Stroke adalah salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Apa itu stroke ? Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi syaraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak, baik berupa penyempitan, penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah.Â
Penyakit ini juga merupakan penyebab disabilitas nomor satu di dunia yang secara otomatis menurunkan status kesehatan dan kualitas hidup penderitanya dan tentunya meningkatkan biaya kesehatan yang ditanggung oleh keluarga. Karena dirasa sangat penting, bahkan WHO sebagai badan kesehatan dunia menetapkan hari ini tanggal 29 Oktober sebagai Hari Stroke Dunia.Â
Saya mengenal seorang teman yang menderita stroke dan sudah terkena serangan 3 kali. Benar-benar saya tidak pernah berpikir beliau akan terserang stroke karena sebelumnya tampak baik-baik saja. Dan jelas kehidupan keluarganya sangat terganggu baik dari segi hubungan maupun ekonomi. Itu sebabnya saya mulai memperhatikan lebih jauh mengenai penyakit ini dan sangat senang sekali karena pada hari Rabu tanggal 25 Oktober lalu dapat mengikuti acara di Kemenkes dalam rangka peringatan World Stroke Day ini.Â
Acara ini di buka oleh dr. Lily S. Sulistyowati, MM. selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan menampilkan dua orang nara sumber dari PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia) dan dua orang bapak yang pernah terkena Stroke.
Penjelasan dari dokter Lily lebih memperlihatkan sisi kebijakan pemerintah untuk Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti terlihat dari beberapa gambar dibawah ini :Â
Dalam Instruksi Presiden RI no. 1 / 2017 mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) disebutkan Pemerintah mempunyai tujuan untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Tujuan ini di jabarkan dalam Fokus Kegiatan 2017 berupa aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur serta deteksi dini yang dilakukan melalui :
- Peningkatan aktivitas fisik
- Peningkatan perilaku hidup sehatÂ
- Penyediaan pangan sehat & percepatan perbaikan gizi
- Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
- Peningkatan kualitas lingkungan
- Peningkatan edukasi hidup sehat
Narasumber dari PERDOSSI yaitu Ketua Umum Pengurus Pusat, Prof. Dr. dr. Moh Hasan Machfoed, SpS.(K), M.S dan Ketua Pokdi Stroke dr.Taufik Mesiano,Sp.S memberikan sambutan dan pemaparan sebagai praktisi yang menyebutkan bahwa "pada jaman NOW", perubahan pola hidup mengakibatkan perubahan tren pada usia penderita stroke yang semakin muda. Stroke dapat di cegah dengan mengatur pola hidup sehat melalui keseimbangan fisik, psikologis, sosial dan spiritual.Â
Sejak 4 tahun lalu, dikenal metode Cuci Otak untuk pengobatan stroke yang sebenarnya bukanlah sebuah alternatif pengobatan. Metode ini menggunakan alat Digital Subtraction Angiography (DSA), semacam alat fluoroscopy disertai kontras dan heparin, dan fungsinya hanya untuk mendeteksi / diagnosa gangguan pembuluh darah.Â
Heparin bukanlah obat untuk menghancurkan bekuan pembuluh darah otak tetapi sifatnya mencegah pembekuan. Obat yang dapat menghancurkan bekuan adalah Alteplase tetapi penggunaannya hanya dibatasi waktu 5-6 jam saja. Obat ini di gunakan dalam program ANGELS Initiative kerjasama PERDOSSI dan PT. Boehringer Ingelheim. Jadi perlu di ketahui bahwa metode Cuci Otak tidak dapat mengobati Stroke.
Ada dua jenis Stroke yaitu Stroke Iskemik (stroke sumbatan) yaitu stroke yang paling sering terjadi akibat sumbatan pada pembuluh darah otak dan Stroke Hemoragik (stroke berdarah) yaitu apabila pembuluh darah otak pecah dan menyebar di sekitar otak sehingga menimbulkan gangguan fungsi otak. Gejala stroke secara umum: Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air secara tiba-tiba, Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, BicaRa pelo atau tiba-tiba tidak dapat berbicara / tidak nyambung, Kebas atau baal atau kesemutan separuh tubuh, Rabun tiba-tiba, Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba atau gangguan fungsi keseimbangan (terasa berputar, tremor/gemetar/sempoyongan). Gejala ini mudah diingat dengan singkatan SEGERA KE RS.Periode emas penanganan Stroke adalah waktu yang sangat berharga, yaitu kurang dari 4,5 jam sejak muncul gejala sampai penanganan di RS. Bila terlambat penanganannya dapat beresiko stroke menjadi parah atau bahkan kematian atau cacat permanen.
Pesan Gizi untuk mencegah Stroke (diet sehat Gizi seimbang) adalah dengan makan sesuai porsi yang benar, yaitu 1/3 bagian makanan pokok, 1/3 bagian sayuran, 1/6 bagian buah-buahan dan 1/6 bagian berupa lauk pauk. Dengan kehidupan jaman Nowyang serba praktis, sudah ssangat sulit menemukan makanan yang porsinya seperti ini sehingga perlu usaha agar kita dapat membuatnya lebih seimbang dalam menu harian kita. Apalagi dengan tingkat stress pekerjaan, kurangnya gerak tubuh dan bahkan kurangnya istirahat menyebabkan tubuh mengalami gangguan lebih banyak di banding jaman dahulu.
Untuk pengendalian stroke jika sesesorang pernah mengalami stroke adalah : Periksa kesehatan secara berkala, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, Tetap diet sehat dan gizi seimbang, Upayakan beraktivitas fifik dengan aman, Hindari merokok, minum minuman beralkohol dan zat karsinogenik. Pengendalian ini disingkat PATUH agar mudah di ingat oleh pasien dan keluarganya.
Stroke mempunyai dampak depresi pada pasien dengan tanda-tanda merasa sedih (murung), kehilangan minat pada aktivitas sehari0hari, kelelahan yang berkepanjangan dan gangguan tidur selama lebih dari 2 minggu.Â
Untuk mencegah depresi ini dibutuhkan dukungan keluarga dan teman, misalnya mengajak untuk ikut program rekreasi/kegiatan penderita stroke, pertemuan sosial dll; menyimpan nomor telpon orang-orang yang peduli stroke untuk dihubungi jika dibutuhkan; dikunjungi keluarga/ sahabat untuk berbagi pengalaman/informasi dan saran pemulihan; memperdengarkan musik untuk memperbaiki mood; mengajak dan melatih bicara dan bergerak sesuai kemampuan; memahami gejala sisa paska stroke dan mendengarkan keluhan akibat kecemasan, kekhawatiran dan rasa frustasi untuk mendukung kesembuhannya.
MITOS DAN FAKTA TENTANG STROKE
Saat ini dengan dunia internet yang merasuki banyak kehidupan masyarakat memang kita harus pandai memilah informasi yang kita dapatkan. Berikut dapat kita lihat beberapa yang jelas dapat kita bedakan antara Mitos dan Fakta tentang Stroke.
Mitos :
Stroke tidak dapat di cegah
Fakta :
Hampir 80% kejadian Stroke dapat di cegah dengan perilaku CERDIK dan PATUH
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan stroke
Fakta :
Bila di temukan gejala / tanda Stroke lebih dini dan segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan, dapat dilakukan pengobatan untuk mengobati stroke
Stroke hanya menyerang orang tua
Fakta :
Stroke dapat terjadi pada setiap orang setiap saat
Mitos :
Stroke terjadi hanya pada penderita penyakit jantung
Fakta :
Stroke adalah brain attack yang bisa terjadi pada siapa saja. Tetepi ada orang-orang yang mempunyai resiko lebih tinggi akibat menderita penyakit jantung, diabetes dan hipertensi.
Mitos :
Pemulihan Stroke cukup singkat, hanya beberapa bulan pertama setealah serangan stroke
Fakta :
Pemulihan Stroke membutuhkan waktu yang panjang dan bila tidak dilakukan pengobatan yang baik dan teratur bisa mengakibatkan cacat permanen.
Mitos :
Stroke bukan penyakit turunan
Fakta :
Adanya riwayat Stroke dalam keluarga dapat meningkatkan peluang terjadinya Stroke pada diri sendiri
Mitos :
Jika gejala Stroke hilang, tidak perlu periksa lagi ke dokter
Fakta :
Gejala Stroke sementara di sebut sebagai Transient Ischemic Attack (TIA) Â dan itu adalah peringatan utama terhadap kejadian Stroke dan perlu penanganan serius
Mitos :
Lakukan tusuk jarum pada telinga, jari tangan atau jari kaki
Fakta :
Stroke terjadi karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak dan bukan pada pembuluh darah tepi anggota tubuh lainnya. Penusukan jarum pada bagian tubuh lain malah dapat mengakibatkan infeksi jika jarum tidak steril.
Mitos :
Jika mulut mencong, pelo di kenal dengan istilah "ditampar malapari" biasanya di bawa berobat ke dukun
Fakta :
Bisa jadi hal tersebut adalah gejala Stroke dan harus segera di bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Semoga kita semua semakin sadar akan kesehatan, terhindar dari penyakit ini dan semoga artikel ini dapat juga berguna untuk para penderita stroke dan keluarga yang mendampingi para penderita yaaa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H