Mohon tunggu...
Mesya Intan Sinaga
Mesya Intan Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Akuntansi Semester 7 di Universitas Dian Nusantara

It is what it is.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ruang Publik Bourdieu

13 Oktober 2024   16:06 Diperbarui: 13 Oktober 2024   16:08 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, pendidikan juga merupakan faktor penting dalam operasionalisasi ruang publik. Melalui pendidikan, individu dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif dalam ruang publik. Pendidikan yang inklusif dan kritis dapat mendorong individu untuk berpikir secara mandiri dan terlibat dalam diskusi sosial.

Keempat, partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan politik juga merupakan aspek penting dari ruang publik. Dalam konteks ini, Bourdieu menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses demokrasi. Keterlibatan ini dapat terjadi melalui pemilihan umum, forum publik, atau aksi sosial. Dengan berpartisipasi dalam proses ini, individu dapat mengungkapkan suara mereka dan memengaruhi kebijakan yang berdampak pada kehidupan mereka.

Praktik: Habitus, Kapital, dan Arena

Salah satu konsep penting yang diajukan Bourdieu adalah bahwa praktik sosial di ruang publik terbentuk melalui interaksi antara habitus, kapital, dan arena. Praktik dapat dipahami sebagai hasil dari kombinasi ketiga elemen ini.

  1. Habitus: Habitus adalah struktur internal yang terbentuk melalui pengalaman hidup individu, yang mencakup pola pikir, kebiasaan, dan disposisi. Habitus memengaruhi cara individu berinteraksi dengan ruang publik, termasuk bagaimana mereka menanggapi situasi tertentu dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam diskusi. Misalnya, seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan akademis cenderung memiliki habitus yang lebih mendukung partisipasi aktif dalam debat publik dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sama.

  2. Kapital: Modal merupakan sumber daya yang dimiliki individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi posisi mereka dalam ruang publik. Modal dapat berupa modal ekonomi (kekayaan), modal sosial (jaringan), modal budaya (pendidikan dan pengetahuan), dan modal simbolik (pengakuan dan status). Individu dengan modal yang lebih banyak cenderung memiliki kekuatan lebih dalam memengaruhi keputusan di ruang publik. Sebagai contoh, individu yang memiliki koneksi politik yang kuat dapat lebih mudah untuk mengakses informasi dan berpartisipasi dalam diskusi kebijakan publik.

  3. Arena: Arena adalah konteks sosial di mana interaksi terjadi. Arena dapat mencakup berbagai bentuk ruang publik, seperti media massa, forum diskusi, atau bahkan platform online. Arena ini menentukan batasan dan kemungkinan untuk berpartisipasi dalam interaksi sosial. Misalnya, dalam arena media sosial, individu memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka kepada audiens yang lebih luas, tetapi juga harus menghadapi tantangan terkait dengan disinformasi dan polaritas.

Kombinasi dari habitus, kapital, dan arena menciptakan praktik yang mencerminkan cara individu berinteraksi dalam ruang publik. Dengan memahami hubungan ini, kita dapat lebih baik menganalisis bagaimana individu dan kelompok beroperasi dalam ruang publik dan bagaimana akses terhadap ruang ini dapat bervariasi berdasarkan faktor sosial dan kultural.

Kesimpulan

Ruang publik adalah konsep yang kompleks dan multifaset yang memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan politik. Melalui pemahaman Bourdieu tentang ruang publik, kita dapat mengidentifikasi bagaimana interaksi sosial, kekuasaan, dan budaya saling terkait. Dengan memahami dinamika ruang publik, kita dapat berupaya menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan partisipatif. Penting bagi kita untuk terus mengeksplorasi dan menganalisis ruang publik, baik dalam konteks lokal maupun global, untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk bersuara dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Konsep praktik sebagai hasil dari habitus, kapital, dan arena memberikan kerangka kerja yang berguna untuk menganalisis bagaimana individu dan kelompok beroperasi dalam ruang publik. Dengan menganalisis ketiga elemen ini, kita dapat mengidentifikasi ketidaksetaraan dan menciptakan ruang publik yang lebih terbuka dan partisipatif bagi semua anggota masyarakat. Melalui langkah-langkah ini, kita dapat mendukung pembangunan ruang publik yang lebih inklusif dan demokratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun