Mohon tunggu...
meuti bulan
meuti bulan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis dan Freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pentingnya Remaja Mengenali Dating Violance

10 Januari 2023   00:44 Diperbarui: 10 Januari 2023   00:53 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Februari 2022, dunia hiburan tanah air dikejutkan dengan pengakuan mantan personel Amingdala, yaitu Aya Canina, yang merupakan penulis lagu kukira kau rumah dan sekaligus vokalis band tersebut. 

Menurut pengakuannya, Aya keluar dari group band yang membesarkan namanya karena mengalami kekerasan selama bergabung dalam band Amingdala, Aya memperoleh kekerasan dari mantan kekasihnya yang juga merupakan anggota band tersebut, perlakuan tersebut mempengaruhi kondisi mental Aya, hingga membuatnya hengkang dari band yang membesarkan namanya.

Selain kasus Aya, terdapat lagi kasus kekerasan dalam berpacaran (dating violance) yang dialami oleh remaja putri yang berasal dari Sekadau, Kalimantan Barat. Remaja putri tersebut dianiya oleh kekasihnya sendiri menggunakan tangan, botol kecap, dan sendok makan pada bagian mulut, pipi serta leher. Akibatnya remaja tersebut mengalami memar pada bagian mulut, dan leher. Bahkan, korban tidak dapat makan karena ditusuk menggunakan botol kecap.

Dua kasus diatas disebut sebagai Dating violance, sebelum membahas secara mendalam mengenai Dating Violance, ada baiknya kita mengetahui definisi dating dan violance.

Collins (dalam Marcus, 2007) mengatakan bahwa terdapat 5 hal yang dapat menjelaskan sebuah hubungan sebagai dating. Kelima hal tersebut adalah:

1.Involvement -- apakah remaja tersebut pacaran, usia dimana dia memulai pacaran, dan konsistensi serta frekuensi pacaran

`2.Partner-selection -- siapa yang mereka pilih menjadi pacar mereka (apakah usianya lebih tua, sama atau dari suku dan sosioekonomi status yang berbeda atau sama)

3.Content -- apa yang dilakukan mereka bersama-sama, keberagaman dari aktivitas yang dilakukan bersama, situasi yang dihindari ketika mereka bersama

4.Quality -- hal dimana hubungan tersebut menghasilkan suatu pengalaman yang menguntungkan, seperti intimacy, affection, nurturance, antagonism, and high conflict and controlling behaviors 

5.Cognitive and emotional processes -- apakah terdapat partner yang memberikan respon emosional yang merusak, persepsi, harapan, schema, dan atribusi atas diri sendiri yang lebih didasarkan pada emosi.

Sementara definisi violence menurut VandenBos (dalam Marcus, 2007) merupakan ekspresi kemarahan dengan tujuan untuk melukai atau merusak seseorang atau properti mereka secara fisik, emosi, maupun seksual. Dan mengutip laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kekerasan dalam pacaran atau dating violence adalah tindak kekerasan terhadap pasangan yang belum terikat pernikahan meliputi kekerasan fisik, emosional, ekonomi dan pembatasan aktivitas. 

Hubungan kekerasan dalam pacaran (dating violance) erat hubungannya dengan gender dimana kekerasan yang dilakukan oleh perempuan ada hubungannya dengan membela diri, sedangkan laki-laki menggunakan kekerasan sebagai penanaman kontrol. Meskipun laki-laki dan perempuan bisa menjadi korban atau pelaku, tetapi perempuan lebih rentan mengalami kekerasan seksual dan penderitaan berat akibat dari kekerasan dalam pacaran, dan sayangnnya perempuan yang mengalami kekerasan juga memiliki kecenderungan besar untuk memaafkan pelaku dan menjalani hubungan seperti sebelumnya.

Untuk mengetahui seperti apa dating violance, berikut adalah bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran.

1.Kekerasan fisik seperti memukul, menampar, menendang, mendorong, mencengkram dengan keras pada tubuh pasangan dan serangkaian tindakan fisik yang lain.

2.Kekerasan emosional atau psikologis seperti mengancam, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan pasangan menjelek-jelekan dan lainnya.

3.Kekerasan ekonomi seperti meminta pasangan untuk mencukupi segala keperluan hidupnya seperti memanfaatkan atau menguras harta pasangan.

4.Kekerasan seksual seperti memeluk, mencium, meraba hingga memaksa untuk melakukan hubungan seksual dibawah ancaman.

5.Kekerasan pembatasan aktivitas oleh pasangan banyak menghantui perempuan dalam berpacaran, seperti pasangan terlalu posesif, terlalu mengekang, sering menaruh curiga, selalu mengatur apapun yang dilakukan, hingga mudah marah dan suka mengancam.

Dikutip dari woman health, dating violance memiliki dampak buruk  kesehatan bagi korban, yaitu:

Effek fisik yang paling terlihat pada korban dating violance adalah, dimana tindakan kekerasan yang dilakukan dapat memiliki resiko yang bisa membuat cidera fisik, mulai dari cidera ringan hingga berat.

 Effek fisik jangka pendek bagi korban adalah, pendarahan pada bagian vagina atau nyeri pinggul, IMS, kehamilan yang tidak diinginkan. Effek fisik jangka panjang kekerasan terhadap perempuan baik seksual atau fisik bisa mengakibatkan masalah kesehatan jangka panjang, mulai dari penyakit kronis,  mimpi buruk dan masalah tidur,sakit kepala migrain, hingga rasa sakit ketika berhubungan seksual. Pada beberapa perempuan, bahkan bisa menyalahgunakan obat-obatan,alkohol.atau terlibat dalam perilaku beresiko seperti berhubungan seks tanpa kondom, sebagai dampak pelarian akibat kekerasan yang pernah dialaminya, dan kekerasan seksual dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap tubuhnya sendiri, yang berujung menjadi pola makan yang tidak sehat atau gangguan makan.

Dampak kesehatan mental akibat kekerasan terhadap perempuan baik fisik maupun seksual bisa menyebabkan ketakutan, kebingungan, kemarahan, atau bahkan mati rasa dan tidak merasakan apa-apa. Effek kesehatan mental jangka panjang terhadap perempuan yang mengalami kekerasan meliputi ;Gangguan stress pasca trauma (PTSD), Depresi,Kecemasan, Mengisolasi diri,  (https://www.solopos.com/ketahui-dampak-dating-violence-pada-perempuan-1210768)

Dari ulasan diatas sudah bisa memberikan sebuah pemahaman jika dating violance sangat berbahaya. Sayangnya, saat ini banyak remaja khususnya remaja putri terjebak pada pola hubungan yang tidak sehat tersebut. Berdasarkan data dari komnas perempuan tahun 2020, diperoleh angka statistik yaitu sekitar 20 % anak perempuan mengalami kekerasan, dan 16 % mengalami kekerasan dalam pacaran (https://www.komnasperempuan.go.id/reads-catatan-tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-2020 ) dan catatan khususnya adalah adanya kenaikan angka terhadap kekerasan pada anak perempuan, dimana melonjak menjadi 2.341 kasus,dari tahun sebelumnya yang hanya 1417 kasus.

Lantas apakah hal tersebut bisa dihindari? Tentu saja bisa, dunia remaja adalah dunia dimana lingkungan sekitar menjadi salah satu faktor dominan bagi mereka dalam mengembangkan aktivitas sosialnya, namun yang perlu diingat adalah memilih lingkungan pergaulan yang sehat dan positif itu menjadi point penting dalam menjalin relasi, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama.


Berikut adalah kiat yang bisa dilakukan untuk menghindari kekerasan dalam pacaran (Dating violance) adalah ; Mengenal calon pasangan dengan menyeluruh sebelum memulai sebuah relasi khusus, jangan terlalu cepat mengambil keputusan dan lebih bijak ketika  memilih pasangan, berani mengambil sikap dengan mengatakan "tidak" dan menghentikan hubungan ketika menerima tindak kekerasan, membangun sebuah komitmen sebelum memulai sebuah hubungan, memperkenalkan pasangan kepada keluarga untuk menimbulkan rasa segan dari pasangan terhadap keluarga, pentingnya keterlibatan peran orangtua, serta orang terdekat dalam mengawasi dan menjaga anak, keluarga, teman, maupun orang yang kita kenal dari bahaya kekerasan dalam pacaran. (https://www.yayasanjari.org/kekerasan-dalam-pacaran/)

Saat ini perlu dibangun sebuah kesadaran bahwa dating violance bukanlah hal yang normal dalam hubungan pacaran. Kesadaran tersebut tidak bisa muncul secara tiba-tiba, harus ada informasi tentang kekerasan dalam pacaran  utamanya kekerasan seksual, yang mampu menjangkau mereka yang rentan menjadi korban. Karena itu ada baiknya, di lingkungan sekolah juga mulai dikenalkan tentang apa itu dating violance, hal tersebut untuk meminimalisir terjadinya kekerasan tersebut pada remaja. Sebab, menjadi remaja yang mempunyai sikap dan pemikiran positif serta bahagia, akan sangat mempengaruhi bagaimana kelak remaja itu bertumbuh.

Sumber ;

 Ketahui Dampak Dating Violence Pada Perempuan ; https://www.solopos.com

Kekerasan Dalam Pacaran ; https://www.yayasanjari.org

Catatan Tahunan Kekerasan Terhadap Perempuan 2020; https://www.komnasperempuan.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun