Mohon tunggu...
Meyga Anisa Hidayati
Meyga Anisa Hidayati Mohon Tunggu... Guru - SMP Negeri 2 Kradenan

Saya seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Kradenan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makalah "Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Brainwriting"

8 Agustus 2023   09:00 Diperbarui: 8 Agustus 2023   11:50 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

Meyga Anisa Hidayati, S.Pd, Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Teknik Brainwritimg .

Menulis   merupakan suatu  keterampilan  berbahasa  yang  dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan oranglain.  Dalam kegiatan ini seorang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Brainwriting adalah sebuah teknik pembelajaran yang cara penyampaiannya melalui sebuah tulisan atau tertulis. Brain berarti otak, write berarti menulis. Jadi, brainwriting adalah menulis segala sesuatu yang terlintas di otak. Teknik brainwriting merupakan teknik untuk mencurahkan gagasan tentang suatu pokok permasalahan atau tentang suatu hal secara tertulis yang dikembangkan oleh Ilmuwan di Batelle Institute di Frankfurt, Jerman (Michalko, 2004). Teknik tersebut merupakan teknik curah-gagasan yang dilakukan secara tertulis.

Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu & pemilihan kata-kata kias atau imajinatif. Sedangkan, Sayuti (1985:12) menyatakan bahwa puisi adalah hasil kretifitas manuis yang diwujudkan lewat susunan kata yang mempunyai makna.

Teknik brainwriting dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Penggunaan teknik brainwriting juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar menulis puisi. Teknik brainwriting dapat lebih mempermudah siswa dalam menuangkan ide, gagasan sehingga siswa mampu mencapai hasil yang diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tulisan siswa mengenai menulis puisi.

 KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat taufik dan hidayah-Nya pada kami, sehingga pada kesempatan kali ini penulis berhasil menyelesaikan makalah mengenai "Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Teknik Brainwritimg" .

Dengan pengembangan keterampilan menulis puisi akan melatih keterampilan dan kreativitas siswa dalam mengekspresikan ide-ide dan kecerdasan dalam mengolah kata-kata. Pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan di sekolah tidak dimaksudkan untuk mencetak sastrawan, namun pembelajaran menulis puisi ini dimaksudkan untuk melatih siswa supaya terbiasa mengembangkan kemampuan mereka untuk menulis kreatif dalam hal ini menulis puisi. Oleh karena itu kami menggunakan teknik brainwriting untuk memotivasi siswa memunculkan banyak ide dalam menulis puisi.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Jika dalam penulisannya kami terdapat kata-kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Kradenan,  25 Mei 2021

Penulis

DAFTAR ISI

 

 

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN.....................................................................................iii

ABSTRAK........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR.... ......................................................................................v

DAFTAR ISI........................................................................................................vi

BAB I  PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3

A. Menulis................................................................................................3

B. Hakikat Teknik Brainwriting ..............................................................3

C. Puisi dan Pengajarannya......................................................................4

BAB III IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN.. .................................5

Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Brainwriting................5

Penulisan Menulis Puisi......................................................................6

Evaluasi Penggunaan Teknik Brainwriting dalam Menulis Puisi.......7

BAB IV PENUTUP................................................................................................8

Kesimpulan..........................................................................................8

Saran....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.  Dalam kegiatan ini seorang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 1994:3). Menulis juga merupakan segenap rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Buah pikirannya itu dapat berupa pengalaman, pendapat, pengetahuan, keinginan, perasaan sampai gejolak hati seseorang.

Pengembangan keterampilan menulis, terutama yang berhubungan dengan karya sastra seperti puisi  perlu mendapat perhatian yang serius karena menulis puisi tidak dapat terbentuk secara otomatis dan tidak semudah yang siswa bayangkan, siswa dituntut untuk pandai bermain kata-kata dan banyak memiliki referensi kata sehingga dapat menghasilkan sebuah puisi yang indah dan menarik untuk dibaca.

Dengan demikian, pengembangan keterampilan menulis puisi akan melatih keterampilan dan kreativitas siswa dalam mengekspresikan ide-ide dan kecerdasan dalam mengolah kata-kata. Pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan di sekolah tidak dimaksudkan untuk mencetak sastrawan, namun pembelajaran menulis puisi ini dimaksudkan untuk melatih siswa kelas  supaya terbiasa mengembangkan kemampuan mereka untuk menulis kreatif dalam hal ini menulis puisi.

Hal yang menyebabkan pembelajaran menulis kurang dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas adalah kurangnya pengalaman guru dalam penulisan kreatif serta minimnya model-model pembelajaran dalam praktik menulis puisi seperti teknik brainwriting. 

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam makalah ini terdapat dua rumusan masalah.

  • Bagaimana hakikat teknik brainwriting?
  • Bagaimana implementasi pembelajaran menulis puisi dengan teknik brainwriting?
  • Bagaimana evaluasi penggunaan teknik brainwriting dalam menulis puisi?

  •   


 

C. Tujuan 

Makalah ini mempunyai tiga tujuan.

  • Mendeskripsikan hakikat teknik brainwriting.
  • Memaparkan implementasi pembelajaran menulis puisi dengan teknik brainwriting.
  • Mendeskripsikan evaluasi penggunaan teknik brainwriting dalam menulis puisi.

 

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis juga merupakan salah satu sarana atau media untuk menyampaikan informasi atau gagasan kepada orang lain. Keterampilan menulis tidak langsung datang dengan sendirinya melainkan harus banyak dilakukan melalui latihan dan praktik secara teratur.

Tarigan (1994:21) menulis merupakan kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut jika memahami bahasa dan gambaran grafis itu. Sedangkan, Marwoto (1987:11) menyatakan bahwa menulis merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca dan bisa dipahami orang lain.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis seseorang merupakan alat komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif dan efektif. Dengan hasil tulisan, ide-ide dan ilmu pengetahuan dapat disebarluaskan kepada semua orang. Keterampilan menulis dapat dikuasai dengan baik apabila seseorang dapat menguasai keterampilan berbahasa dengan baik.

B. Hakikat Teknik Brainwriting

Brainwriting adalah sebuah teknik pembelajaran yang cara penyampaiannya melalui sebuah tulisan atau tertulis. Brain berarti otak, write berarti menulis. Jadi, brainwriting adalah menulis segala sesuatu yang terlintas di otak. Teknik Brainwriting merupakan teknik untuk mencurahkan gagasan tentang suatu pokok permasalahan atau tentang suatu hal secara tertulis yang dikembangkan oleh Ilmuwan di Batelle Institute di Frankfurt, Jerman (Michalko, 2004). Teknik tersebut merupakan teknik curah-gagasan yang dilakukan secara tertulis.

Darmadi (1996:44) ada dua prinsip penting yang harus diingat di dalam melakukan brainwriting. Pertama, jangan memikirkan apakah ide-ide yang dihasilkan itu benar atau salah, yang penting di dalam prosesi ini adalah pengumpulan ide-ide yang berkaitan dengan topik sebanyak-banyaknya. Kedua, terjadinya tumpang tindih ide dianggap sebagai suatu yang wajar karena memang belum dievaluasi.

Dengan demikian proses ini adalah secara sadar atau tidak kita telah memulai proses berpikir. Rangkaian proses berfikir seperti ini akan membangkitkan kemampuan intelektual yang dimiliki seseorang. Jadi proses berpikir itu dilakukan secara

  

 

berkesinambungan sehingga rangkaian proses ini dapat menghasilkan ide-ide yang lebih menarik daripada ide awalnya.

C. Puisi dan Pengajarannya

Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yakni poites yang berarti membangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin, terbentuk dari kata poeta yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Situmorang, 1980:10).

Berbeda dengan Sitomurang, Waluyo (2002:1) menyatakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu & pemilihan kata-kata kias atau imajinatif. Sedangkan, Sayuti (1985:12) menyatakan bahwa puisi adalah hasil kretifitas manuis yang diwujudkan lewat susunan kata yang mempunyai makna.

Dari pendapat beberapa di atas dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan menggunakan bahasa yang dipadatkan dengan menggunakan kata-kata yang memiliki perasaan serta penjiwaan seseorang terhadap suatu hal.

  

BAB III

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

A. Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Brainwriting

Dalam pembelajaran menulis puisi dibutuhkan strategi atau teknik yang dapat mempermudah siswa dalam proses pembelajaran dan mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa . Dalam hal ini teknik brainwriting merupakan salah satu alternatif teknik yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran menulis puisi.

Teknik brainwriting adalah suatu teknik mencurahkan gagasan tentang suatu pokok permasalahan yang dilakukan secara tertulis. Sesuai dengan fungsinya yaitu teknik brainwriting dapat memotivasi siswa untuk memunculkan banyak ide untuk menulis puisi. Hal tersebut dapat menjadi alasan bahwa teknik brainwriting dapat dijadikan alternatif strategi dalam pembelajaran menulis puisi.

Adapun langkah-langkah menulis puisi dengan menggunakan teknik brainwriting sebagai berikut.

  • Membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
  • Guru membagikan lembar kertas kerja brainwriting pada setiap siswa dan menentukan tema puisi yang akan mereka tulis.
  • Seluruh siswa menuliskan judul puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan pada lembar kertas kerja masing-masing.
  • Selanjutnya lembar kertas kerja siswa ditukarkan dengan lembar kerja siswa lain dalam satu kelompok.
  • Proses penukaran ini berlangsung selama 4 kali sesuai dengan jumlah kelompok. Setiap sekali penukaran, siswa memberikan ide atau gagasan tentang apa yang harus ditulis berdasarkan judul yang tersedia dalam lembar kerja temannya. Waktu yang diberikan untuk satu ide atau gagasan kurang lebih 2 menit.
  • Setelah proses penukaran selesai dan lembar kerja telah kembali kepada pemiliknya masing-masing. Setiap siswa telah mendapatkan empat sumbangan ide atau gagasan dari teman satu kelompoknya.
  • Ide atau gagasan yang sudah terkumpul pada lembar kertas kerja masing-masing kemudian diseleksi oleh siswa itu sendiri.
  • Kemudian ide atau gagasan tersebut dikembangkan menjadi sebuah draf kasar penulisan puisi. Ketika membuat draf, siswa menentukan puisi yang akan mereka tulis berdasarkan ide yang telah mereka bayangkan. Dari sinilah proses kreatif menulis puisi berawal.
  • Setalah draf kasar selesai dibuat, siswa kemudian mengembnagkan draf tersebut ke dalam sebuah karya puisi.
  •    

  • Pekerjaan belum selesai sampai disini, setelah tulisan yang mereka buat menjadi sebuah karya puisi, tugas mereka selanjutnya adalah merevisi hasil puisi ciptaan mereka sendiri. Untuk mengecek apakah karya puisi tersebut masih ada kata yang terlewat atau tidak.
  • Setelah merevisi puisi milik siswa sendiri, kemudian masing-masing siswa menukarkan puisi dengan siswa lain untuk direvisi kembali. Pada tahap ini secara langsung siswa juga melakukan tahap berbagi yaitu mempublikasikan tulisan mereka ke pembaca yang telah ditentukan.

B. Penilaian Menulis Puisi

Tabel : Model Penilaian Menulis Puisi

No

Aspek yang dinilai

Skor 2

Skor 3

Skor 4

Skor 4

1.

Diksi

Kata-kata longgar

Kata-kata kurang padat

Kata-kata padat

Kata-kata estetis

2.

Versifikasi

Efek bunyi atau ritma yang ditimbulkan tidak ada

Efek bunyi atau ritma yang ditimbulkan masih rendah

Efek bunyi atau ritma yang ditimbulkan cukup ritmis

Efek bunyi yang ditimbulkan ritmis

3.

Bahasa figuratif

Tidak menggunakan bahasa kias

Bahasa kias cukup kreatif, belum mengekspre-sikan pikiran yang diungkapkan.

Bahasa kias kreatif, cukup mengekspresikan pikiran yang diungkapkan

Bahasa kias kreatif dan mengekspresikan pikiran yang diungkapkan

4.

Sarana Retorika

Tidak mampu memberikan sugesti, menarik perhatian dan pikiran pembaca

Cukup mampu memberikan sugesti dan pemikiran pembaca namun belum mampu menarik perhatian pembaca

Cukup mampu memberikan sugesti, pemikiran dan perhatian pembaca.

Mampu memberikan sugesti, pemikiran dan perhatian pembaca.

5.

Imaji

Puisi belum memunculkan imaji dan daya khayal

Puisi cukup memunculkan imaji dan daya khayal namun tidak mengesankan

Puisi cukup memunculkan imaji dan daya khayal, cukup mengesankan

Puisi memunculkan imaji dan daya khayal, mengesankan

6.

Tipografi

Tidak kreatif dalam menciptakan tipografi yang menarik,unik, estetik dan tulisan tangan yang mendukungnya juga tidak rapi sehingga cenderung tidak bisa dibaca.

Kurang kreatif dalam menciptakan tipografi yang menarik, unik, estetik, dan tulisan tangan yang mendukungnya juga rapi.

Cukup kreatif dalam menciptakan tipografi yang menarik, unik, estetik, dan tulisan tangan yang mendukungnya juga cukup rapi.

Dapat mengembangkan kreatifitas sehingga dapat menciptakan tipografi yang menarik, unik, estetik, dan tulisan tangan yang mendukungnya juga rapi.

  

  Ket: Skor 1 diberlakukan jika puisi yang dibuat adalah jiplakan karya orang lain.

 

  

 

C. Evaluasi Penggunaan Teknik Brainwriting dalam Menulis Puisi

Evaluasi dari penggunaan teknik barinwriting khususnya dalam pembelajaran menulis puisi sebagai berikut.

  • Guru perlu menentukan tema yang sama sehingga guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi.
  • Guru lebih cocok mengukur keberhasilan dalam menulis puisi dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menulis puisi bukan dalam bentuk soal ulangan harian sehingga siswa dapat berkreasi untuk menuangkan ide, gagasan, dan perasaannya.
  • Siswa diberikna kebebasan untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar tidak hanya di dalam kelas, namun di luar kelas sehingga siswa lebih leluasa dalam mengekpresikan ide, gagasan, dan perasaan

 

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil implementasi model pembelajaran menulis puisi dapat disimpulkan bahwa teknik brainwriting dapat meningkatkan kemampuan siswa  dalam menulis puisi. Penggunaan teknik brainwriting juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar menulis puisi. Teknik brainwriting dapat lebih mempermudah siswa dalam menuangkan ide, gagasan sehingga siswa mampu mencapai hasil yang diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tulisan siswa mengenai menulis puisi.

B. Saran

Saran dapat penulis sampaikan kepada para pembaca dan para guru. Guru sebaiknya lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga materi pembelajaran bisa dicerna dengan baik oleh anak.

 

DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi  Offset.

Marwoto, dkkk. 1987. Komposisi Praktis. Yogyakarta: Hanindita.

Michalko, Michael. 2004. Permainan Berpikir (Thinkertoys). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Sayuti, Suminto A. 2008. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media.

Sitomurang Bp. 1980. Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Ende Flores: Nusa Indah.

Tarigan, H.G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

  

 

                                                                                                            

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun