Mohon tunggu...
M. Edy Sunarto
M. Edy Sunarto Mohon Tunggu... profesional -

Jawa asli, masa kecil & sekolah di Jawa Timur. Be cheerful. edysmartpro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Swikee"

29 Desember 2015   17:31 Diperbarui: 29 Desember 2015   17:45 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="FAUNA 20151229 Katak Hijau_slides_west-papua_5111_mongabaydotcom"][/caption]

[Humor Bergizi] Swikee

 

Mengambil tekape di dapur kotor sebuah restoran yang terkenal dengan lezatnya menu Chinese Food ternyata ada juga produk sampingan yang lumayan nikmat dicecap. Ya kisah inilah.

Selagi sibuk-sibuk penyiapan logistik aka pasok bahan baku, ada saja si koki Akong  berdua asistennya Cikung nemu kelakuan pelerai jenuh pembangkit semangat kerja. Kodok hijau. Diambilnya seekor oleh koki, yang besar dan tampak beringas kala dipegang.

Akong: "Gua mau tau swikee hidup ni berapa jauh lompatannye. Elu jagain yang sebelah sono Kung. Kita ukur sama-sama."
Cikung: "OK. Tujuh keramik yah gua jaga. Cukup kan?"

Menaruh kodoknya di lantai, mengarahkan hadap ke Cikung, lantas melepas sembari menebah lantai Akong berseru: "Lompat! Dok kodok, ayo lompat!"

Tentulah kodok melompat ke arah hadapnya. Cikung menangkapnya kembali sembari menandai jarak lompatan.

"Aha! Kodok hijau lengkap dengan empat kakinya sanggup melompat 8 kaki," Akong si koki berseru.

Lantas dua kaki depan si kodok dipotong. Kembali dilepas seturut prosedur di atas tadi, diiring seruan Akong sembari menebah lantai.

"Lompat! Dok kodok, ayo lompat!"

Hewan itu berupaya bersiap diri sejenak, baru kemudian melompat, sekarang semata dengan jejakan kaki belakangnya. Tugas Cikung melakukan gilirannya.

"Aha! Kodok hijau dengan 2 kaki belakang hanya sanggup melompat sejauh 3 kaki," Akong si koki berseru.

Berikutnya, dipotonglah dua kaki belakang si kodok, lantas dilakukan prosedur sama seperti sebelumnya.

"Lompat! Dok kodok, ayo lompat!"

Nyatanya kodok bergeming. Sama sekali tak bergerak.

"Lompat! Dok kodok, ayo lompat!" Akong mengulang tebahan dan seruannya. Tanpa hasil.

Maka, atas dasar kondisi terakhir itu, koki Akong dan Cikung asistennya membuat kesimpulan menarik yang berikut ini.

"Apabila dibuang keempat kaki-kakinya, kodok hijau kehilangan pendengaran. Budeg."


Sesampai pada kesimpulan demikian itu keduanya dengan riang gembira lantas menambahkan lagi beberapa ekor lainnya untuk proses peracikan lanjut. Walhasil, seporsi swikee goreng yang lezat ditatalah di atas nampan siap diantar ke meja tamu restoran yang menunggu.

 

-----oo0O0oo-----

Jakarta, 20151229

Tabik lan salam SEHATHUmorana

Teristimewa bagi para sohib KPK

 

ttd & cap stempel resmi

Departemen Kesehatan Lahir Bathin

Pemantik ide: JOTD_22/12

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun