"Aku nggak tahu," jawabku pelan. "Mungkin... memang takdirnya harus ke kota ini ."
Dia mengangguk, tanpa menghakimi, tanpa menuntut penjelasan lebih jauh. Dan menimpal dengan kisahnya juga , kenapa dia memilih kota ini.
Jika aku tidak pernah menginjakkan kaki di kota ini, tidak pernah mengalami semua rasa sakit dan kesendirian yang aku alami, mungkin aku tidak akan pernah bertemu dengannya. Dan meskipun aku tidak tahu apakah dia akan ingat aku ketika aku pergi, aku akan selalu ingat dia. Orang yang, tanpa dia sadari, menguatkanku di saat-saat aku hampir menyerah.
Namun begitu, aku tetap harus realistis. Perasaan ini mungkin tak akan pernah berbalas. Mungkin, baginya, aku hanya orang asing yang kebetulan bertemu dalam perjalanan hidupnya. Tapi itu tidak apa-apa. Karena meski hanya sedikit, meski hanya sebentar, aku pernah merasa dunia ini baik-baik saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H