Namun karena jembatan ini selesai setelah 2 periode gubernur Nur Alam berakhir dan digantikan oleh Ali Mazi yang sebelumnya adalah gubernur sebelum Nur Alam, saat peresmian namanya berubah tanpa kata Bahteramas lagi, ini juga menjadi isu panas kenapa harus menghilangkan kata Bahteramas yang menurut sebagian orang sama saja menghilangkan penghargaan terhadap perjuangan panjang dan berat Nur Alam sebagai gubernur dalam mewujudkan jembatan teluk Kendari.
Selain heboh klaim mengklaim tadi, yang lebih konyol lagi adalah eforia masyarakat menyambut diresmikannya jembatan teluk Kendari ini. Baik masyarakat yang tinggal di kota Kendari maupun masyarakat dari kabupaten lain di Sulawesi Tenggara, yang berbondong-bondong memenuhi jembatan untuk berselfi ria.Â
Bukan saja puluhan orang tapi mencapai ribuan orang memenuhi jembatan sepanjang 1,34 km ini dengan lebar 20 m, bercampur baur antara orang, mobil, motor dan sepeda, tua, muda dan anak-anak yang parahnya sudah mengabaikan protokol kesehatan, padahal kota Kendari termasuk zona merah covid 19 dengan jumlah konfirmasi positif 2300an orang.
Eforia atas peresmian jembatan kebanggaan warga Sulawesi Tenggara khususnya kota Kendari ini memang wajar, selain jembatan ini merupakan proyek prestisius untuk ukuran kota sedang seperti Kendari, juga secara estetika dengan view dan lanskap yang sangat indah.
Jembatan teluk Kendari mempunyai daya tarik wisata yang bisa dijadikan ikon kota Kendari apalagi pemerintah kota dan juga propinsi mengintegrasikan keberadaan jembatan ini dengan simpul-simpul wisata dan ekonomi pendukung yang intens dikembangkan oleh Pemkot Kendari dan Pemprov Sulawesi Tenggara.
Sepanjang jembatan serakan sampah bertebaran mulai dari bekas bungkus makanan kemasan, minuman kemasan, kulit buah, kulit dan batang jagung hingga kertas dan plastik dan sampah yang dibuang oleh masyarakat bukan saja di atas jembatan tapi juga sengaja dibuang ke teluk sebagai mainan atau hiburan.
Euforia dengan berselfi dan berfoto ria di atas jembatan teluk Kendari, sore ini telah menelan korban, seorang warga yang asyik berselfi ditengah jalur jembatan tertabrak kendaraan hingga harus dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi terluka parah.
Sebenarnya bebasnya masyarakat menikmati keindahan jembatan ini diberikan hanya sampai 1 Minggu setelah peresmian, setelah itu akan diberlakukan aturan-aturan yang mengatur keamanan, kenyamanan dan ketertiban di jembatan teluk Kendari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H