Sangatlah tidak mungkin bila hati yang sudah diikhlaskan dengan Lillah, akan tega melontarkan diksi yang tajam dan menyayat hati, serta tindakan yang membabi buta.
Sebab, di dalam perbuatan yang berlandaskan Lillah ada nilai arrahman dan arrahim, otomatis yang keluar pun adalah ucapan, tatapan, dan sikap yang rahman dan rahim alias penuh dengan kasih dan sayang.
Dalam Lillah, kita tidak akan tega  "menghajar" orang habis-habisan, apalagi sampai mempermalukan orang lain di muka umum.
Jadi, perilaku seseorang yang suka meluapkan amarahnya, orang tersebut akan melakukannya dimana saja dan kepada siapapun yang membuatnya marah. Yang mana akibatnya, orang itu sendiri yang akan repot dan akan bermasalah dengan banyak orang.
Amarah yang tak terkendali jelas merugikan. Sedangkan sesuatu yang dilandasi dengan Lillah adalah jalan as-salam jalan keselamatan.Â
Dimana antara perbuatan yang dilandasi dengan Lillah dan perbuatan yang dilandasi dengan hawa nafsu, keduanya tidak bisa menyatu dalam satu hati, satu pikiran, dan satu jasad.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H