Saya mengenal anak-anak dan remaja dari SOS Children Village sudah lama. Tetapi saya selalu terpukau setiap kali kembali bersentuhan dengan mereka. Kali ini saya berkunjung ke SOS Children Village yang terletak di Cibubur. Desa anak ini sangat rapi dan rimbun sehingga membuat betah untuk dikunjungi apalagi untuk anak-anak yang tinggal di sana ya...
SOS Children's Village
SOS Children's Village adalah organisasi sosial non profit yang menyediakan pengasuhan alternatif bagi anak-anak yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orangtua. Berdiri sejak tahun 1949 di Wina, Austria, saat ini sudah ada di 134 negara termasuk Indonesia. Saat ini di Indonesia organisasi ini mengasuh lebih dari 5.000 anak yang tersebar di 10 kota; Lembang, Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Tabanan, Maumere, Banda Aceh, Meulaboh dan Medan.
Di Cibubur terdapat 15 rumah dalam satu kompleks besar dengan berbagai fasilitas bermain dan olahraga. Rumah-rumah ini di huni oleh 8-12 anak sesuai dengan agama yang dianut. Saat ini ada 6 rumah untuk anak-anak Muslim, 6 rumah Protestan dan 3 rumah Katolik yang hidup rukun berdampingan. Sungguh hal yang baik untuk tinggal dalam lingkungan "Bhineka Tunggal Ika" seperti itu sehingga anak belajar saling menghargai dan menghormati antar agama sejak dini.Â
Kali ini saya berkesempatan bertemu dengan ibu Arista Saragih yang sudah bertugas menjadi ibu asuh selama puluhan tahun. Agak malu niy saya karena saat mendengar ceritanya, muka saya panas dan air mata menetes. Duhhhh... sungguh bukan lebay, tapi memang ceritanya membuat saya merasa betapa para ibu asuh di sini sepenuh jiwa melindungi anak-anak asuhnya.
Ada anak yang pernah terkena narkoba dan luar biasanya saat ini, anak tersebut sudah menjadi seorang penginjil. Ada anak yang lain suka mencuri sampai pernah masuk penjara dan sekarang hidup baik dengan menjadi tukang ojek dan memiliki warung kecil. Ada juga anak yang berpindah keyakinan setelah dewasa dan ibu Arista tetap mengasihi mereka semua seperti anak-anaknya yang lain.Â
Desa anak ini memang memberikan pengasuhan sampai anak mandiri dan dapat menghidupi diri sendiri. Tentunya sejak kecil mereka dididik untuk terus meningkatkan kemampuan sesuai minat dan bakat mereka masing-masing. Banyak yang menjadi atlit dan musisi, bahkan ada yang sampai mengikuti acara pencarian bakat tingkat Asia dengan bermain alat musik.
Program Bantuan Untuk Kemandirian Anak
Untuk mendanai dan meningkatkan kemandirian anak-anak di desa ini, SOS menerima bantuan dari berbagai perusahaan melalui program CSR perusahaan. Melalui program YOUTHCAN! SOS membantu kaum muda menghadapi dunia kerja, mempersiapkan kemandirian dan memberikan pengalaman bekerja.
Gregor Hadi Nitihardjo, Direktur Nasional SOS Children's Village Indonesia mengatakan,"Lebih dari 64 juta anak muda di seluruh dunia menganggur dan banyak lagi yang tidak memiliki penghasilan cukup untuk membangun kehidupan yang stabil dan mendiri." Untuk itu, SOS bekerjasama dengan banyak perusahaan untuk mendidik para anak asuh yang sudah mulai remaja.Â
"Kami sangat mengapresisasi kerjasama dengan Siegwerk sebagai mitra untuk mengatasi keterbatasan kaum muda di Indonesia mendapatkan akses informasi di dunia kerja,"tambah Gregor Hadi Nitihardjo pada saat penyerahan bantuan tanggal 1 November 2018 lalu. Karyawan perusahaan tersebut menjadi mentor untuk bimbingan karir dengan pengalaman kerja langsung. Berbagai kegiatan dilakukan, seperti : pelatihan karir, kelas TOEFL dan program magang.
Selain itu, Siegwerk juga mendukung SOS di Cibubur dengan meningkatkan standar digitalnya. Siegwerk memberikan perangkat komputer baru, jaringan internet, peralatan presentasi interaktif canggih dan fasilitas konferensi video untuk setiap rumah dan perpusatakaan desa anak ini. "Dalam sistem pendidikan saat ini, anak-anak membutuhkan akses ke sumber daya digital dan metode kerja karena pengalaman digital mereka akan sangat mempengaruhi prospek masa depan untuk kelayakan kerja," Herbert Forker, CEO Siegwerk. Fasilitas ini juga didukung dengan satu orang tenaga profesional yag bertugas di perpustakaan untuk mengelola dan memelihara peralatan dan fasilitas tersebut. Dengan demikian peralatan dan fasilitas ini akan terjaga dan pendidikan digitalnya tetap up to date.
Senang dan bangga melihat anak-anak ini bisa belajar dan menjadi mandiri di desa anak yang memiliki banyak fasilitas untuk berkembang. Akan sangat baik jika banyak perusahaan juga bergerak di bidang pendidikan seperti ini di banyak lembaga yang mengasuh anak-anak lainnya. Yukksss berbagi!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H