Kukus selama +/- 20 menit lalu diangkat dan putu cangkir siap untuk dinikmati.
Berbeda dengan putu cangkiri' putih, dimana adonannya tidak diberi gula merah, tetapi gula merahnya dicampurkan dengan kelapa parut untuk dijadikan isian putu cangkir putih tersebut.
Menikmati putu cangkir ini mengingatkan masa-masa kecil dulu, ibuku sering membelikan putu cangkir untuk diberikan kepada kami sebelum berangkat ke sekolah sebagai sarapan pagi dengan segelas teh hangat, cukup dua biji saja sudah mengenyangkan perut hingga pulang sekolah.Â
Teringat juga pada Mama Nambe penjual putu cangkir langganan yang kini sudah tidak menjual lagi, selain memang bahan-bahannya sudah agak mahalan, juga karena selera anak-anak sekarang yang telah bergeser ke jajanan instan dan modern, jarang lagi yang mau melirik jajanan tradisional untuk dikonsumsi sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H