Tidak semua hubungan antara anak mantu dan mertua berjalan dengan harmonis, malah justru kebanyakan kurang harmonis karena latar belakang yang berbeda.
Lebih lucu lagi ketika anak sakit, biasanya sang mertua akan berkomentar seenaknya. Ini yang dirasakan Bunda Isna karena anaknya terindikasi Gejala Batuk Flek. Badan anak yang kurus membuat ibu mertua seenakany menyimpulkan bahwasaanya si anak sakit ini dan itu. Simak cerita Bunda Isna berikut
Stress seorang Ibu bisa mudah datang ketika anaknya menunjukkan tanda-tanda sakit. Itu dialami Bunda @IsnaRizkiana yang anaknya Si Erzy Akbar, usia 1,5 tahun, menunjukkan gejala batuk flek setahun yang lalu. Ibu berusia 33 tahun itu membawa Erzy ke Rumah Sakit BPP Cilincing jakarta Utara. Erzy ditangani oleh dokter anak. Badan dan tingginya diukur. Dugaan Bunda Isna benar, dokter mendiagnosa Erzy memiliki tanda-tanda gejala batuk flek Anak.
Kendati demikian bukan gejala batuk flek nya yang membuat Isna dongkol melainkan komentar Dokter yang menyebut Erzy kurang gizi karena berat badannya kurang berisi. Muka Isna cemberut mendengar omongan dokter yang ia sebut sebagai komentar menyebalkan. "Masak kurang gizi, anakku beraktivitas normal, hanya badannya kurang berisi," katanya melalui sambungan telepon. Isna bersumpah tak lagi memeriksakan anaknya dokter itu lagi. Enak saja memnyebut anak saya gejala batuk flek dan kurang gizi.
Kendati jengkel, omongan si dokter menancap dalam pikiran Isna. Ia tidak tenang dan gelisah. Hatinya membatin: jangan-jangan omongan dokter benar, anak saya kurang gizi da nada indikasi gejala batuk flek anak.Â
Kegundahan Isna bertambah setelah komentar pedas datang dari Ibu Mertua yang nengokin cucunya. "Kok cucuku kurus?" Pertanyaan yang cenderung menyindir itu membuat Isna seperti mengunyah makaroni ngehek dengan tingkat pedas level 30. Panas!!!
MENCARI SOLUSI UNTUK GEJALA BATUK FLEK ERZY
Di tengah kedongkolan atas pernyataan dokter dan ibu mertua, Isna mulai berikhtiar untuk mencari solusi agar Erzy bisa naik berat badannya. Guru sebuah SD Negeri di Cilincing Jakarta Utara ini bertanya ke saudara dan teman-temannya. Ada yang merekomendasikan sirup penambah nafsu makan. Isna coba, namun hasilnya mengecewakan.
Lalu Isna mencoba minyak ikan, hasil rekomendasi temannya. Sayang, hasilnya setali tiga uang. Tak ada faedah. Isna belum menyerah. setelah upaya bertanya selalu gagal, ia coba cari informasi sendiri di media sosial.Â
Isna mulai mencari di Instagram dengan tagar #beratbadananak #nafsumakananak. Hasilnya banyak sekali bertebaran informasi produk-produk penambah berat badan anak baik yang suplemen kimiawi maupun herbal.
Namun diantara puluhan produk yang bertebaran, Isna tertarik dengan postingan @Gizidatshop yang mengunggah foto nutrisi madu Gizidat beserta testimoni customernya.
Di postingan itu banyak testimoni yang menyebut anaknya sukses naik berat badannya setelah konsumsi gizidat. Testimoni lain menceritakan anaknya jadi doyan makan lagi dan tidak mudah sakit.
Isna merasa testimoni-testimoni tadi sesuai dengan situasi yang dialaminya. Setelah menimbang masak-masak, meski sedikit ragu-ragu, Isna mencoba menghubungi CS @Gizidatshop. Ia memesan satu botol gizidat.
Dua hari menunggu, gizidat sudah di tangan Isna. Ia langsung memberikan 2 sendok gizidat pagi dan sore. Isna memberikan gizidat dicampur dengan susu kedelai. Hasilnya tokcer, tak sampai tiga hari mengkonsumsi gizidat, perubahan mulai terlihat: Erzy suka makan. Bunda Isna meneruskan memberikan Gizidat.
Seiring sebulan mengkonsumsi Gizidat badan Erzy terlihat makin berisi dan bertambah berat. Isna mulai sedikit lega. Konsumsi gizidat ia rutinkan 2x sehari yaitu sebelum sarapan, dan makan sore. Saking lahap makannya kadang-kadang bunda isna sedia cemilan sehat buat anaknya.Â
Saat pengobatan batuk flek anaknya selama enam bulan, Isna tetap memberikan Gizidat. Gizidat dirasakan membantu penyembuhan flek Erzy. . Nah.. kalo begini berat badannya sudah jelas gejala batuk flek anaknya udah kabur dan gak lagi bakal diomelin mertua.
Kini, Isna masih memberikan Gizidat kepada Erzy yang sudah berusia 2,5 tahun. Selama satu tahun Erzy mengkonsumsi Gizidat, banyak manfaat yang didapatkan. Tak terlihat gejala aneh selama mengkonsumsi Gizidat seperti mencret atau sering pup. Badan Erzy juga bertambah berisi.
Belakangan ini Isna mengurangi porsi Gizidat. Erzy hanya mengkonsumsi Gizidat dua hari sekali. Namun tidak ada yang berubah, Erzy makannya normal dan tidak mudah sakit. Dan yang terpenting Ibu Mertua tak lagi berkomentar menyebalkan."Ibu mertua udah engga rese lagi," katanya sambil tertawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H