Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Putu Cangkiri, Kue Khas Makassar yang Rasanya Nagih

16 Maret 2021   21:19 Diperbarui: 16 Maret 2021   21:28 2609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau anda berkunjung ke kota Makassar, disana anda akan menemukan beraneka ragam kuliner khas orang Makassar. Di antaranya adalah kue-kue khas orang Makassar, yang sangat kaya akan kue-kue tradisional. 

Di Makassar entah mengapa kue dalam bahasa Makassar disebut dengan "Kanre Jawa". Kanre artinya makanan, dan Jawa artinya Pulau Jawa.
Namun meski demikian kue-kue tradisional orang Makassar itu sendiri tidaklah sama dengan jenis penganan tradisional Jawa, satu diantaranya adalah Putu cangkiri'.

Kue putu itu sebenarnya banyak macamnya, tapi pada umumnya kue jenis putu ini terbuat dari bahan tepung beras. Ada putu cangkiri', putu mayang, dan putu labu serta beberapa jenis putu lainnya.

Putu cangkiri' atau putu cangkir mempunyai bentuk mirip bagian bawah cangkir bila posisinya ditempatkan terbalik, mungkin karena bentuknya inilah sehingga kue putu ini diberi nama putu cangkir.

Secara tradisional putu cangkir ada dua varian yakni putu cangkir merah yang warnanya coklat kemerahan (karena campuran bahan dasarnya adalah gula merah), serta putu cangkir biasa yang warnanya putih (karena campuran bahan dasarnya tanpa gula merah).

Tapi seiring dengan perkembangan jaman dan selera, putu cangkir sudah banyak yang dibuat dengan berbagai macam variasi warna dan rasa, namun demikian putu cangkir tradisional dalam varian aslinya, dan yang paling khas adalah putu cangkir gula merah tetap mempunyai cita rasa yang terunik dan begitu nyammi untuk dinikmati sambil berkumpul bersama keluarga ataupun rekan-rekan ditemani dengan segelas teh panas ataupun secangkir kopi pahit.

Bahan Putu cangkiri' merah, cukup sederhana terdiri dari tepung beras biasa, dicampur sedikit dengan tepung beras ketan, diaduk dengan air gula merah. Dan isiannya adalah kelapa parut.

Bahan-bahan:
100 gr tepung beras
50 gr tepung ketan
75 gr gula merah
75 ml air
Kelapa parut secukupnya. (Untuk isian putu cangkir, direbus +/- 5 menit).

Cara membuat adonannya, campur tepung beras dan tepung ketan kemudian sisihkan dahulu, lalu masak gula merah dengan air hingga larut, dinginkan sejenak. Kemudian campurkan air gula dengan tepung tadi sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga tercampur merata dan adonan siap untuk dibuat.

Kalau secara tradisional cara membuatnya cukup unik karena air dididihkan di dalam "uring butta" (belanga tanah), dimana adonan dari semua bahan-bahan diatas pada cetakannya cuma diletakkan pada mulut belanga tanah tersebut, selama beberapa menit penguapan (seperti dikukus). Jadi tidak direbus.
Tapi kalau misalnya kita tidak mempunyai belanga tanahnya, bisa kok pakai kukusan biasa, dan cetakannya corong kecil yang biasa dipakai untuk mengisi minyak di kompor atau bisa juga cangkir yang tidak terlalu besar.

Cara mengukus putu cangkir ini sedikit berhati-hati karena jika kurang padat akan mudah terhambur, namun jika terlalu padat kue akan keras dan kurang enak dinikmati.

Kukus selama +/- 20 menit lalu diangkat dan putu cangkir siap untuk dinikmati.

Berbeda dengan putu cangkiri' putih, dimana adonannya tidak diberi gula merah, tetapi gula merahnya dicampurkan dengan kelapa parut untuk dijadikan isian putu cangkir putih tersebut.

Menikmati putu cangkir ini mengingatkan masa-masa kecil dulu, ibuku sering membelikan putu cangkir untuk diberikan kepada kami sebelum berangkat ke sekolah sebagai sarapan pagi dengan segelas teh hangat, cukup dua biji saja sudah mengenyangkan perut hingga pulang sekolah. 

Teringat juga pada Mama Nambe penjual putu cangkir langganan yang kini sudah tidak menjual lagi, selain memang bahan-bahannya sudah agak mahalan, juga karena selera anak-anak sekarang yang telah bergeser ke jajanan instan dan modern, jarang lagi yang mau melirik jajanan tradisional untuk dikonsumsi sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun