Pengasaman laut juga akan berdampak pada industri pariwisata yang bergantung pada lautan. Menurut laporan Universitas Cambridge, pengasaman laut mengancam ekosistem terumbu karang. Proses pengasaman air laut menurunkan kalsium karbonat di dalam air, sehingga mengurangi ketersediaan kalsium untuk karang pembentuk terumbu dan menyebabkan hancurnya terumbu karang, sehingga keindahan bawah laut yang menjadi daya tarik utama wisata bahari akan hilang. Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah wisatawan dan pendapatan dari sektor pariwisata. Sebagaimana yang terjadi di raja ampat, dimana terjadi kerusakan terumbu karang yang menyebabkan penurunan jumlah wisatawan dan mengancam ekonomi pariwisata bahari di wilayah tersebut.
Dampak pengasaman laut pada sektor perikanan dan pariwisata dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Hilangnya hasil tangkapan ikan dapat menyebabkan penurunan pendapatan bagi nelayan dan industri perikanan. Penurunan jumlah wisatawan bahari juga dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan dan pendapatan bagi sektor pariwisata.
Upaya meminimalisir dampak pengasaman laut
Beberapa  langkah  yang  dapat  dilakukan  untuk  mengatasi  terjadinya  pengasaman laut  adalah  dengan  mengganti  bahan bakar  fosil  dengan bahan  bakar  yang ramah lingkungan  dan  melestarikan  tumbuhan  di  hutan  sebagai  pengatur  karbon  dioksida yang  sangat  responsif  (Cahyo,  2010).
Langkah  lainnya  adalah  dengan mengurangi emisi gas rumah kaca di atmosfer, melalui pengembangan teknologi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi alam pesisir dan laut, seperti; energi pasang surut, energi gelombang laut, energi angin laut dan Ocean Thermal Energi Conversion (OTEC) sebagai pengganti penggunaan energi fosil penghasil emisi gas  rumah  kaca.
Mengembangkan budidaya  laut berbagai  jenis rumput laut (alga laut), karena memiliki kontribusi positif dalam menyerap CO2 lang-sung dari atmosfer maupun dari kolom perairan sehingga membantu pengontrolan kadar CO2 di bumi (Latuconsina, 2010).
Penanganan perubahan ekologi laut di Indonesia, baik  melalui  penerapan  teknologi,  regulasi,  dan  pendidikan,  harus  dilakukan  mulai dari  tingkat  global  hingga  lokal.  Perubahan  ekologi  laut  di  Indonesia  pada  skala  nasional  dan  lokal  dapat diminimalkan  dengan  merencanakan  tata  wilayah  laut  (Marine  Spatial  Planning atau MSP) dalam bentuk kawasan perlindungan laut (Marine Protected Area atau MPA) (Har-diyanto, 2017).
KesimpulanÂ
Pengasaman laut merupakan ancaman serius bagi lautan dan memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek, terutama pada aspek perikanan dan pariwisata yang berpengaruh pada sektor perekonomian.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir pengasaman laut dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi emisi gas rumah kaca, mengembangkan budidaya laut, serta melakukan perubahan ekologi laut.
Sumber: