Mohon tunggu...
M. Edy Sunarto
M. Edy Sunarto Mohon Tunggu... profesional -

Jawa asli, masa kecil & sekolah di Jawa Timur. Be cheerful. edysmartpro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Indonesia] Lift Apartemen Eksklusif

4 Juli 2015   02:19 Diperbarui: 4 Juli 2015   02:19 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TKP: Lift salah satu apartemen eksklusif.
Waktu: Tengah malam hari Kamis malam Jum’at kebeneran langit mendhung. Gerah pengap.
Adegan: Di dalam lift turun-naik.

Malam Jum’at di Dalam Lift Apartemen Eksklusif

[caption caption="20150704 man-from-the-stars-1_inisajamo1DOTrssingDOTcom"][/caption]

Pagi belum lagi lama melewati tengah malam beberapa ketika ke belakang, masuk laporan anggota yang sangat membuat hati deg-deg-plas, jantung berdetak kencang. Anggota sendiri bilang tatkala kejadian berlangsung, syaraf dan otot sekujur tubuhnya serasa lemas, tangan bergetar tremor sedang kedua dengkul beradu hingga berbunyi...... Tragedi malam Jum’at dah pendeknya.

"Makanya pak, hati-hati jika tiba waktunya kudu patroli ke lantai atas," demikian anggota melanjut laporannya. "Naik lift aku gak akan lagi berani sendirian. Belakangan ini sepertinya semakin banyak saja kejadian yang aneh-aneh......"

Kisah misterius ini, laporan anggota berlanjut, terjadi kira-kira jam sebelasan lebih hampir jam dua belas kemarin malam.......tiba waktunya aku patroli ke atas. Memencet tombol lift, tidak lama salah satunya pintunya membuka. Kosong, tidak ada siapa-siapa di dalam. Melangkah masuk ya aku langsung memencet tombol lantai 21. Eh, entah lantaran sebab apa lift malah bergerak turun ke basement tempatnya lantai-lantai parkir mobil. Tiga lantai parkir bawah tanah dihampiri semua satu demi satu. Otomatis setiap berhenti pintu membuka. Tak ada orang sama sekali. Sepi. Otomatis pintu lift menutup sendiri. Hingga akhirnya lift bergerak naik, tiada tambahan orang sama sekali yang ikut menumpang lift, aku tetap sendirian.

Lift terus naik hingga mencapai lantai 5, dan berhenti,  mak serrr .... Serasa seperti entah siapa ada yang mengingatkan jika ya tepat di lantai 5 inilah yang belum sebulan silam ada peristiwa tragis.... Malah sampean kan pak yang memimpin evakuasi? Begitu pintu lift membuka byak, .....di luar lift seorang cewek yang aku bilang ayunya sungguh tak terkira, sudah berdiri menunggu. Lantas dengan senyum manis dia melangkah masuk lift, berdiri memojok tepat di belakangku.......

Lupa aku membalas senyumnya, aku malah melongo saja seraya mikir, heran....., selama ini bekerja disini ikut sampean pak, perasaan gak pernah aku bertemu anak perempuan ayu yang seorang itu di apartemen ini. Ah, ya sudahlah, dengan masih mencoba mengulur nalar, siapa tahu tamu famili atau apanya begitu dari yang empunya apartemen yang akan dia datangi entah di lantai berapa yah.... Mestinya ya 21 secara dia tidak memencet tombol sama sekali sewaktu masuk lift tadi. Koq ya kebetulan pula aku gak ingat untuk terlebih dahulu membaca buku tamu tadi sebelum meninggalkan pos.

Perasaan lama banget lift bergerak, baru saja melewati lantai 10. Tertiup angin dingin keluar dari plafon lift, semriwing membawa wanginya aroma kembang melati.... Maknyut. hampir saja aku mengira yang enggak-enggak, aku tepis sendiri, manakala ingat bahwa yang wangi itu adalah dari parfum cewek di belakang, sengngng.... Sempat kencang mampir di hidung waktu tadi dia lewat di sebelahku. Mengingat itu, beneran dah..... gak bakalan aku akan lupa dengan dia pak, andaikata bertemu lagi suatu saat.

Pengennya mengawali bicara kok gak enak, lantaran si cewek di belakangku juga diam saja. Ya sudah, jadilah diam-diaman saja kami berdua selama lift bergerak naik...................

Demikian lift melewati lantai 20 hampir mendekati lantai 21, .....  hidung ini mencium bau busuk bacin tak terlukiskan lagi bagaimana tepatnya dengan kata-kata, tak habis-habisnya memutar melingkar tertekan udara ac di dalam lift. Tersiksa benar hidung ini......... Mirip bau busuk apa yah? Tak lagi menunggu dikomando, bulu tengkuk mendadak tegak berdiri. Mendadak pula datang rasa merinding dari dalam. Membuat bergidik. Keringat dingin otomatis mulai terbit. Siapa lagi sumbernya......... Maka, seingat yang aku bisa, bibir ini segera saja komat-kamit melafalkan ayat-ayat kitab suci......

Pas di lantai 21 lift berhenti dan pintunya membuka, dengan mengerahkan segala keberanian yang tersisa, memompakan asupan motivasi positif ke pikiran, pelahan-lahan aku menoleh ke belakang pak. Pikirku toh aku bisa mendahului melompat dan lari seumpama menakutkan sekali wujud yang di belakang..... Bisakah sampean menebak pak, apa yang tampak?

Oooh Gusti Yang Maha Kuasa..... Di luar dugaan, untung saja tidak terburu pingsan aku pak, cewek di belakangku tadi nyaris tak kelihatan mukanya, tertutup oleh rambut panjangnya yang tergerai. Hiiiii.... Kupingku terus mendengar suara, dia ngomong. Lirih.

"Maaf banget ya mas....keburu sudah gak bisa ditahan. Aku tadi kelepasan kentut deh......."

"Hahahah.... Serius bener pak sampean menyimak," begitu anggota sekuriti menyadarkanku ketika memungkasi laporannya.

"Diamputtttt......!!! Kadung aku kira.....," menggantung kalimat terucap spontan dari bibirku. Tidak punya niatan sama sekali aku menggenapkan omong. Mendhing meraih gelas kopi tubruk senyampang belum sampai waktu imsak.

 

--- oo0O0oo ---

 

NB: Cerita mini seperti yang di atas ini, di kehidupan keseharian kita sejatinya banyak tersebar adanya. Segera saja diraih dan ditangkap, lantas tuliskan saja walau sekedar di kertas selembar. Jika tidak, atau luput dia kau jangkau, ide-ide tadi bakal beterbangan terus. Berbarengan dengan terbangnya kupu-kupu, burung prenjak dan ocehan lainnya, bersama........ lamunanmu sendiri.

Ya sudah. Sekian saja dahulu. Selamat berkarya.

Wass.
Jakarta, 4 Juli 2015.

 

ttd & cap stempel resmi

Departemen Kebahasaan Antar Anakbangsa



(Inspirasi: UBTM, Abdul Majid, 3/7)

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun