Mohon tunggu...
Meylita Rizki Puteri
Meylita Rizki Puteri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Always Learning

Writer and Blogger

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gawat! Indonesia Masih Jauh Dalam Mengelola Sampah Makanan

24 Oktober 2021   21:46 Diperbarui: 24 Oktober 2021   22:19 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tahun masyarakat di dunia kehilangan makanan (food loss) dan membuang makanan (food waste) sebanyak 1.3 miliar limbah makanan (FAO, 2020). Limbah makanan mengakibatkan kerugian ekonomi secara dunia sebesar USD $1 triliun dan ada 690 juta orang kelaparan, 149.2 juta anak mengalami stunting dan 49.5 juta anak mengalami wasting (Barilla Center for Food and Nutrition, 2021).

Menurut FAO (2020), limbah makanan terbanyak berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran sebesar 45% dan diikuti oleh ikan dan seafood, dan sereal dengan masing-masing sebesar 35% dan 30% total food loss dan food waste. 

Sumber: FAO (2021)

Buah dan sayuran menduduki peringkat teratas dikarenakan food loss dalam pengantaran bahan makanan selama perjalanan saat pendistribusian ke retail atau supermarket. Sehingga, ketika buah dan sayuran sampai di supermarket sudah dalam keadaan yang tidak layak untuk dijual kepada pembeli (customer). 

Selain itu, buah dan sayuran menjadi makanan yang dibuang oleh konsumen karena memiliki umur simpan yang pendek. Sehingga, konsumen tidak bisa menyimpan buah dan sayuran dalam jangka waktu panjang. 

Permasalahan limbah makanan sudah menjadi masalah dunia dan organisasi dunia seperti G20 telah menetapkan anggotanya; 15 dari 19 negara untuk mengelola sampah makanan pada tahun 2030 dan sudah memiliki strategi nasional untuk mengurangi food loss dan waste (Barilla Center for Food and Nutrition, 2021). Hal ini bertujuan untuk mencapai pembangunan yang rendah karbon pada tahun 2050. 

Berdasarkan hasil FSI pada organisasi dunia G20, Indonesia dan Mexico merupakan negara terburuk dalam penanganan food loss dan waste pada kuarter ketiga. Walaupun Indonesia sudah menerapkan kebijakan dalam mengelola food loss dan waste, tetapi kebijakan tersebut belum dilaksanakan dengan efisien. Oleh karena itu, Indonesia berada di urutan tiga teratas dalam membuang sampah makanan terbanyak di dunia, sekaligus urutan kedua setelah Arab Saudi (Economist Intelligence Unit, 2021). 

screen-shot-2021-10-25-at-1-32-25-am-61756f20dfa97e64c86ad024.png
screen-shot-2021-10-25-at-1-32-25-am-61756f20dfa97e64c86ad024.png

Sumber: EIU (2021) & SIPSN (2011)

Setiap tahunnya, masyarakat Indonesia membuang sampah makanan sebanyak 300 kilogram per orang. Namun hitungan tersebut hanya untuk satu orang saja dalam satu rumah dan menurut FAO (2016), bila hitungan sampah makanan dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini, maka sampah makanan di Indonesia menghasilkan 13 juta ton setiap tahun. 

Hitungan tersebut sama dengan 500 kali berat Monumen Nasional di Jakarta dan diperkirakan mampu menghidupi 28 juga orang Indonesia (LCDI, 2011). Menurut Indonesia Green Growth Program (2021), membuang sampah makanan mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 213-551 triliun per tahun atau sekitar 4-5% dari PDB Indonesia per tahun.

Menurut SIPSN (2011), komposisi limbah sampah terbesar di Indonesia berasal dari rumah tangga dengan persentase 38.3% dan diikuti oleh pasar tradisional dengan persentase 17.2%. Pasar tradisional menduduki posisi kedua teratas dikarenakan tidak adanya tempat penyimpanan makanan yang layak saat menjual makanan (mentah ataupun matang), lingkungan pasar yang kurang rapih dan bersih, kurangnya edukasi kepada penjual mengenai kebersihan dan sanitasi, teknin panen yang masih tradisional dan kualitas penyimpanan hasil panen sangat buruk.

Sementara, jenis sampah terbanyak di Indonesia berasal dari sisa makanan yang berasal dari makanan mentah dan/atau makanan matang yang sudah dimasak dengan presentase 40.3%. Plastik dan kertas/karton merupakan jenis sampah yang banyak ditemui di lingkungan rumah tangga maupun perkantoran dengan masing-masing presentase 17.1% dan 11.9%.

   Sumber: Dokumen Pribadi
   Sumber: Dokumen Pribadi

Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan oleh setiap individu, pemerintah dan toko retail agar Indonesia lebih hijau dan tidak banyak sampah.

Pencegahan Food Waste Di Rumah

1. Merencanakan menu makanan yang akan dimakan. Sehingga Anda hanya membeli makanan yang Anda butuhkan.

2. Mengecek isi lemari es sebelum Anda pergi berbelanja. Hal ini akan membantu Anda dalam membeli makanan yang sudah Anda punya di rumah.

3. Pilih makanan yang memiliki umur simpannya panjang. Apabila anda tidak langsung mengkonsumsinya, makanan tersebut bisa di simpan di lemari es atau lemari penyimpanan makanan.

4. Menyimpan makanan mentah di dalam freezer agar tahan lebih lama.

5. Meminimalisir penggunaan kemasan yang tidak dapat didaur ulang karena dapat membutuhkan waktu hingga 10.000 tahun agar plastik dapat terurai dan setiap potongan plastik yang pernah dibuat masih ada sampai sekarang.

6. Mengetahui perbedaan antara "used by" dan "best before".

Pencegahan Food Loss Selama Dalam Pengantaran Makanan Mentah

1. Supermarket masih bisa menjual makanan yang kondisinya kurang bagus dengan harga murah.

2. Menjual makanan dengan bentuk bundling dengan produk lainnya.

3. Pemerintah lebih membenahi infrastruktur agar perjalanan logistik tidak memakan waktu lama.

References:

Barilla Center for Food and Nutrition (2021), retrieved on 23 October, https://foodsustainability.eiu.com/g20/fixing-food-2021-paper/food-loss-and-waste/ 

Barilla Center for Food and Nutrition (2021), retrieved on 23 October 2021, https://foodsustainability.eiu.com/g20/fixing-food-2021-infographic/

Databoks (2021), "Indonesia Hasilkan Limbah Makanan Kedua Terbanyak Di Dunia", retrieved on 21 Oktober 2021, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/10/23/indonesia-hasilkan-limbah-makanan-kedua-terbanyak-di-dunia

Food and Agriculture Organisation of the United Nations (2011), retrieved on 21 October 2021, https://www.fao.org/3/mb060e/mb060e00.pdf

Indonesia Green Growth Program (2021), "Sustainable Food Waste Management Contributes To Low Carbon Development in Indonesia", retrieved on 22 October 2021, http://greengrowth.bappenas.go.id/en/sustainable-food-waste-management-contributes-to-low-carbon-development-in-indonesia/

Low Carbon Development Indonesia (2011), "Supporting of Implementation of Circular Economy and Low Carbon Development", retrieved on 22 October 2021, https://lcdi-indonesia.id/wp-content/uploads/2021/07/Executive-Summary-FLW-ENG.pdf

Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (2011), retrieved on 23 Oktober 2021, https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun