Aku melihat kembali di tempat yang muncul dalam  pikiranku, melihat lebih jauh, merasakannya dengan hati, menajamkan  pikiran dan perasaan untuk menangkap pesan yang ada dari tempat itu. Â
Sebuah keadaan di mana tingkat kemenepan yang luar biasa membuat tempat  itu begitu menyimpan magnet magis yang demikian besar, menenangkan dan  menyejukkan. Kekuatan yang tersimpan di dalamnya begitu besar.
"Apa yang kau temukan, nduk. Aku melihat engkau mampu menemukan hal besar yang mampu menggugah hatimu?"
Aku  berusaha memahami apa yang terjadi antara aku dan sesepuh dalam  pendampingan perjalanan bathin yang telah aku lewati demikian lamanya  bersama mereka. Aku menemukan hal berbeda hari ini dan kemarin-kemarin. Â
Hal yang berbeda adalah dulu sesepuh selalu menunjukkan dan menerangkan  apa yang sedang aku lihat, aku diberi pitutur dan penjelasan akan segala  sesuatu, baik benda maupun kejadian. Tetapi hari ini sepertinya berbeda  dengan dulu, dalam sebuah perjalanan bathin kali ini, mereka juga belum  pernah melewati bagian ini, di mana akhirnya mereka menunggu  pemahamanku, menunggu aku mengerti dan menunggu penjelasan dariku.Â
Saat  ini sesepuh hanya menemani dan menjagaku, mendampingi dan membantuku  dalam memahami, supaya aku tidak melewati standar dasar dalam perang  atau dalam mempelajari sesuatu, agar aku tidak sembrono, walaupun pada  akhirnya tetap saja aku sembrono dan mereka tidak mampu berkata apa-apa  saat aku harus ngawur dalam mengerjakan sesuatu. Hahahaha, tetapi  beginilah sebuah perjalanan panjang dalam sebuah pendampingan, apapun  yang kulakukan, apapun yang kupikirkan, dan apapun yang terjadi, suka  tidak suka, mau tidak mau, susah senang, mereka selalu akan berada di  sini menemaniku dalam kesetiaan tanpa akhir, dengan kasih sayang tanpa  batas.Â
Dari merekalah aku belajar memomong, memahami dan menyayangi  orang-orang di sekitarku, dengan kasih sayang dan pengertian tanpa batas  yang membahagiakan, menentramkan dan menguatkan. Sebuah ajian pamomong  agung yang membuat semua yang dimomong akan menjadi besar karena  kebesaran hati dan jiwanya, keluasan dalam berpikirnya.
Kembali  aku melihat tempat itu, dan aku mulai merasakan sesuatu yang masuk ke  dalam rasaku, ke dalam pikrianku. Bahwa di tempat inilah asal muasal  keraajaan Majapahit, di mana semua di awali dari niat dan kepasrahan  yang besar, besarnya rasa cinta dan semangat untuk membuat semuanya  dengan diawali ketulusan dan cinta yang besar akan rakyatnya, cinta akan  kehidupan alam semesta yang melingkupinya, pengabdian kepada kehidupan  dan seluruh semesta yang melingkupinya.
Aku berusaha  memahami pesan yang muncul di dalamnya, dan aku mengerti bahwa ini  adalah pesan disampaikan. Dan disinilah aku berada, di depanku  menghadang banyak hal permasalahan negeri yang harus dihadapi,  dipecahkan dari segala macam sudut pandang dan aku memiliki semuanya,  memiliki banyak hal yang bisa aku lakukan.Â
Aku memiliki kekuatan hati  dan kekuatan pemikiran yang akan menjadi pondasi dasar yang mampu  mendobrak tatanan yang ada. Aku sebenarnya mampu dan bisa melakukannya.  Aku hanya butuh menguatkan diri dengan menghilangkan belenggu-belenggu  di dalam pikiranku, membuang semua perasaan dan kekawatiranku, melupakan  semua kejadian yang pernah aku lewati, gelapnya dan lukanya, sakitnya  dan pedihnya. Semua harus aku lalui dengan hati yang lebih terbuka,  lebih kuat.
"Anakku, setiap sesepuh, setiap pejuang  negeri, pejuang kemerdekaan pasti merasakan dan pernah melewati saat  seperti ini. Sakit dan sendiri, luka dan tak berdaya, sedih dan pedih.  Tetapi semua kembali kepada bagaimana kita mensikapi saat-saat seperti  ini, bangun dan bangkit adalah kunci dari semua perjuangan dan  kemenangan, menjadikan masa lalu, luka dan pedih menjadi bahan bakar  penyulut semangat di dalam diri, semangat yang akan menguatkan langkah  kita, menjernihkan pikiran kita dan menajamkan semua perlawanan ini."