Mohon tunggu...
Mey Luvita
Mey Luvita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta

stay healthy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Interaksi Simbolik antara Atasan dan Bawahan pada Perusahaan

5 Juli 2021   18:43 Diperbarui: 5 Juli 2021   18:53 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

LATAR BELAKANG

Terciptanya hubungan yang harmonis pada suatu organisasi adalah menjadi salah satu faktor untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi tersebut, adanya hubungan yang harmonis juga diawali dengan adanya komunikasi yang baik dan interaksi antara anggota organisasi. Raymond Ross mengemukakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang sama dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.

Dalam Buku Teori Komunikasi karya Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, George Herbert Mead dianggap sebagai penggagas dari interaksionisme simbolis.

Dengan dasar-dasar nya yaitu di bidang sosiologi, Interaksi Simbolik mengajarkan bahwa manusia berinteraksi satu sama lain sepanjang waktu, mereka berbagi pengertian untuk istilah-istilah dan tindakan-tindakan tertentu dan memahami kejadian-kejadian dalam cara-cara tertentu pula.

Menariknya, hubungan dan perilaku antara atasan dan bawahan juga sangat mempengaruhi budaya organisasi dari suatu perusahaan. Pada artikel kali ini akan membahas mengenai interaksi simbolik dalam membangun komunikasi antara atasan dan bawahan pada suatu perusahaan IT di Jakarta.
Mengapa perusahaan IT? IT terkesan rumit dan harus memiliki kemampuan serta pengetahuan khusus untuk berada di dalamnya
dan yang akan dibahas yaitu bagaimana interaksi simbolik antara atasan dan bawahan di salah satu perusahaan IT di Jakarta

TEORI PEMIKIRAN

Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan komunikasi formal, informal, komunikasi interpersonal maupun komunikasi kelompok. Pembahasan dititik beratkan kepada struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Ada tiga fungsi umum dalam komunikasi organisasi yaitu:

  1. Produksi dan pengaturan
  2. Pembaharuan (innovation) dan
  3. Sosialisasi dan pemeliharaan (socialization and maintenance). Dari fungsi tersebut pada dasarnya komunikasi memiliki eksistensi yang kuat terhadap dinamika organisasi. Dengan kata lain, komunikasi merupakan faktor yang berperan dalam perkembangan atau kemunduran organisasi. (Romli, 2011)

Interaksi Simbolik

Pada buku "Mind, Self and Society" karya George Harbert Mead  memfokuskan pada 3 konsep pemikiran yang dijadikan konsep  dalam memahami Interaksi Simbolik. Tiga konsep pemikiran tersebut adalah :

1. Makna Mind: Pikiran merupakan sebuah cermin yang merefleksikan dunia luar yang ada dari kesadaran secara independen. (Saksono dkk. 2015:30). Mind lebih menekankan pada perilaku atau tahap seseorang dalam memunculkan pemikiran mereka. Mind muncul ketika individu tersebut berinteraksi dengan dirinya sendiri dan orang lain menggunakan Gesture, Simbol, Makna dan Tindakan.

2. Makna Self : George Herbert Mead mengutamakan proses munculnya kesadaran diri atau jati diri melalui pengalaman dan aktivitas sosial yang dilakukan. Dalam menemukan Self, ada dua tahap yaitu tahap menemukan jati diri dan tahap diri.

3. Makna Society : Jika Tokoh ingin mengembangkan diri sampai pada tahap sempurna, maka ia harus mampu mengambil sikap (imitasi) bukan hanya dari individu lain namun juga dari proses sosial manusia yang muncul dalam rangkaian aktivitas sosial sebagai anggota dalam masyarakat. Konsep Mind memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Gestur merupakan gerak pada organisme pertama yang melakukan tindakan sebagai stimulus 2. Simbol adalah bagian dari tindakan individu yang mengungkapkan apa yang dia lakukan terhadap orang lain yang menjadi petunjuk respon

3. Makna adalah berkembangnya sesuatu yang ada secara objektif sebagai sebuah hubungan antara beberapa tahap tertentu dengan tindakan sosial.

4. Tindakan.

Mead menjelaskan bahwa ada empat tahap yang saling berkaitan.

  •  Impulse
  • Perception
  • Manipulation
  • Consummation Konsep Self,

Ada beberapa tahapan yang mempengaruhi tokoh dalam menemukan jati dirinya yaitu:

1. Tahapan Persiapan yaitu imitasi.

2. Tahapan Bermain (tahap sandiwara) yaitu bermain peran.

3. Tahapan Permainan yaitu tahap untuk perkembangan diri.

Tahap diri memiliki konsep I dan Me, posisi seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain melalui citra diri, Harga diri dan ego. Konsep Society terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Masyarakat atau Institusi Masyarakat

2. Munculnya sifat Simpati

3. Konflik

4. I dan Me (Society)

5. Pengalaman

Budaya Organisasi

Budaya organisasi menurut Tracy dalam Littlejohn dan Fos (2009) dapat didefinisikan yaitu sebagai seperangkat asumsi, nilai, keyakinan, bahasa, simbol-simbol, dan sistem makna di dalam sebuah organisasi. 

Pendekatan ini memandang organisasi sebagai seperangkat simbol yang terstruktur, yang dipelihara dan diciptakan kembali oleh faktor-faktor psikologis individu dan faktor-faktor interaksional yang beragam, yang membentuk nilai-nilai, keyakinan, dan asumsi yang dibagi maupun yang tidak dibagi di dalam organisasi. 

Sebagai sebuah pendekatan teoretis dalam komunikasi, budaya organisasi memusatkan perhatiannya pada model transmisi komunikasi untuk mengkaji bagaimana hubungan, budaya, dan organisasi dibentuk melalui komunikasi. 

Atas dasar inilah, komunikasi tidak hanya dipandang sebagai variabel lain dalam sebuah organisasi melainkan merupakan sebuah fenomena yang sangat penting yang terjadi di dalam organisasi. Dimulai dari sini, para peneliti selanjutnya mulai memandang bagaimana makna yang dibentuk melalui proses interaksi sosial dan kegiatan lainnya. 

Kesimpulan

Pada penelitian kali ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif berlandaskan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti. Pada penelitian kali ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 

Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,  peneliti sebagai instrumen kunci, dan teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi , analisis datanya bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pemahaman makna, dan mengontruksi fenomena dari pada generalisasi (Sugiyono, 2018) . Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dimana diambil dari fenomena yang sebenarnya yang sedang terjadi dan kemudian diteliti.

Menariknya suatu pikiran, aktivitas sosial, dan  sikap sangat mempengaruhi interaksi simbolik pada suatu lingkungan atau organisasi antara atasan dan bawahan oleh karenanya diharapkan masing-masing individu nya dapat berperilaku positif agar tercipta hubungan yang positif juga dari suatu budaya organisasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun