sambungan dari sini
Pilkada DKI 1 menuju putaran dua sudah berlangsung sengit. Di dunia nyata kedua pihak saling menawarkan program untuk mengambil simpati masyarakat Jakarta. Berbagai macam cara dilakukan oleh pasangan Jokowi-Ahok dan Foke-Nara untuk emraih kemenangan suara.
Sedang dari jagad spiritual situasinya telah berubah dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Seperti yang tertulis di tulisan sebelumnya, kali ini peta politik spiritual telah berubah. Saat pertarungan sebelumnya diwarnai oleh mahluk "jemek-jemek" yang memang sudah ada di dunia ghaib nusantara ini. Maka kali ini ada beberapa kekuatan lain yang ikut bertarung.
Kekuatan pertama adalah mahluk ghaib berkulit emas. Mereka adalah naga kuning emas. Ini erat melekat pada Jokowi dan Ahok. Entah apakah ini berhubungan karena Ahok berasal dari ras tertentu, atau Jokowi yang berasal dari pedagang. Lambang Naga emas jelas menjadi latar belakang dari setiap gerak mereka, aura kekuningan menjadi background yang menyilaukan bagi mata para penglihat jagad bathin.
Sedangkan Foke-Nara kekuatan Mahluk Hitam ini mendominasi dari setiap langkahnya. Bedanya dengan Jokowi, maka aura yang melingkupi Foke lebih diwarnai dengan warna putih terang seperti udara pagi hari, sebelum matahari mulai bersinar. Latar belakang kekuatan foke berasal dari beberapa sumber. Energi cahaya, yang berwarna putih, dari kekuatan air dan tanah. Sedangkan pendukung pasukan ghaibnya berasal dari mahluk rawa. kekuatan terakhir yang menambahi adalah terjadinya impor dari jagad dunia lain, masih dari kalangan jemek-jemek tapi mendatangkan pasukan. Kekuatan foke berikutnya adalah tambahan energi api dan emas, tetapi masih relatif lemah.
Penjaga Pilkada kali ini berusaha adil dan tidak memihak, hanya berusaha menciptakan suatu kondisi yang adil dan fair bagi kedua belah pihak untuk saling bertarung tanpa menimbulkan keributan. Tetapi apa daya, dunia pertarungan jagad ghaib memang panas. Belum dimulai pelaksanaan Pilkada mereka sudah berebut unjuk kekuatan. Repotnya lagi, kelakuan oleh salah satu kelompok  pasukan yang sadar akan kalah, atau merasa tidak pe de membuat mereka melakukan sesuatu yang sangat emosional.
Jagad ghaib, jagad bathin, atau jagad spiritual yang sudah tertata dengan lapisan-lapisan tebal penjaga dan tak tertembus menjadi porak poranda diosal adul ketika sang penjaga sedang lengah. Sang penjaga akhirnya menjadi subyektif, mengatasi keributan dengan unjuk kekuasaan, unjuk kekuatan yang mengalahkan semua yang ada.
Memang dasarnya penjaga adalah seorang ratu adil, rasanya tidak rela ketika ada ketidak adilan, ada pelanggaran perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya. Semua dimarahi, ditegor, dibentak. Bagaikan avatar sang ratu adil telah menyiapkan segala bentuk energi yang bisa menghancurkan kedua belah pihak. Konon energi ini selain mampu menghancurkan juga mampu mengangkat mereka-mereka yang ingin mukti, menjadi penguasa. Mahluk-mahluk berbaris rapi. Menunduk ketakutan sambil berharap akan menjadi kubu yang dibela oleh sang ratu.
Apa daya sang ratu hanya memberi peringatan keras, tanpa toleransi. Sekali lagi ada yang melanggar maka sang ratu akan berpihak kepada yang dizolimi. Keputusan berat bagi kedua kubu. Mahluk ghaib selalu mempunyai keinginan berbuat curang yang tinggi. Sampai-sampai manusia menyebutnya setan, padahal tidak semua mahluk ini jahat. Contohnya chasper. Begitulah keterbatasan manusia.
Belum genap dua hari, salah satu mahluk hitam sudah menutupi aura Jokowi, mahluk hitam panjang besar melingkar menutupi seluruh auranya, dan membuat foke sejenak bersinar.
Dan sang ratu langsung melihat segala perbuatan mahluk jemek-jemek itu. Ampun, tamat sudah riwayatnya. Janji sudah dikobarkan. Sang Ratu menepati janjinya. Di hari itu sang ratu tanpa ditunda melakukan anjang sana ke kerajaan kedua mahluk-mahluk itu untuk menyampaikan undangan pada sang raja akan adanya perhelatan pengukuhan Jokowi sebagai raja di dunia nyata tentu saja dengan dukungan semua pasukan ghaibnya. Kedua raja yang pernah berhutang budi tidak mampu berkata apa-apa, selain menganggukkan kepala dan menyampaikan perintah kepada seluruh rakyatnya untuk menjadi pendukung Jokowi. Semua rakyat negeri siluman langsung mengiyakan, tidak ada kata lain selain sendiko dhawuh. Raja siluman yang angker dan nggegirisi mempunyai kekuasaan mutlak dan tidak terbantahkan. Benar-benar medeni, sekti dan kuoso.
Tidak ada yang salah atas keputusan sang ratu, karena perjanjian telah disepakati untuk sebuah keadilan. Sang ratu unjuk kekuatan. Mengantarkan kedua tamu agung langsung melihat pengantinnya sambil menambahkan kekuatan energi emas dan api kepada seluruh pasukan pendukung Jokowi. Dominasi pendaran kuning semburat merah lidah api, oranye menjadi garis-garis dari bagian emas. Pemandangan elok luar biasa memenuhi mayapada jagad bathin. Cakrawala tak berbatas, emas api kekuningan menjadi pemandangan seantero langit.
Belum cukup sampai di situ, dari ujung timur cakrawala tampaklah sepasang buaya raksasa. Kulitnya terbuat dari emas mutu manikam, langkahnya anggun, tamu agung sang ratu berikutnya. Ucap salam bagi seluruh pasukan ghaib, bagi sang ratu. Kedua mahluk ini akan menjadi pendukung setia sang ratu. Konon dari pengakuannya, sepasang buaya ini adalah utusan dari Kanjeng Romo Panembahan Senopati pendiri kerjaan mataram untuk menjadi pendukung calon raja Jakarta yang katanya memihak rakyat. Urun kekuatan.
Habis sudah cerita jagad spiritual. Penyesalan dari pasukan pendukung Foke tidak bisa dielakkan. seandainya saja mereka mau mengikuti peraturan yang ada, sabar menunggu hari H pelaksanaan pertandingan dan berbuat jujur, maka ceritanya tidak akan menajdi seperti ini. Nasi telah menjadi bubur.
Maka Jokowi hanyalah menunggu waktu untuk dikukuhkan secara nyata sebagai raja Jakarta, demikianlah bahasa mahluk-mahluk ghaib itu. Kejadian di dunia nyata hanyalah sisa-sisa cerita lanjutan yang sudah diketahui akhirnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H