Meskipun selalu berlaku istilah "impossible is nothing", tapi tim sekuat Real Madrid dan Bayern Munchen juga selalu berjuang keras untuk menutup segala kemungkinan yang tidak diinginkan. Keduanya tidak pernah meremehkan siapapun tim yang menjadi lawannya.
Hal ini tentunya menjadi ironi bagi Serie A yang pada tahun 2020 terpilih menjadi kompetisi terbaik di dunia menurut IFFHS (International Federation of Football History and Statistics).
Selain menimbulkan ironi bagi Serie A di kancah Eropa, tersingkirnya Juventus dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi Eropa ini juga menimbulkan dampak bagi Inter Milan.
Dampak Tersingkirnya Juventus dari Liga Champions bagi Inter Milan
Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa Inter Milan saat ini sedang memuncaki klasemen Serie A. Kendati demikian, posisi Inter belum sepenuhnya aman seperti Manchester City di Liga Primer Inggris.
Penampilan impresif Inter yang sudah mengumpulkan 62 poin sampai gironata ke-26, serta telah mengoleksi 7 kemenangan dari 7 laga terakhir di laga liga Italia, bukan menjadi jaminan bagi Inter untuk merengkuh gelar scudetto musim ini.
Pendapat di atas, diperkuat oleh sang allenatore Antonio Conte. Conte memberi pernyataan bahwa Inter Milan belum mengantongi gelar juara Serie A musim ini.
Saat ditanya oleh reporter mengenai peluang scudetto yang sudah berada di kantong, Conte menjawab: "Scudetto di kantong saya? Jika saya mengecek kantong saya, saya punya 40 euro," (melansir dari kompas.com).
Komentar Conte sangat masuk akal, mengingat Inter Milan sejauh ini memimpin klasemen dengan margin hanya 6 angka dari kompetitor terdekatnya, AC Milan dan unggul 10 poin dari Juventus di peringkat tiga (Juventus memiliki tabungan 1 laga yang belum dimainkan), bukan merupakan jarak yang cukup jauh untuk terkejar.
Sedikit saja kesalahan yang dilakukan Inter, maka gelar scudetto musim ini bisa gagal diraih. Disinilah letak dampak tersingkirnya Juventus bagi Inter Milan.