Mohon tunggu...
Metik Marsiya
Metik Marsiya Mohon Tunggu... Konsultan - Menembus Batas Ruang dan Waktu

Praktisi Manajemen, Keuangan, Strategi, Alternatif dan Spiritual. Kutuliskan untuk anak-anakku, sebagai bahan pembelajaran kehidupan. ... Tidak ada yang lebih indah, saat menemani kalian bertumbuh dengan kedewasaan pemahaman kehidupan.... ................ tulisan yang selalu teriring doa untuk kalian berdua....

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Pecahnya Negeri karena Keserakahan dan Kekuasaan

28 Oktober 2016   10:30 Diperbarui: 28 Oktober 2016   10:49 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cermin Ruwetnya Negeri (Design Pribadi)

“Sudah biasa terjadi, jika mereka yang serakah bertemu dengan yang serakah, maka mereka akan berebut semua hal yang bisa diperebutkan. Kekuasaan, kekayaan,keuangan, dan semua yang ada. Biarkan mereka berebut dan jangan diredakan, jika perlu kuatkanlah, karena mereka yang  kuat hanya akan dikalahkan oleh yang sama-sama kuat. Sedang kamu harus melihat dirimu, menyadari bahwa kamu jelas bukanlah bandingannya.  Pasti kamu memahami bahwa semua proses  ini akan memakan korban. Ketika perlawanan itu terjadi kamu akan memahami bahwa setiap hal di jagad bathin akan selalu menimbulkan akibat di dunia nyata, dua dunia yang berkaitan langsung satu dengan lainnya, di mana hanya sedikit orang yang bisa melihatnya.”

“Kamu bisa melihat betapa serakahnya mereka yang jumlahnya bisa dihitung jari, telah membagi negeri ini menjadi beberapa bagian saja, dan seperti yang kau lihat bahwa mereka akan tega menjual wilayahnya untuk negeri lain, berbagi dengan mereka hanya untuk memenuhi perutnya sendiri. Apakah engkau bisa melihat bahwa negara-negara yang dibagi saat ini sudah kemecher dan ngiler untuk menguasai pecahan-pecahan negeri ini, berharap gulo klopo akan pecah dan tak utuh lagi, sehingga negeri ini dan seluruh kekayaannya akan menjadi jarahan.”

“Memang orang serakah itu terbutakan matanya oleh segala harta dan kekayaan, kenikmatan dan kesenangan, kekuasaan dan kejayaan semu. Sehingga mereka tidak waspada dan tidak jeli dengan segala jebakan dan perangkap, dengan permainan para penjahat-penjahat antar negeri. Atau bisa jadi saking gatelnya dengan kekuasaan, mereka akan melakukan apa saja agar menjadi raja sehari dinegerinya, jika perlu mereka akan memecahkan negeri ini untuk melanggengkan kekuasaannya. Memang uthek cupet dan buntet. Otak sempit dan culas, licik dan jahat, otak yang lahir dari keserakahan tanpa batas. Angkara murka tanpa batas,sudah gelap matanya.”

“Negara ini membutuhkan orang yang sungguh-sungguh mencintai negerinya dengan segenap hatinya. Sayangnya yang ada saat ini adalah mereka yang hanya cinta dirinya sendiri, mereka yang sudah mati dan tidak punya nurani. Dan kamu hanya punya satu hati untuk negeri, hanya itu. Tanpa kekuasaan, tanpa harta. Memahami bagaimana langkahmu yang kesrimpet-srimpet tidak karu-karuan, benar-benar hanya mengandalkan kemampuan bathinmu, tanpa kemampuan lahiriah. Beruntung negeri ini punya dirimu yang mau mengerti dan mengalahkan kesenangan diri untuk melakukan semua ini dengan cinta yang sesungguhnya kepada negeri, walaupun semua memahami, bahwa kamu melakukan revolusi bathin ini adalah sebuah keterpaksaan dan bukan karena pilihan hatimu.”

“Melihat negeri ini dari mata bathin memang sangat menyedihkan, dari ujung barat sampai ke ujung timur telah menjadi bumi jajahan bathin negeri-negeri kurang ajar yang sebenarnya memahami dengan sungguh-sungguh, bahwa kekuatan bathin adalah sebagian besar dari ujung kekuatan negeri, bahwa kekuatan bathin. Dan mereka justru mematikannya untuk negeri ini, membodohi bangsa ini, dan akhirnya menginjak-injak tak tersisa, tak berdaya lagi, tanpa kekuatan.”

Apakah memang kita harus menutup mata untuk semua yang terjadi, segala kehancuran, segala kekisruhan yang selalu menyertai dari semua tahapan bathin yang harus dilalui. Bukankah ini akan menimbulkan penderitaan bagi mereka yang sebenarnya tidak tahu dan malah justru mungkin tidak terlibat apapun. Mereka yang baik dan mereka yang masih punya nurani?”

“Perjalanan perubahan pasti akan menuntut korban, apapun itu. Untuk meraih sesuatu pasti membutuhkan pengorbanan.  Kembali kepada nasib, jatah dan takdir, kembali kepada putaran waktu dan garis kehidupan. Apapun itu, akan terjadi dan hanya bisa terjadi jika Yang Maha Kuasa menghendakinya. Yang ada adalah siap menghadapi segala sesuatunya, suka dan duka, baik dan buruk, berat dan ringan,panas dan dingin. Semua harus dihadapi dan bukan memilih.”

“Lihatlah anakku, langit selalugelap untuk negeri ini, kamu lihat bahwa mereka asyik menghisap darah anak negeri, dan anak negeri tidak bisa berbuat apa-apa atas yang terjadi kepada mereka. Apakah kamu tega melihat semua ini? Melihat penderitaan saudara-saudara sebangsamu, yang dijajah tanpa mereka sadari kenapa semua ini terjadi, yang serakah pun juga tidak tahu kenapa mereka tidak sadar bahwa mereka sangat serakah dan sangat kejam. Anakku, kamu sangat paham kenapa semua ini terjadi,dan kamu juga akan tahu apa yang harus kamu lakukan. Walaupun semua sesepuh negeri ini juga sangat, sangat memahami bagaimana sulitnya situasi dan hidup yang kamu hadapi sehari-hari.”

Memandang berkeliling, negeri ini benar-benar jenes, karena dilingkupi air kehitam-hitaman bau seperti air comberan yang sudah berbulan-bulan menggenang. Bau busuk, bau amis, kotor, dan semua kata-kata tidak mampu melukiskannya. Mahluk yang besar itu tak henti-hentinya mengeluarkan kotoran dan air kencing yang tak henti-hentinya. Bahkan dari pori-pori di seluruh bagian tubuhnya pun tak pernah berhenti mengeluarkan semua kotorannya, saking kotornya tubuhnya baik dari dalam maupun dari luar. Memang, demikianlah gambaran negeri ini. Dengan segala keterbatasanini aku tahu bahwa untuk menjadi kuat dan besar seperti mereka jelaslah tidak mungkin, untuk menjadi lawan tanding yang seimbang jelaslah sesuatu yang mustahil bisa terjadi. 

Maka pilihannya haruslah menjadi sangat-sangat jeli,cerdas dan cerdik agar bisa memahami titik kekuatan dan kelemahan lawan,bagaikan Eisntein, bagaikan kancil dan buaya, atau bagaikan semut dengan gajah. Menempatkan diri, memulai untuk sesuatu hanya diawali dari niat baik. Sungguh tidak mudah dan sangat tidak mudah, apalagi tidak boleh berharap sedikitpun sebuah imbalan, bahkan yang dituntut adalah pengorbanan dan perjuangan melawan diri sendiri. Karena musuh terberat dari semua perjalanan ini adalah keinginan dari diri sendiri untuk enak dan kepenak. 

“Perjalanan panjang penuh dengan lika liku,  jika kamu ikuti dan pahami, maka perjalanan itu akan memberikanmu kesempatan untuk belajar banyak hal. Akan banyak memberikanmu hikmah dan pelajaran yang tidakakan kau dapatkan jika kamu hanya diam saja. Bergerak dan hidup, maju dan kamu akan tahu, sehingga kamu akan bisa dan mungkin saja kamu bisa menang. Bukanhanya menang melawan mereka, tapi kamu juga akan menang melawan dirimu sendiri.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun