Tidak mudah menemukan jabawan apa dan mengapa, jika kita berada di dalam posisi lingkaran kekuasaan dan kebijakan, apalagi jika kita hanya ahli dalam bidang tertentu saja. Â
Tidak ada yang salah dalam semua keputusan dan kebijakan yang sudah dilaksanakan terkait dengan pembenahan masalah yang ada di negara kita. Bapak dan seluruh jajarannya telah bekerja dengan sangat keras untuk memperbaiki kondisi negara ini. Jika dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, Jokowi tetap yang terbaik. Jika dibandingkan dengan politisi lainnya, Jokowi masih yang terbaik.Â
3. Sudut Pandang
Melihat permasalahan sebuah negara harus dilakukan secara utuh,bukan hanya bagian perbagian. Spesialisasi teknis penting, tetapi manajerial sama pentingnya. Teori penting, tetapi praktek juga sama pentingnya. Mencontoh best practise di luar negeri bagus, tetapi capture nya juga harus sama jangkauannya, frame nya. Ilmiah penting, tetapi Spiritual juga tidak kalah pentingnya.
Bung Karno dan Pak Harto mempunyai perbedaan pendapat dalam mengelola negeri ini, bahwa menurut Bung Karno  berdiri di kaki sendiri lebih baik, dan akan bagus dalam jangka panjang. Tetapi Pak Harto lebih suka menerima investasi dan utang dari luar negeri, membesarkan konglomerat dan dalam jangka panjang menciptakan kesenjangan sosial.Â
Uang berkuasa atas negeri ini, atas partai politik, atas sebagian pemimpin negeri, atas kebijakan negara, yang sudah menggurita menjadi lingkaran setan. Solusi instan tidak akan pernah bagus untuk solusi jangka panjang.Â
Kebijakan yang dibuat berdasarkan best practise dari negara lain dengan kajian ilmiah ini adalah hal yang wajib dilakukan. Kebijakan seperti ini mempunyai kelemahan jika negara kiblat ternyata mempunyai pondasi budaya yang berbeda, baik secara kemapanan ekonomi, budaya masyarakatnya, Â tingkat kedisiplinan, tingkat pendidikan, Â dan kualitas penegakan hukum. Bahkan mencontoh dalam bidang kebijakan keuangan juga selayaknya untuk memperhatikan hirarki ketatanegaraan negara asal yang dicontoh.Â
Melihat hal besar, dalam cakupan yang luas, dalam sebuah jangkauan yang besar adalah sebuah hal yang rumit, komplek, ribet, tidak mudah, melibatkan banyak faktor, banyak elemen, banyak variable, banyak ilmu dan pengetahuan. Melihat dengan detil, dan akan membutuhkan banyak orang untuk melakukannya. Banyak kepala banyak pemikiran, berbeda sudut pandang, berbeda tujuan.Â
Dengan tenaga spesialisasi yang berbeda-beda akan membuat satu bagian dengan bagian lainnya sering tidak terkoordinasikan dengan baik, alias tidak nyambung. Kebijakan yang dibuat menjadi kurang sinkron antara satu bidang dengan bidang lainnya. Bahkan ada kebijakan yang dibuat jauh dari penyelesaian masalah yang sedang dihadapi. Â Â
Hilang ujungnya, dan alih-alih berhenti atau melambat, tetapi yang seringkali adalah negara tidak disadari salah arah dalam menuju pembangunannya. Merasa sudah benar tujuannya tetapi justru menjadi semakin jauh dari tujuan, alias nyasar dengan sukses ilang dalane.
Menyederhanakan masalah, kembali kepada hal-hal yang mendasar, kembali kepada substansi dasarnya. Tidak ada hal besar kecuali kita membesar-membesarkannya, tidak hal kecil kecuali kita menyepelekannya, tidak ada hal rumit, kecuali kita merumitkannya.Â