Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sudah Adilkah Putusan DKPP dengan Memecat Ketua KPU?

5 Juli 2024   00:14 Diperbarui: 5 Juli 2024   00:19 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikutip dari Kompas. com (03/7/2024) HA telah beberapa kali dilaporkan dan diadili oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Deretan kasus etik yang melibatkan HA sepertinya hanya dianggap angin lalu.

Tak ada penyesalan, pelanggaran-pelanggaran etik terus saja berulang, tentunya pertimbangan penjatuhan sanksi oleh DKPP harus menjatuhkan sanksi yang jauh lebih berat, agar kewibawaan dan kehormatan lembaga bisa ditegakkan, janganlah menjatuhkan hukuman sandiwara yang hanya sebagai obat telinga.

Heran saja di negeri yang katanya beragama ini, urat malu pejabatnya kok tebal-tebal yah!. Skandal asusila saja tak membuatnya malu. Padahal di negeri lain yang tak pernah gembar-gemborkan agama justru pejabatnya punya muka untuk memilih lengser dari jabatannya demi menunjukkan penyesalan dan rasa malunya.

Sebut saja Brooks Newmark, seorang menteri kabinet pimpinan PM Inggris David Cameron yang mengundurkan diri setelah ketahuan mengirim pesan-pesan porno kepada wartawan yang menyamar sebagai aktivis. Brooks Newmark (56), menteri yang membidangi masyarakat madani, secara gentleman mengakui bahwa telah melakukan kesalahan.

Demikian pula dengan ketua Parlemen Singapura, Michael Palmer (44), yang mengundurkan diri setelah mengakui terlibat skandal seks. Ini menjadi contoh bagi pejabat-pejabat negara untuk menjaga kredibilitasnya agar tak melakukan pelanggaran kepatutan dan perilaku.

Pelanggaran-pelanggaran etik, moral dan integritas oleh pejabat publik di negeri ini bukan hal yang baru, jadi bukan lagi hal yang aneh ketika itu terus terjadi dan terulang. Semoga HA menjadi pejabat terakhir yang melanggar moralitas dan etika penyelenggara negara tapi masih saja bangga dengan kelakuannya, dan semoga pula HA menjadi penyelenggara negara pertama yang dijatuhi sanksi moril yang terberat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun