Namun hasil akhir menunjukkan bahwa prediksi berdasarkan data lebih unggul daripada asumsi. Karena pada akhirnya MU yang berhasil menang dengan skor 0-1 dan berhak melaju ke 8 besar.
Kedua, laga yang mempertemukan antar Dinamo Zagreb dan Tottenham Hotspur. Situs analisis data yang dikreasi oleh Nate Silver ini, lagi-lagi memprediksi bahwa klub asal Inggris (Spurs) yang akan melaju ke partai selanjutnya.
Tak tanggung-tanggung, Fivethirtyeight per 15/3/2021 memprediksi peluang lolos Spurs mencapai 95% sedangkan Zagreb hanya memiliki peluang 5%.
Prediksi tersebut bukan tanpa alasan, selain Spurs sudah unggul 2-0 di kandang sendiri pada pertemuan pertama, juga karena kekuatan/soccer power index (SPI) Tottenham jauh lebih tinggi daripada Zagreb.
Pasukan Jose Mourinho memiliki skor SPI 80,1 sedangkan Zagreb hanya 66,2.
Sebenarnya pendukung Zagreb sudah merasa bahwa timnya akan tersingkir. Namun yang namanya pendukung, tetap saja berasumsi bahwa tim kesayangannyalah yang akan melaju ke 8 besar. Asumsi tersebut tentunya hanya berdasarkan pada keajaiban atau pepatah "impossible is nothing.
Hasil akhir di lapangan, menunjukkan bahwa keajaiban atau "impossible is nothing" mampu mengungguli prediksi berdasarkan data.
Zagreb berhak lolos ke perempat final setelah unggul 3-0 di pertemuan kedua. Karena Zagreb lebih unggul secara agregat daripada Spurs dengan skor 3-2.
Nah, dari dua contoh di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa apapun bisa terjadi sebelum pertandingan benar-benar usia.
Pertarungan antara Dewa Kipas vs GM Irene Sukandar bisa diumpamakan seperti dua pertandingan sepak bola Liga Eropa tersebut.