Mohon tunggu...
Mey Lisawatul Munawaroh
Mey Lisawatul Munawaroh Mohon Tunggu... -

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjelma Apa

1 Januari 2019   15:38 Diperbarui: 1 Januari 2019   16:33 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://desainubi.blogspot.com

Titik adalah titik

Ia lah perhentian dari segala kata yg tereja

Ia lah stasiun dari segala gerbong makna yg letih berkelana

Ia lah bandara dari segala nyawa yang terjerat bahasa

 

titik memanglah titik

berapa mili tinta yang dibutuhkan untuk hadirnya?

semili

lebih

kurang

tapi darinya

bahasa menemukan jiwanya yang terserak

merangkai dan memanipulasinya menjadi sesuatu:

keutuhan

 

titik masih titik,

ia selesai

mandiri

utuh

ia menjelma dirinya sendiri yang terpenuhi

 

titik tetaplah titik,

walau kadang pada senja yang jingga ia menjelma koma

menjelma tanya

menjelma seru

menjelma "jadi"

 

Tapi, bukankah titik memang masih tetap titik

setelah huruf mengembara pada kata yang tak sejiwa,

akhirnya dia menemukan perhentiannya walau sering menjelma apa

 

Ya, titik adalah titik

tapi ketika titik kisah kita menjelma koma

aku menjelma apa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun