Mohon tunggu...
M. Edy Sunarto
M. Edy Sunarto Mohon Tunggu... profesional -

Jawa asli, masa kecil & sekolah di Jawa Timur. Be cheerful. edysmartpro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Darah Manusia

14 Oktober 2015   22:17 Diperbarui: 14 Oktober 2015   22:17 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Bahan Ajar Peredaran Darah Manusia

 

Arkian, seorang guru tengah memberikan pengajaran tentang peredaran darah. Ingin agar materi ajarnya dapat dipahami dengan lebih baik, sang guru menerapkan sebuah kiat.

 

"Perhatikan anak-anak, ibu akan berikan contoh penjelas. Jika, taruh kata, Ibu tegak berdiri dengan kepala di bawah, darah mengalir turun ke kepala. Dan segera saja muka Ibu kelihatan berubah memerah....."

"Benar, Bu Guru," serempak jawaban para murid.

 

Bu Guru: "Jika demikian halnya, mengapa pada saat Ibu tegak berdiri dengan posisi sebagaimana biasa darah tidak mengalir ke bawah lantas memerahkan kulit kedua kaki Ibu? Ada yang tahu? Silakan angkat tangan."

Ada beberapa anak murid tampak tunjuk tangan, tetapi Ibu Guru ini ingin lebih tahu isi kepala dua muridnya yang bernama depan sama: Sentot. 

 

Maka dipersilakan salah seorangnya yang lalu tegas berucap:

"Gampang sekali Bu. Kedua kaki Ibu tidak memerah, itu menandakan bahwa KAKI IBU TIDAK KOSONG."

 

Dengan berakhirnya jawab seorang murid Sentotnya, menjadi merahlah kedua belah pipi ranum Ibu Guru cantik itu. Bertambah cantiklah di pandangan mata sang murid yang diam-diam menyimpan kegembiraan di hati mengetahui candaannya mengena. 

Di lain pihak, si Ibu Guru cantik, pahamlah dia kosong-satu skornya kali ini dicandai murid bengalnya.

 

---oo0O0oo---

Tabik dan salam EDUMORana

 

Ttd & stempel resmi

Departemen Pendidikan Berkeadaban

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun