Mohon tunggu...
Adik Manis
Adik Manis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

*A simple girl* *Penikmat & pelajar fenomena kehidupan*

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbicara yang Tepat di Waktu yang Tepat

24 April 2014   14:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:16 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara untuk memberikan solusi kepada teman, keluarga dll

Berbicaralah jika memang diminta. Pastikan apakah dia cuma curhat atau juga ingin mendengarkan pendapat kita. Ketika kita tidak tahu benar bahwa apakah dia juga membutuhkan pendapat, tak ada salahnya jika bertanya : "Lalu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" ketika dirasa ia sudah cukup mengeluarkan semua uneg-unegnya. Pertanyaan itu akan memancing dia meminta pendapat. Jika tidak, artinya dia memang hanya ingin curhat. Dan jika terpaksa untuk berbicara untuk menanggapi itu, katakan saja "sabar ya, pasti ada solusinya", atau perkataan yang merupakan penyemangat untuknya.

Berbicara dengan orang pendiam

Jika orangnya kurang atau tidak dikenal, usahakan lebih banyak bertanya hal-hal yang tidak bersifat pribadi, yang ada hubungannya saat itu, seperti ketika sama-sama sedang menunggu bus, antrian di RS atau di bank, tak ada salahnya menanyakan: "Mau kemana?", "kalau ke sana butuh berapa jam perjalanan?", "bagaimana tempatnya?" dll yang bisa memancingnya untuk bercerita. Begitupun dengan hal-hal menyangkut RS dan bank, asal tidak menanyakan "berapa tabungannya?" kalau tidak mau orang itu jadi ilfil dengan kita. Ahahhaah :D Atau tanyakan mengenai sesuatu yang kita memang masih membutuhkan informasi lebih, seperti prosedur tabungan jenis tertentu, program BPJS, cara mengatasi penyakit tertentu menurut pengalamannya dll. Ya, berlaku juga mengenai saling berbagi pengalaman & informasi.

Tanyakan hal privasi yang tidak sensitif jika kita memang mengenal dia, seperti "bagaimana kabar bapak/ibu? Sehat?", atau mengenai kegiatannya yang kita tahu seperti mengenai profesi, hobby, atau kegiatan yang sudah & akan terlaksana yang memungkinkan dia terlibat di dalamnya, dll. Kalau bersama dengan orang yang banyak cerita seperti saya, tidak perlu banyak bicara karena tanpa diminta pun dia akan bicara tanpa titik. wkwkwkwk :D

Untuk semua kondisi

Dan jika terpaksa harus berbicara, pastikan ucapan kita menyenangkan bagi siapa saja yang mendengarnya. Dan perkataan yang menyenangkan adalah perkataan yang obyektif tentang mengenai sesuatu yang sensitif & jika itu subyektif, pastikan bahwa itu menyenangkan seperti pujian, dukungan dll. Tidak memotong pembicaraan & menjadi pendengar yang baik.

Dan perlu juga mengetahui apa yang perlu dan yang tak perlu dikomentari atau ditanyakan, misalnya sesuatu yang bersifat privasi seperti "kapan nikah?", "sudah hamil belum?" dll yang kita rasa kurang pantas untuk ditanyakan sebelum kita dianggap kepo'. Dan sesuatu yang sulit atau tak bisa diubah seperti warna kulit, bentuk fisik, pengalaman menyedihkan, dll.Jjika terpaksa mengomentari pastikan bahwa itu baik, seperti "kamu makin cantik saja". Jangan sampai mengomentari "koq kamu kurus? bagusan gemuk" atau sebaliknya, percaya atau tidak zaman sekarang banyak orang yang sudah tidak suka dikomentari masalah fisiknya, karena itu merupakan selera dimana mereka menuntut kita menghargainya. Tak apa dikomentari jika kita tahu benar watak orangnya tidak terlalu banyak mengambil hati hal-hal seperti itu.

Perkataan yang apa adanya hanya bisa disampaikan pada orang-orang yang akrab & kita yakin ia mau menerima & tidak mempermasalahkannya, seperti keluarga. Meskipun keluarga, tapi tetap juga ada anggota keluarga yang tidak suka ditanya macam-macam. Jadi memang perlu tahu benar gimana watak orangnya dulu. Meskipun wataknya sensitif, tetapi jika dia merasa nyaman dengan kita, tanpa diminta & ditanya pun dia akan menceritakannya. Ya, pandai-pandai menciptakan suasana nyaman dulu.

Dan akhirnya, kebiasaan untuk mempertimbangkan perkataan sebelum dikeluarkan akan menjadikan kita terbiasa berbicara dengan etika kesopanan yang manusiawi.

Jadi kuncinya, berbicara yang tepat di waktu yang tepat.

^_^

BACA JUGA:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun