"@@@@@####$$$$$$$", itu suara orang itu. Ini memang kamarnya selama disini.
"Hahahaahhaa". Kalian tertawa. Kalian mentertawakan kebodohanku. Semakin panas, aku terbakar. Kubuka pintu kamar itu dengan kekuatan yang aku punya. Retinaku menangkap bayangan istriku berciuman dengannya. Lemas, aku hilang bentuk.
"Mas...".
Aku lemas, aku hilang bentuk, tak bisa berkata-kata. Kuacungkan tanganku dengan sisa kekuatan yang aku punya tanda melarangnya berkata-kata.
"Mas...".
Aku lemas, aku hilang bentuk, tak bisa berkata-kata. Tapi melihat wanita yang mencumbu istriku itu tertunduk, tiba-tiba kekuatan entah dari mana datang begitu saja.
"Jadi drama ini yang kamu persembahkan padaku dalam kepulanganmu setelah 10 tahun meninggalkanku Sri?"
"Mas..."
"Katakan semua pada orang tuamu! Tidak perlu ada acara bangun nikah segala. Apa lagi yang akan dibangun?"
"Mas, aku minta cerai". Cerai? Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Kukira kamu akan minta maaf Sri, karena itulah yang seharusnya.
"Bertambah satu luka. Apa lagi?".