Mohon tunggu...
Metik Marsiya
Metik Marsiya Mohon Tunggu... Konsultan - Menembus Batas Ruang dan Waktu

Praktisi Manajemen, Keuangan, Strategi, Alternatif dan Spiritual. Kutuliskan untuk anak-anakku, sebagai bahan pembelajaran kehidupan. ... Tidak ada yang lebih indah, saat menemani kalian bertumbuh dengan kedewasaan pemahaman kehidupan.... ................ tulisan yang selalu teriring doa untuk kalian berdua....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Puisi | Kematian Itu Mengiringi Kehidupan, Layaknya Diri-Mu Mengiringiku

1 September 2019   23:22 Diperbarui: 1 September 2019   23:56 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kematian bisa datang kapan saja, itu realistis

Selalu menyiapkan diri untuk mati, itu logis

Pasrah dan selalu bersiap

Menimbang lagi sebelum ditimbang

Datang sebuah pengakuan dari dalam diri

Bahwa tidak ada bandul timbangan yang layak diletakkan sebagai pembanding

Aku bersujud

Mohon ampunan dan anugrahNya

Berharap akan rahmatNya semata

Untuk menjadi bandul timbanganku

Ketika satu demi satu kuhitung,

Aku semakin mengakui

Bahwa timbangan itu kurasakan kosong

Lalu kemanakah aku selama ini

Apa sajakah yang telah kulakukan

Saat aku berhitung

Semua kebaikan yang sudah aku lakukan

Ternyata aku telah mendapatkan banyak kembalian dariNya kebaikan dengan jumlah yang jauh melimpah ruah

Lalu dimanakah pahalaku, ketika aku berusaha bersedekah, beramal, tersenyum, dan semua hal tentang memberi dan membantu

Tetapi, Tuhan telah membantuku jauh lebih banyak dengan caraNya yang tidak kusangkakan

Ketika aku berusaha bernafas dalam namaNya

Aku kembali menyadari bahwa sudah selayaknya memang harus demikian, karena udara ini adalah milikNYa 

Semakin aku tertunduk kepadaMu ya Allah, Tuhanku, kehidupanku 

Bahwa sesungguhnya, hanya Engkaulah yang berhak atas segala apa yang kulakukan 

Hanya untukMu, bukan sebagian, tetapi memang harus semuanya

Karena diri ini seutuhnya milikMu 

Semua yang ada, adalah dariMu 

Semakin aku menyadari bahwa banyak hal yang telah kulakukan benar-benar tak berguna

Perbuatan, pengabdian, pertarungan, permainan, bahkan Tuhan, kadangkala aku menduakanMu

Oh bukan, menigakanMu, mengempatkanMu atau bahkan aku sesungguhnya tidak pernah menyimpanMU dalam benakku

Tidak ada malam untukMU 

Tapi aku selalu berada dalam kegelapan dalam melangkah menujuMU 

Tidak ada penghalang antara diriMu dan diriku

Tapi aku tak pernah bisa melihatMu 

Dan kini, aku hanya berpikir, apalagi yang bisa kuhitung dan  kulakukan untuk membuat bandul timbangan, walaupun sebutir debu

Ya Allah

Sungguh aku hanya mampu bersujud kepadaMu

Memohon ampun atas segala dosa  dan salahku

Memohon rahmat dan berkah saat aku harus menghadapMu

Kematian itu, sesungguhnya begitu dekat 

Yang sudah seharusnya aku sedekat itu kepadaMu 

Seperti layaknya kematian yang selalu ada mengiringi dalam setiap perjalanan manusia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun