Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketahui Fakta di Balik 12 Mitos tentang Menyusui

8 Agustus 2022   01:35 Diperbarui: 8 Agustus 2022   01:50 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air susu ibu merupakan sumber gizi utama bagi bayi yang tentu saja belum dapat mengkonsumsi makanan padat. Air susu ibu secara alami dihasilkan oleh tubuh ibu karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. 

Air susu ibu yang keluar pertama disebut kolostrum dan mengandung immunoglobulin IgA yang baik bagi ketahanan tubuh bayi sebagai antibodi yang memberi perlindungan terhadap penyakit, menjaga dari infeksi dan alergi.

Air susu ibu atau ASI sangat penting, bukan saja bagi si bayi, akan tetapi juga bagi ibunya. Di dalam ASI  terkandung zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, garam dan mineral serta vitamin yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi; serta mengandung antibodi sebagai perlindungan terhadap infeksi dan juga alergi. Selain itu ASI memberikan pengaruh dan keuntungan secara psikologi karena bayi berhubungan erat dengan ibu sehingga timbul rasa nyaman dan aman serta kepercayaan pada bayi.

Selain itu, pemberian ASI bagi bayi akan memberikan manfaat bagi si Ibu. Dimana dengan menyusui bayi akan merangsang kandungan (uterus) kembali ke bentuk dan ukurannya semula sehingga mengurangi resiko pendarahan sesudah melahirkan, juga mengurangi resiko terkena kanker payudara.

Melihat dari begitu pentingnya ASI bagi bayi dan juga ibunya, menyusui bayi apalagi menyusui secara eksklusif sangat dianjurkan, namun demikian masih banyak diantara kita yang sering terjebak ke dalam mitos-mitos yang tersebar di masyarakat awam terkait ASI dan menyusui.

Untuk itu merupakan suatu hal yang penting bagi setiap keluarga yang mempunyai dan akan mempunyai bayi untuk mengetahui seputar fakta dari mitos-mitos yang mungkin didengar dan bahkan mungkin juga dipercayai.

1. Setelah melahirkan ASI belum ada/tidak cukup bagi bayi sehingga perlu diberi susu formula

Perlu diketahui bahwa terdapat 3 jenis ASI, yaitu pertama kolostrum yang keluar sejak hari pertama hingga hari ke 3-5 setelah persalinan, kedua ada ASI transisi yang keluar pada hari ke 3-5 hingga hari ke 8-11, serta yang ketiga adalah yang disebut ASI matang yang keluar sejak hari ke 8-11 hingga seterusnya.

Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan oleh kelenjar payudara pada hari pertama hingga hari ke 3-5 setelah persalinan. Kolostrum ini berwarna kuning keemasan, memiliki komposisi protein dan sel-sel hidup yang tinggi. Jumlah kolostrum yang diproduksi Ibu tidaklah banyak, hanya sekitar 7,4 sendok teh atau 36, 23 ml per hari. 

Tetapi dengan jumlah tersebut telah cukup untuk memenuhi kebutuhan harian bayi, kebutuhan bayi pada hari pertama berkisar antara 5-7 ml, pada hari kedua12-13 ml, dan pada hari ketiga 22-27 ml oleh karena itu meskipun jumlah ASI (kolostrum) sedikit tetapi itu akan cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi baru lahir dan tidak butuh diberi susu formula, bahkan sebenarnya bayi baru lahir bisa bertahan 48 jam tanpa diberi ASI..

Selanjutnya setelah itu akan ada ASI yang disebut ASI transisi, ini diproduksi pada hari ke 3-5 hingga hari ke 8-11. Kemudian setelah itu ada yang disebut dengan ASI matang yang diproduksi di hari ke 8-11 hingga seterusnya. 

Komposisi dari ASI transisi dan ASI matang akan berubah sesuai dengan kebutuhan bayi. Volume ASI akan semakin meningkat akan tetapi komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak serta karbohidrat jumlahnya akan semakin banyak untuk memenuhi kebutuhan bayi yang mulai aktif dan telah mulai belajar beradaptasi dengan lingkungannya

2. Menyusui membuat payudara kendur.

Ada anggapan di masyarakat bahwa menyusui akan membuat payudara mengendur. Bagi sebagian wanita payudara kendur ini merupakan mimpi buruk bagi mereka. Hal ini menjadikan banyak ibu yang memilih untuk tidak menyusui bayinya. Padahal faktanya, kendurnya payudara bukan disebabkan oleh karena menyusui.

Istilah medis untuk payudara kendur adalah ptosis. Perubahan payudara seperti ptosis bisa terjadi secara alami seiring bertambahnya usia. Tetapi, banyak faktor lain yang juga bisa berkontribusi sebagai penyebab payudara kendur ini.

Ligamen di payudara yang disebut ligamen Cooper, yang menahan dan menopang payudara mungkin saja bisa meregang dan menyebabkan payudara mengendur. Begitu pula hilangnya elastisitas kulit juga dapat menyebabkan payudara kendur dan kempes.

Selain itu indeks masa tubuh, faktor genetik bahkan kebiasaan merokok dan jarang berolah raga dapat menyebabkan payudara mengendur, jadi menyusui bukanlah penyebab kendurnya payudara, orang yang tak menyusuipun bisa mengalami payudara yang mengendur.

3. Ketika lama tak menyusui ASI menjadi basi

ASI selama masih berada di dalam payudara tidak akan pernah basi. Ada orang yang beranggapan bahwa ASI yang berwarna kekuningan dan kental atau ASI berwarna putih keruh dan encer seringkali mereka katakan sebagai ASI basi. Padahal warna, kejernihan, dan konsistensi ASI itu sangat tergantung dari bahan nutrisi yang terkandung di dalamnya. Produksi ASI menyesuaikan dengan dengan kebutuhan Si Kecil serta nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu..

4. Menyusui itu terasa menyakitkan

Rasa sakit ataupun nyeri pada payudara saat menyusui umumnya hanya dirasakan pada beberapa hari pertama menyusui saja, ini dikarenakan pada masa awal menyusui ini puting susu masih sangat sensitif dan bisa juga mungkin karena cara atau posisi menyusui yang belum benar.

Jadi tak perlu takut untuk menyusui, pastikan saja untuk mengetahui cara dan posisi yang tepat dan nyaman untuk menyusui, bisa dengan membaca literatur, atau meminta bantuan dari perawat pro-ASI, konselor ASI, atau kerabat yang sudah memiliki pengalaman menyusui.

5. Payudara perlu istirahat agar ASI terisi kembali

Ada anggapan di masyarakat bahwa ASI dapat habis ketika terlalu banyak diminum oleh bayi, sehingga perlu istirahat memberikan ASI ke bayi agar air susu dapat terisi kembali.

Padahal, dengan semakin sering menyusui atau memompa ASI, maka secara otomatis payudara akan semakin banyak memproduksi ASI. Justru dengan mengistirahatkan payudara akan membuat produksi dan pasokan ASI menjadi berkurang.

Penting untuk diperhatikan, agar produksi ASI tetap lancar, anak bayi setidaknya disusui sebanyak 9--10 kali dalam sehari.

Bahkan bila tidak sedang bersama bayi kita dan payudara terasa penuh, kita bisa memompa dan menyimpan ASI sebagai cadangan.

6. Bayi lebih sering menyusu artinya air susu kurang hingga harus ditambah susu formula

Perlu untuk diingat, ASI eksklusif merupakan makanan utama bayi sampai usianya kurang lebih enam bulan. Ini karena ada banyak manfaat ASI yang baik untuk menunjang tumbuh kembang bayi, susu formula tidak perlu diberikan karena ASI sudah mencukupi semua kebutuhan nutrisi terbaik bayi..

Jika bayi menyusu lebih sering itu bukan karena produksi air susu ibunya yang kurang hingga menyebabkan bayi kurang mendapatkan ASI. Tetapi hal ini disebabkan oleh karena ASI itu lebih mudah diserap oleh sistem pencernaan bayi, dan ini membuat bayi yang menyusu ASI umumnya merasa lebih cepat lapar dan haus dibandingkan dengan bayi yang minum susu formula.

7. Harus mencuci puting terlebih dahulu sebelum menyusui

Mencuci puting sebelum menyusui bukanlah hal yang dianjurkan untuk dilakukan oleh seorang ibu. Mencuci puting susu sebaiknya hanya dilakukan saat mandi saja itupun hanya dengan air saja tanpa menggunakan sabun, karena sabun bisa menghilangkan minyak alami yang berfungsi melembapkan dan melindungi puting. Selain itu puting juga menghasilkan 'bakteri yang baik' dalam membantu perkembangan imun tubuh bayi.

Anak bayi akan merasa familier dengan bau dan suara ibunya sendiri. Demikian juga puting susu yang dimiliki oleh seorang ibu memproduksi zat yang dapat dikenali oleh bayi mereka. Di samping itu kandungan antibodi yang terdapat di dalam ASI juga akan cukup ampuh untuk menangkis bakteri yang dikhawatirkan

8. Nutrisi ASI akan berkurang setelah satu tahun pertama

Anggapan ini boleh dikata hanya mitos. ASI akan tetap menyediakan kandungan nutrisi yang baik sampai bayi setidaknya berusia dua tahun.

Hanya saja, karena bayi terus bertumbuh besar, tentu saja kebutuhan gizi dan nutrisi bayi juga menjadi lebih banyak. Sehingga di usia di atas enam bulan, pemberian ASI tentu saja tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan bayi. Di usia di atas enam bulan ini, perlu bagi orangtua memberikan makanan pendamping ASI (MPASI).

Bahkan jika ingin memberi susu formula kepada bayi juga sudah bisa dilakukan, akan tetapi memberi ASI dan MPASI hingga bayi berusia dua tahun tetap merupakan hal yang baik.

Sebaiknya, perkenalkan bayi dengan makanan padat ketika bayi sudah siap.Memperkenalkan dan memberikan MPASI kepada bayi sama sekali tidak berhubungan dengan lama waktu bayi menyusu, jadi tidak masalah untuk meneruskan pemberian ASI selama masih memungkinkan hingga anak berusia dua tahun.

9. Jangan membangunkan bayi yang sedang tidur untuk menyusu

Menyusu dan tidur merupakan kebutuhan bayi. Biasanya bayi yang baru lahir tidurnya cukup lama, sehingga terkadang bisa melewatkan waktunya untuk menyusu. Nah, jika waktunya untuk menyusu tapi si bayi masih tidur, jangan ragu membangunkannya untuk segera menyusu, ketika bayi telah merasa kenyang ia akan segera tertidur kembali.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebaiknya bangunkan bayi yang baru lahir yang masih tertidur jika sudah empat jam belum menyusu. Bayi baru lahir perlu untuk menyusu sebanyak 8-12 kali dalam sehari.

Memperhatikan jadwal menyusu bayi merupakan hal yang penting, selain untuk keperluan pemenuhan nutrisi bayi, jadwal menyusu yang teratur juga membantu merangsang produksi ASI agar lebih banyak lagi.

10. Tidak boleh makan sembarang makanan saat menyusui

Bagi ibu yang sedang menyusui, apapun yang dikonsumsi dapat memengaruhi tubuh Sang bayi yang sedang tumbuh. Sekalipun kandungan ASI pasti berkualitas, tetapi bagi ibu menyusui tetap wajib mengonsumsi makanan yang baik dan bergizi seimbang.

Dengan memakan makanan yang bergizi, selain dapat memaksimalkan pertumbuhan dan kesehatan bayi, makanan tersebut juga akan berfungsi menggantikan nutrisi yang hilang dari tubuh si ibu saat menyusui.

Namun, memang ada beberapa pantangan dalam hal makanan untuk ibu menyusui yang perlu diperhatikan seperti misalnya makanan yang dapat membuat ibu dan bayi mengalami alergi, sayuran mengandung gas, alkohol, kafein, hingga makanan yang terlalu pedas.

11. Jangan menyusui ketika sedang sakit

Pemberian ASI kepada bayi ketika seorang ibu sedang sakit, tergantung dari jenis penyakitnya. Penyakit seperti flu, batuk, demam, sakit tenggorokan, diare, atau infeksi saluran kemih serta penyakit tidak menular bukanlah halangan bagi ibu untuk tetap menyusui buah hati. Tak perlu khawatir ASI yang diberikan mengandung kuman atau virus.

ASI ibu menyusui tetap aman untuk diberikan pada buah hati walau sedang menderita penyakit-penyakit tersebut di atas, malah justru ketika ibu menyusui sedang sakit, tubuh ibu secara otomatis akan membentuk antibodi terhadap penyakit yang diderita. Antibodi tersebut akan mengalir ke dalam ASI, dan ketika bayi menyusu, ia akan terlindungi dari penyakit yang ibunya idap.

Hanya saja, penting bagi ibu menyusui memastikan mendapatkan perawatan yang baik, istirahat yang cukup, serta makan dan minum yang baik dan bergizi seimbang untuk memulihkan kondisi. ASI tidak boleh diberikan jika ibu memiliki infeksi HIV, terjangkit virus ebola, atau terkena virus herpes simplex di area payudara.

12. Bayi yang mengalami diare tidak boleh diberi ASI

Ini sebuah anggapan yang sangat keliru. Justru bayi yang sedang mengalami diare harus tetap diberikan ASI, karena komposisi ASI mengandung 88% air, dan ini tentu akan membantu mencegah terjadinya dehidrasi pada bayi. 

Selain itu ASI juga mengandung antibodi yang membantu melawan infeksi. Di dalam ASI terkandung juga bakteri lactobacillus bifidus, yaitu bakteri yang tumbuh di dalam usus halus bayi, untuk mencegah bakteri berbahaya tumbuh dan terjadi diare.

Bayi yang menyusu dengan ASI jika mengalami diare, tidak akan cepat mengalami penurunan berat badan, berbeda dengan bayi yang mengkonsumsi susu formula, yang jika terserang diare akan mengalami penurunan berat badan yang cukup signifikan.

Demikianlah beberapa mitos yang beredar di masyarakat terkait menyusui (ASI) yang harus dicermati agar Bunda-bunda tidak mudah percaya begitu saja sebelum mencari tahu kebenarannya. Perlu diingat bahwa ASI merupakan makanan utama dan penting bagi bayi.

Saking pentingnya, pemerintah bahkan mewajibkan para ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Aturan ini tertuang dalam pasal 6 Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, yang ditetapkan pada 1 Maret 2012.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun