Kematian bisa datang kapan saja, itu realistis
Selalu menyiapkan diri untuk mati, itu logis
Pasrah dan selalu bersiap
Menimbang lagi sebelum ditimbang
Datang sebuah pengakuan dari dalam diri
Bahwa tidak ada bandul timbangan yang layak diletakkan sebagai pembanding
Aku bersujud
Mohon ampunan dan anugrahNya
Berharap akan rahmatNya semata
Untuk menjadi bandul timbanganku
Ketika satu demi satu kuhitung,
Aku semakin mengakui
Bahwa timbangan itu kurasakan kosong
Lalu kemanakah aku selama ini
Apa sajakah yang telah kulakukan
Saat aku berhitung
Semua kebaikan yang sudah aku lakukan
Ternyata aku telah mendapatkan banyak kembalian dariNya kebaikan dengan jumlah yang jauh melimpah ruah
Lalu dimanakah pahalaku, ketika aku berusaha bersedekah, beramal, tersenyum, dan semua hal tentang memberi dan membantu
Tetapi, Tuhan telah membantuku jauh lebih banyak dengan caraNya yang tidak kusangkakan
Ketika aku berusaha bernafas dalam namaNya
Aku kembali menyadari bahwa sudah selayaknya memang harus demikian, karena udara ini adalah milikNYaÂ
Semakin aku tertunduk kepadaMu ya Allah, Tuhanku, kehidupankuÂ
Bahwa sesungguhnya, hanya Engkaulah yang berhak atas segala apa yang kulakukanÂ
Hanya untukMu, bukan sebagian, tetapi memang harus semuanya
Karena diri ini seutuhnya milikMuÂ
Semua yang ada, adalah dariMuÂ
Semakin aku menyadari bahwa banyak hal yang telah kulakukan benar-benar tak berguna
Perbuatan, pengabdian, pertarungan, permainan, bahkan Tuhan, kadangkala aku menduakanMu
Oh bukan, menigakanMu, mengempatkanMu atau bahkan aku sesungguhnya tidak pernah menyimpanMU dalam benakku
Tidak ada malam untukMUÂ
Tapi aku selalu berada dalam kegelapan dalam melangkah menujuMUÂ
Tidak ada penghalang antara diriMu dan diriku
Tapi aku tak pernah bisa melihatMuÂ
Dan kini, aku hanya berpikir, apalagi yang bisa kuhitung dan  kulakukan untuk membuat bandul timbangan, walaupun sebutir debu
Ya Allah
Sungguh aku hanya mampu bersujud kepadaMu
Memohon ampun atas segala dosa  dan salahku
Memohon rahmat dan berkah saat aku harus menghadapMu
Kematian itu, sesungguhnya begitu dekatÂ
Yang sudah seharusnya aku sedekat itu kepadaMuÂ
Seperti layaknya kematian yang selalu ada mengiringi dalam setiap perjalanan manusia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H