Mohon tunggu...
Adik Manis
Adik Manis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

*A simple girl* *Penikmat & pelajar fenomena kehidupan*

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengatasi Pembullian Terhadap Anak

18 Oktober 2014   14:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:34 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14135916441000851831

Itu dari sudut pandang orangtua.

Dari Sudut Pandang Seorang Laki-Laki & Konsep Bela Diri

Lain cerita lagi dari sudut pandang ilmu bela diri & dari perspektif seorang laki-laki.

Seperti biasa, jika melihat berita-berita yang membuat saya gemas seperti itu saya biasanya mengajak si doi berdiskusi. Sekedar ingin tahu bagaimana cara dia merespon hal itu. Ya, paling tidak jika seandainya saya berjodoh dengan dia, paling tidak cara mendidik kami tidak saling berbenturan ketika diizinkan memiliki anak. Jika tidak berjodoh, paling tidak saya meminjam sudut pandangnya sebagai bahan pertimbangan.

Jadi, ketika saya bertanya “seandainya kamu punya anak yang bertanya bahwa apa boleh berantem? Kamu akan jawab apa?”.

Setelah diam beberapa lama, dia pun menjawab.

“Saya akan menganjurkan jika memang  memiliki peluang untuk menghindar, sedapat mungkin untuk menghindar. Tapi jika sudah berusaha untuk menghindar, tapi situasinya memang sangat terdesak, ya apa boleh buat silahkan adakan perlawanan. Tapi setelah itu, jika kamu yang menang, kamu harus mau membantu temanmu untuk bangkit, kalau bisa obati lukanya & katakan bahwa kamu tidak suka diperlakukan seperti itu & minta maaf agar temanmu  belajar bahwa tidak baik mengganggu orang lain."

Entah mengapa, saya langsung sepakat dengannya. Katanya, itu salah satu konsep dari ilmu bela diri. Saya baru tahu kalau dia pernah ikut perlombaan bela diri mewakili sekolah dulu. Dia mengatakan bahwa ilmu bela diri memang lebih menganjurkan untuk menghindar daripada berkelahi. Jurus-jurus bela diri baru bisa dikeluarkan ketika memang sudah sangat terdesak.

Mulai saat itu juga, saya diajari bagaimana teknik-teknik membela diri dalam menghadapi penjahat dalam keadaan terdesak, termasuk benda-benda apa yang harus selalu saya bawa sebagai perempuan. Ahahahah.

Jadi, saya cukup mengerti ketika anak SM saya yang berjenis kelamin perempuan yang sudah sabuk biru lebih memilih melapor kepada saya ketika dipukuli oleh teman laki-lakinya daripada membalasnya.

Jadi, saya akan menasehati anak perempuan ini agar jangan mau cari perkara sama teman yang memukulnya berhubung saya tahu anak SM saya ini cukup cerewet. Sedangkan teman laki-lakinya ini tak suka banyak bicara tapi langsung mengadakan aksi jika diganggu. Lalu saya menasehati anak laki-laki ini bahwa sama sekali tidak keren memukul seorang perempuan, itu bukan sikap seorang laki-laki ksatria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun