diambil begitu saja.
Aku menggeleng cepat. "Tidak apa-apa. Ambil saja."
Ibu itu terus memaksa, tapi akhirnya dia kembali ke tempat duduknya sambil berkali-kali meminta maaf dan berterimakasih. Anak itu tersenyum senang dan memainkan gantungan kunci itu seakan pedang nyata. Menggoda ayahnya, dan mencoba bermain perang dengan pedang kecilnya.
Aku terdiam.
Nyaman....
Kamu disana.