Mohon tunggu...
Metik Marsiya
Metik Marsiya Mohon Tunggu... Konsultan - Menembus Batas Ruang dan Waktu

Praktisi Manajemen, Keuangan, Strategi, Alternatif dan Spiritual. Kutuliskan untuk anak-anakku, sebagai bahan pembelajaran kehidupan. ... Tidak ada yang lebih indah, saat menemani kalian bertumbuh dengan kedewasaan pemahaman kehidupan.... ................ tulisan yang selalu teriring doa untuk kalian berdua....

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

"Big Picture" untuk Jokowi: Waspadai "Proxy War" Keuangan Negara

28 Desember 2016   16:18 Diperbarui: 28 Desember 2016   20:14 20775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menutup pembiayaan belanja negara dari utang adalah kebijakan yang baik. Tetapi dalam sebuah rumah tangga maupun perusahaan, kebijakan utang akan menyesuaikan dengan kemampuan arus kas secara nyata, bahwa memungkinkan utang jika penghasilannya lebih dari cukup, bukan lebih besar pasak daripada tiang. Perusahaan akan bangkrut jika dia tidak mampu kembali membayar utang. Rentetan ini adalah sebuah tindak lanjut dari lemahnya institusi pajak dalam menjalankan tugasnya. 

Jika pajak kuat kewenangannya, akan bertindak adil kepada Wajib Pajak, menggunakan teknologi dan memanfaatkan data secara maksimal dan pada akhirnya akan mencapai penerimaan negara dengan baik. Benang merah yang seringkali terputus. Utang memang jalan keluar dari masalah dalam jangka pendek, tetapi menciptakan masalah dalam jangka panjang. Potensi pajak banyak yang belum tergali lebih disebabkan karena kapasitas wewenang kelembagaan Ditjen Pajak sehingga tidak bisa secara efektif menerapkan law enforcemen kepada Wajib Pajak secara cepat dan akurat. Hal ini membuat kesadaran Wajib Pajak masih sangat rendah. 

Negara yang Memberdayakan 

Optimis adalah salah satu kata ajaib yang bisa selalu menimbulkan semangat. Dengan segala goncangannya, bangsa Indonesia saat ini masih ada walaupun telah berkurang Timor Leste. Semoga tidak menyusul Timor Leste-Timor Leste yang lainnya. Proxy war akan selalu ada, patut diwaspadai. Tangan-tangan proxy war justru tanpa disadari berada dalam lingkaran elite politik dan menjadi pembuat kebijakan. Kadangkala mereka tidak menyadari bahwa kebijakan yang seakan-akan sudah baik dan sesuai dengan standar keilmuan ilmiah yang baku yang pas diterapkan di negara lain justru akan menghancurkan negara ini jika diterapkan di sini. 

Perlunya kesadaran bahwa ini Negeri Timur, bukan Negeri Barat; negeri jamu, bukan negeri keju. Negara yang kaya akan bahan baku dan tenaga kerja, yang seandainya diberdayakan dengan benar akan menjadi negara produksi. Berhati-hatilah kepada pemburu kekuasaan karena dalam setiap perebutan kekuasaan akan selalu ada tangan-tangan kotor yang ikut campur di dalamnya. Berhati-hatilah pada jasa baik, karena jasa baik akan menuntut balas. Tidak mudah membaca hati yang tulus dan ikhlas, tetapi di negeri spiritual ini masih banyak jiwa yang bersih dan bening. 

Bayangkanlah sebuah negara yang menggunakan kekayaan melimpah bahan bakunya digunakan sendiri sebagai bahan produksi dalam negeri, memproduksi sendiri, menjual kepada rakyat sendiri, dari dan untuk rakyat. Sudah lebih dari cukup, tanpa daging impor lebih sehat makan ikan. Jika tidak ada tempe karena harus impor kedelai, bisa diganti makanan yang nikmat lainnya, yaitu kerupuk. Jika tidak ada roti, masih ada singkong goreng. Sayur-sayuran segar lebih sehat daripada daging, membentuk manusia yang lebih humanis daripada manusia pemakan daging dan keju. Diselingi makan apel dan buah jambu lokal, jangan melupakan durian yang tiada duanya. 

Bayangkanlah listrik dari panel-panel surya yang diproduksi massal dan portable, jauh lebih murah dan tidak perlu jaringan yang besar, kincir angin di setiap bagian negeri ini, listrik dari panas bumi, listrik dari sampah. 

Bayangkanlah produksi bahan bakar minyak dari produk-produk nabati, bio energi. Ekonomi rakyat berkembang dengan pesat dan negara menarik pajaknya dengan adil dan merata, tidak memberatkan dan dibayar dengan sukacita. Negara mandiri yang bahagia. Tidak bergantung kepada hal yang sangat besar. Karena jika yang besar ini dihancurkan, runtuhlah sebagian kehidupan rakyat negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun