Istilah kekerabatan timbul karena adanya keperluan untuk menyatakan kedudukan diri seseorang secara komunikatif dalam suatu keluarga. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, dan nenek.
Dalam adat istiadat, sistem kekerabatan ini digunakan untuk mewariskan kebudayaan keluarga. Misalnya, bahasa daerah yang digunakan oleh orang tua dalam keluarga akan diwariskan kepada anak.
Dengan demikian, sistem kekerabatan dalam struktur sosial masyarakat ini perlu dilestarikan untuk meneruskan adat istiadat ke berbagai generasi.
Matrilineal berasal dari dua kata di dalam bahasa Latin. Kata mater memiliki arti ibu, sedangkan linear berarti garis. Lebih lanjut, sistem kekerabatan matrilineal adalah sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari pihak ibu. Berbeda dengan Parental yang mengambil garis keturunan dari ayah dan ibu serta Patrilineal yang mengambil garis keturunan ayah saja.
Dalam sistem kekerabatan matrilineal, hanya akan terhubung dengan ibu, demikian juga kerabat pihak ibu. Hal ini karena garis ibu dipandang lebih penting. Keputusan penting akan banyak diambil oleh ibu. Begitu pula dengan urusan warisan, garis keturunan ibu akan mendapatkan jatah warisan lebih banyak dari pada garis keturunan ayah.
Dengan demikian, sistem kekerabatan dalam struktur sosial masyarakat ini perlu dilestarikan untuk meneruskan adat istiadat ke berbagai generasi.
Suku Minangkabau
Suku Minang adalah contoh paling populer sebagai representasi sistem kekerabatan Matrilineal. Dalam adat istiadat yang mereka jalani, sosok ayah adalah tamu di dalam keluarga. Sebaliknya, peran ibu menjadi sangat dominan karena dia juga harus memimpin keluarga dan mendidik anak-anaknya.
Garis keturunan ibu akan terjalin berdasarkan keturunan anak perempuan. Anak juga akan menghubungkan diri dengan kerabat ibu berdasarkan garis keturunan perempuan secara satu pihak (unilateral).
Dalam masyarakat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal, keturunan garis ibu dipandang sangat penting. Dengan begitu, akan terjalin hubungan antarkeluarga di lingkungan masyarakat yang berdasarkan garis keturunan ibu.
Sistem kekerabatan matrilineal juga akan berdampak pada pembagian warisan. Seorang anak perempuan dalam garis keturunan ibu akan mendapatkan warisan lebih banyak dibandingkan anak laki-laki dari garis keturunan ayah.