RENUNGAN SEGAR MENGEDUKASI DIRI MINGGU INI
Wahai para sohib Kompasianer yang terhormat semuanya!!
SalamEDUSERsan.com
Tekape: Klas 6 SDN A pagi di jalan B kota C.
Waktu: Menjelang waktu istirahat siang saat mata siswa agak ngantuk, tuh banyak yang mulai menguap tuh, perut juga sudah mulai berbunyi.
Adegan: Mata pelajaran Budi Pekerti – berdasarkan kurikulum mendikbud baru Anis Baswedan atas desakan (pura-puranya) menko Puan Maharani
Nyaris setahun berlalu, penulis menayangkan Revolusi Mental Pelajaran Budi Pekerti secuil kisah inspiratif berkenaan dengan Ibu Guru Markisah, yang ini guru beneran bukan buah yang bakalan jadi minuman segar lhoh – yang meski jelang istirahat siang nan panas begini dianya masih senantiasa segar, dengan kesabaran tingkatan penguasa ilmu jiwa anak berusaha seringan mungkin memasukkan pemahaman budi pekerti ke dalam otak para siswa.
Bukannya sengaja membuat sekuel, tulisan yang berikut ini mengambil format tak lazim, dan muatan mengandung keprihatinan tingkat jelata. Semoga sampai ke hati sanubari penguasa yang tengah bertahta tersebut di atas. Konon katanya mengemban amanah ditujukan demi kesejahteraan dan kemaslahatan semua warga negara. Semoga amanah itu mewujud dan mampu-rasa di kita yang jelata itu. Dan, jayalah negeriku nan tercinta.
Amin, amin ya Rabb.
Surat Terbuka untuk Negara
Yth. Ibu Menko PMK Puan Maharani
 & Bapak Mendiknas Anies Baswedan
 Ass.wr.wb.
 DH.
 Pagi ini di grup wa kami alumnus teknik mesin suatu ptn di Jawa Timur tercetus & tersiarkan buah pemikiran yang menggelitik. Sepertinya tak kurang bernilai andai dipertimbangkan dan direnungkan dengan hati jernih.
 Bagus sebagai masukan Revolusi Mental.
 Demikian sari patinya.
 Ada Bahan Inspirasi bagus dari mas Dakso Sriyono_ubtm70 sbb: "Filosofi Orang Jepang Mengenai Empati" (Bagus Banget, Wajib Dibaca & Dishare)
 Hubungan antar manusia yg paling tinggi levelnya, yang terus diajarkan dari generasi ke generasi, diajarkan sejak balita & menjadi kiblat orang Jepang adalah "Empati".
 Empati atau mem-posisi-kan diri menjadi ORANG LAIN (memposisikan diri kita menjadi lawan bicara).
 Kalau sedang ngomong sama Orang Tua, cobalah untuk menjadi orang tua yang sering "kebingungan" itu.
 Sedang ngomong dengan "Anak Anda", maka jelmakan diri Anda menjadi anak yang bandel.
 Sedang ngomong ke Customer atau Downline, maka menjelmalah menjadi dia terlebih dulu.
 Mau ngomong ke Upline, Sahabat, Musuh, maka jadikanlah diri Anda diri mereka terlebih dulu & bila Anda menjadi dia, "apa yang ingin Anda dengarkan?"
 Kenapa dompet yang jatuh di kereta Jepang, kemungkinan besar AKAN balik ke pemiliknya?
 Karena yg menemukan langsung akan berpikir, bila uang di dompet ini saya ambil... Jangan-jangan yang punya, gak punya uang lagi, gajian baru bulan berikut nya, dia pasti akan bingung bayar hutang, bingung bayar listrik, bingung beli makan, nanti dia akan dimarahin istri, anak dia akan kelaparan atau dia akan mati karena perbuatan saya ini.
 Ya, mereka selalu berpikir tentang Empati.
 Itulah makanya negaranya aman & cepat maju karena sejak kecil sudah diajarkan Empati.
 1. Yang ketahuan korupsi, bunuh diri karena malu.
 2. Pejabat yang merasa gagal akan mundur, karena dia pakai kacamata rakyatnya.
 3. Wanita pulang kerja malam hari terjamin keamanannya, karena para pria berpikir, gimana kalau itu adik, anak atau istri saya.
Milikilah ilmu orang Jepang.
Gak usah merasa malu utk meng-copy-nya jika itu memang bagus untuk Anda.
----
Apik banget sam Dakso. Sip! Perlu banget kanggo Revolusi Mental. Ono sing duwe nohp Menko Puan karo Mendiknas Anies tah?
----
Mantap buat bahan cerita di depan kelas dan kesempatan emas lainnya wahai saudara2 kita yang pendidik & pengajar.
----
A. Tunggul Birowo, SH, MBA:
Klo aku di kelas, malah udah tak setelin film nya soal empathy...
Empathy is just like an Instinct
https://www.facebook.com/Mashroo3na/videos/898394086858255/
Atas perhatian & perkenannya, diucapkan terima kasih tak terhingga.
Duri, 20160516
Tabik & salam EDUSERsan
ttd & cap stempel resmi
Departemen Entah Apa Enaknya
 Inspirasi: ... tersebut dalam naskah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H