Melalui pemahaman ini, diharapkan setiap warga negara dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air yang mendalam serta siap untuk berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Upaya bela negara bukan hanya tugas pemerintah atau aparat keamanan saja; tetapi merupakan kewajiban seluruh komponen masyarakat Indonesia.
Bela negara, sebuah frasa yang sarat makna, seringkali diasosiasikan dengan angkat senjata dan pertempuran di medan perang. Padahal, konsep bela negara jauh melampaui definisi sempit tersebut. Di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, bela negara menemukan bentuknya yang lebih kompleks dan multidimensional. Ia menjelma menjadi sebuah spektrum luas yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 secara eksplisit menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Amanat konstitusi ini menegaskan bahwa bela negara bukan hanya tugasTentara Nasional Indonesia (TNI) semata, melainkan hak dan kewajiban seluruh komponen bangsa. Namun, bagaimana implementasi bela negara di era modern ini?
Transformasi Konsep Bela Negara
Dahulu, ancaman terhadap negara cenderung bersifat fisik dan konvensional, seperti agresi militer dari negara lain. Kini, ancaman tersebut bertransformasi menjadi lebih kompleks dan asimetris. Ancaman non-militer seperti penyebaran ideologi radikal, terorisme, kejahatan siber, disinformasi, krisis ekonomi, dan kerusakan lingkungan menjadi tantangan yang serius bagi kedaulatan dan eksistensi bangsa.
Oleh karena itu, konsep bela negara pun harus mengalami transformasi. Ia tidak lagi sekadar mengangkat senjata, tetapi juga mencakup upaya-upaya non-fisik yang bertujuan untuk melindungi dan memajukan bangsa. Bela negara di era modern menuntut partisipasi aktif seluruh warga negara dalam berbagai bidang kehidupan.
Bela Negara dalam Dimensi Pendidikan
Pendidikan memegang peranan krusial dalam menanamkan nilai-nilai bela negara kepada generasi muda. Lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, harus menjadi garda terdepan dalam membentuk karakter bangsa yang cinta tanah air, berwawasan kebangsaan, dan memiliki semangat bela negara.
Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, memiliki komitmen yang kuat dalam mengimplementasikan nilai-nilai bela negara dalam kurikulum dan kegiatan kemahasiswaannya. Unissula secara konsisten menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bela negara di kalangan mahasiswa, seperti seminar kebangsaan, pelatihan kepemimpinan, dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Unissula juga menekankan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bagian dari upaya bela negara. Di era digital ini, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat penting untuk menghadapi ancaman siber dan disinformasi. Unissula mendorong mahasiswanya untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas di bidang teknologi guna mendukung kemajuan bangsa.
Peran Serta Masyarakat dalam Bela Negara