Sementara definisi violence menurut VandenBos (dalam Marcus, 2007) merupakan ekspresi kemarahan dengan tujuan untuk melukai atau merusak seseorang atau properti mereka secara fisik, emosi, maupun seksual. Dan mengutip laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kekerasan dalam pacaran atau dating violence adalah tindak kekerasan terhadap pasangan yang belum terikat pernikahan meliputi kekerasan fisik, emosional, ekonomi dan pembatasan aktivitas.Â
Hubungan kekerasan dalam pacaran (dating violance)Â erat hubungannya dengan gender dimana kekerasan yang dilakukan oleh perempuan ada hubungannya dengan membela diri, sedangkan laki-laki menggunakan kekerasan sebagai penanaman kontrol. Meskipun laki-laki dan perempuan bisa menjadi korban atau pelaku, tetapi perempuan lebih rentan mengalami kekerasan seksual dan penderitaan berat akibat dari kekerasan dalam pacaran, dan sayangnnya perempuan yang mengalami kekerasan juga memiliki kecenderungan besar untuk memaafkan pelaku dan menjalani hubungan seperti sebelumnya.
Untuk mengetahui seperti apa dating violance, berikut adalah bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran.
1.Kekerasan fisik seperti memukul, menampar, menendang, mendorong, mencengkram dengan keras pada tubuh pasangan dan serangkaian tindakan fisik yang lain.
2.Kekerasan emosional atau psikologis seperti mengancam, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan pasangan menjelek-jelekan dan lainnya.
3.Kekerasan ekonomi seperti meminta pasangan untuk mencukupi segala keperluan hidupnya seperti memanfaatkan atau menguras harta pasangan.
4.Kekerasan seksual seperti memeluk, mencium, meraba hingga memaksa untuk melakukan hubungan seksual dibawah ancaman.
5.Kekerasan pembatasan aktivitas oleh pasangan banyak menghantui perempuan dalam berpacaran, seperti pasangan terlalu posesif, terlalu mengekang, sering menaruh curiga, selalu mengatur apapun yang dilakukan, hingga mudah marah dan suka mengancam.
Dikutip dari woman health, dating violance memiliki dampak buruk  kesehatan bagi korban, yaitu:
Effek fisik yang paling terlihat pada korban dating violance adalah, dimana tindakan kekerasan yang dilakukan dapat memiliki resiko yang bisa membuat cidera fisik, mulai dari cidera ringan hingga berat.
 Effek fisik jangka pendek bagi korban adalah, pendarahan pada bagian vagina atau nyeri pinggul, IMS, kehamilan yang tidak diinginkan. Effek fisik jangka panjang kekerasan terhadap perempuan baik seksual atau fisik bisa mengakibatkan masalah kesehatan jangka panjang, mulai dari penyakit kronis,  mimpi buruk dan masalah tidur,sakit kepala migrain, hingga rasa sakit ketika berhubungan seksual. Pada beberapa perempuan, bahkan bisa menyalahgunakan obat-obatan,alkohol.atau terlibat dalam perilaku beresiko seperti berhubungan seks tanpa kondom, sebagai dampak pelarian akibat kekerasan yang pernah dialaminya, dan kekerasan seksual dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap tubuhnya sendiri, yang berujung menjadi pola makan yang tidak sehat atau gangguan makan.