Kolaborasi antara organisasi sekolah dan penyusunan kurikulum juga harus dilihat dalam konteks keberlanjutan dan evaluasi. Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi efektivitas kurikulum yang dikembangkan melalui kolaborasi ini. Ini memungkinkan untuk melakukan perubahan dan penyesuaian yang diperlukan sesuai dengan perkembangan kebutuhan pendidikan dan perubahan dalam masyarakat.
Keberlanjutan juga melibatkan komitmen jangka panjang untuk kolaborasi ini. Ini berarti melanjutkan kerja sama antara organisasi sekolah dan para pembuat kebijakan pendidikan untuk mengidentifikasi dan menanggapi perubahan yang terjadi. Dengan komitmen yang kuat untuk kolaborasi dan keberlanjutan, kita dapat memastikan bahwa pendidikan Indonesia terus berkembang menuju Indonesia Emas 2045.
Contoh Implementasi Kolaborasi Organisasi Sekolah dengan Kurikulum yang Pernah Ada di Indonesia
1. Kolaborasi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Sekolah
Kemendikbud sering berkolaborasi dengan sekolah dalam pengembangan kurikulum yang lebih responsif terhadap kebutuhan zaman. Contohnya adalah kurikulum 2013 yang dirancang dengan melibatkan berbagai pihak termasuk guru, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya.Â
2. Inisiatif Sekolah Merdeka
Program sekolah merdeka yang diperkenalkan oleh Kemendikbud adalah contoh kolaborasi antara organisasi sekolah dan pembuat kebijakan pendidikan dalam merancang kurikulum yang lebih fleksibel dan berbasis pada kebutuhan siswa. Program ini menekankan pada pembelajaran berbasis proyek, eksplorasi mandiri, dan pengembengan keterampilan 21st century.
3. Kemitraan dengan Industri
Beberapa sekolah di Indonesia menjalin kemitraan dengan industri atau perusahaan untuk mengintegrasikan pengalaman dunia nyata ke dalam kurikulum. Contohnya, sekolah bisnis bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk menyelenggarakan program magang, seminar industri, dan proyek penelitian yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
4. Inisiatif Pendidikan Berbasis Komunitas
Di beberapa daerah, terdapat inisiatif pendidikan berbasis komunitas yang melibatkan kolaborasi antara sekolah, lembaga masyarakat, dan pemerintah setempat. Misalnya, program pendidikan inklusif yang melibatkan orang tua, tokoh masyarakat, dan sukarelawan untuk mendukung pendidikan anak-anak dengan kebutuhan khusus.