Jika melihat setiap unggahan, sangat terlihat sekali dari pemilihan kata-kata dan visual yang diberikan, bahwa Tokopedia menyasar anak muda dan dewasa muda. Desain visual yang dibuat kian menarik, update setiap saat, pemilihan model yang ditampilkan, produk-produk yang dipasarkan, sangat cocok apabila digunakan oleh target.
Kuis-kuis yang diadakan via sosial media juga termasuk ke dalam brand development strategy admin sosial media Tokopedia. Tidak lupa juga, bahwa admin sosial media Tokopedia memiliki panggilan khusus bagi para followers-nya, yaitu Toopers. Hal ini menunjukkan bahwa admin media sosial telah melakukan identifikasi target sebelumnya agar merasa lebih dekat lagi dengan para followers.
Terakhir, Tokopedia juga telah menjadikan akun media sosialnya sebagai bagian dari promotion strategy. Hal ini menjadi wajar untuk Tokopedia mempromosikan produk-produk dari brand-brand yang berjualan di Tokopedia. Dengan hal ini, media sosial yang dimiliki oleh Tokopedia bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan dengan banyaknya brand-brand yang mengiklankan produknya disana.
Jadi, berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa admin media sosial Tokopedia telah menerapkan ke-5 strategi yang sudah di terapkan di atas.
Dari uraian dari kelima strategi tersebut, terbukti kalau konten dari media sosial Instagram dan Twitter Tokopedia telah disampaikan secara interaktif (kuis-kuis/pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan sehari), menarik (unggahan yang ada selalu update, menggunakan bahasa yang ringan, model unggahan yang menarik), tertata (memanfaatkan momen Ramadhan untuk mendapatkan lebih banyak konsumen dengan memberikan esktra kupon potongan berbelanja), dan khas (konsisten degna warna hijau dan sapaan kepada followers).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H